✿Memangnya Kamu Ini Pinguin?

72 6 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___

Teriakan menggema di seluruh lapangan pada Sabtu pagi, kekosongan pengajar olahraga yang berhalangan hadir karena kepentingan mendadak membuat seluruh kelas olahraga menjadi sedikit ricuh.

Satu-satunya yang membuat kericuhan adalah Jang Wonyoung, pom pom ditangannya yang berwarna putih dengan gradasi merah tampak imut bersanding dengan kuncir rambut miliknya yang berbentuk ceri.

Yuma yang berada di sisi kanan kembali menutup telinga saat Wonyoung mengangkat tinggi pom pom ditangan kiri, teriakan akan kembali menggema. Terkadang Yuma menerka-nerka apakah pita suara milik Jang Wonyoung terbuat dari jenis sel yang berbeda? Sebab sesering apapun ia berteriak suaranya tetap stabil di keesokan harinya.

"Dan satu dan dua ANGKAT!"

Jajaran pasukan cheerleaders di tengah lapangan langsung membentuk barisan, para siswa siswi yang sebelumnya berkerumun di tengah lapangan langsung menepi. Mengindari latihan dadakan dan tentunya panas yang mulai menyengat seiring matahari yang semakin condong ke atas.

"Eh, anggota yang lain nggak keberatan kalau kita pakai lapangan? Aku pikir mereka juga menginginkan lapangan ini untuk olahraga." Pertanyaan milik Shin Yuna dijawab oleh Lee Jiwoo, telunjuknya secara langsung mengarah pada jajaran pohon yang tertanam di sekitar tepi lapangan.

"Ada gossip panas setelah ini. Kamu nggak perlu takut."

"Ayo mulai, kakiku sudah gatal." Ajakan Danielle langsung ditanggapi oleh seluruh anggota. "Yuma kalau kamu nggak berniat latihan, jangan mengacau."

Yum memilih tidak acuh, menggosok telinganya yang gatal pada bagian dalam, Yuma melangkah mengitari lapangan utama yang luas. Ada permainan yang bisa ia ikuti, entah basket yang sedang kekurangan anggota ataupun futsal yang tidak memiliki jumlah anggota yang cukup.

Punggungnya bersandar pada kawat pembatas tiap lapangan yang memiliki perbedaan garis, menatap lurus pada beberapa teman-temannya yang sibuk merebutkan bola. Jemarinya menarik-narik kawat yang terlihat bengkok di beberapa tempat.

"Hoy, kamu nggak ikut?"

"Malas, nggak ada yang membuat tertarik."

Taki dengan seragam Sabtu miliknya tampak berdiri dengan semangat di sebelah Yuma. Menikmati pertandingan dadakan di sela-sela hukuman karena terlambat mengumpulkan tugas praktik, senyumnya terus mengembang saat beberapa kejadian terlihat lucu untuk dilihat.

Playlist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang