✿Tanda Tangan Yuju/Taki

47 6 6
                                    

Halo.
Ini Yuju dari 24kumi
Dan Takayama Riki dari Andteam.

:3


Pertengahan istirahat makan siang akan selalu menjadi saat-saat menakutkan bagi beberapa orang. Alasan keterlambatan bisa saja menjadi momok bagi mereka yang tertinggal untuk mengambil jatah makan yang disediakan.

Takayama Riki merutuk pada seniornya yang seenak hati menyuruhnya untuk mengambil bola di gudang. Letaknya sangat jauh dari kafetaria yang mana saat itu Taki sudah berdiri bersama Gaku dengan nampan di masing-masing tangan.

Meskipun Nicholas sudah meyakinkannya bahwa ia akan mengambil nampan ekstra untuk Taki saat ia kembali, Taki tidak pernah yakin. Apalagi setelah kejadian saat pertama kali masuk sekolah yang menghilangkan sepatunya. Nicholas pelakunya.

Sebenarnya juga bukan tanpa alasan kenapa ia diperintahkan untuk mengambil bola, usai jam istirahat makan siang berbunyi mereka akan langsung latihan. Ada perlombaan dengan sekolah lain di akhir Minggu, dan bagi Kei─ si kapten memotong beberapa jam pelajaran tidak akan membuat mereka tertinggal.

Jika saja Kei mengatakannya pada Haku ataupun Kyosuke, Taki yakin mereka tidak akan keberatan. Mengingat ingat pelajaran yang akan berlangsung siang ini, Taki sedikit menarik ujung bibirnya. Pengajar Sana pasti tidak akan keberatan jika ia melewatkan pelajaran sejarah untuk hari ini, dan pengajar Shin juga pasti memakluminya saat Kei meninggalkan izin kepada masing-masing guru di jam pelajaran yang berganti.

"Kau sakit?" Euijoo yang baru saja melemparkan kotak susu pada kotak sampah yang terletak tidak jauh sedikit mengernyitkan dahi saat Taki muncul dengan keranjang bola dibelakangnya. "Senyum mu agak aneh."

"Mungkin baru saja bertemu Jaleh, aku dengar dia naksir berat sama cewek itu." Sahut Ruka dari kursi lain.

Ya, berita lama. Lagipula anak kelas sepuluh mana yang tidak jatuh cinta dengan cewek itu? Menyadari bahwa keduanya satu kelas saja sudah membuat Taki tidak tidur semalaman saat tahu bahwa Jaleh duduk tepat di depannya bersama Youngeun.

"Oh iya, makanan mu. Sesuai janjiku, ini ekstra susu." Segelas smoothies Nicholas letakkan di sebelah nampan yang masih utuh isinya. Ada kue lemon yang terletak di dekatnya. "Yuju yang memberikannya, tadinya banyak tapi hanya tersisa satu."

Taki tidak banyak berkomentar mengingat mereka semua adalah anak laki-laki yang masih dalam masa pertumbuhan, hal yang lumrah jika ada anggota yang tidak kebagian makanan saat semua anggota sedang berkumpul di salah satu kedai.

Ngomong-ngomong soal seniornya yang satu itu, Taki sebenarnya cukup menyukai laki-laki itu. Meskipun sikapnya sedikit arogan dan suka memerintah seenaknya, tapi beberapa perhatian sering mereka dapatkan saat latihan. Entah tambahan air, ataupun waktu istirahat. Setidaknya dibalik sikapnya yang tidak begitu menyenangkan, ia masih memiliki beberapa hal positif yang patut Taki beri tanda bahwa ia termasuk laki-laki yang baik.

Beberapa anak kelas sepuluh yang baru saja masuk dalam tim memang tidak ada yang pernah berbicara dengan Yuju dalam tanda kutip tentang sesuatu di luar latihan. Kebanyakan hanya bertanya jadwal latihan dan hal-hal yang diperlukan saat akan bertanding. Anak itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama senior kelas dua yang tergabung dan beberapa orang dari kelas tiga.

"Kau masih lama?" Pertanyaan yang jelas Kei tunjukkan untuk Taki dibalas anggukan. "Segera menyusul setelah selesai, sisanya langsung ke lapangan."

Kafetaria yang telah sepi berangsur sunyi, meninggalkan beberapa orang petugas kafetaria yang membersihkan nampan kotor serta peralatan lainnya.

"Idiot, sudah kubilang pengajar Han bukanlah orang yang penyabar." Di dekat pintu ada Nicholas yang sedang berbicara dengan Yuju, terdengar sebuah ejekan saat Taki mendengarnya. Itu cukup besar disaat kafetaria telah sepi. "Yah, semoga senior Fuma nggak marah saat tahu nilaimu di pelajaran sastra Prancis sedikit turun. Lisensi pertandingan mu bisa saja diambilnya." Tawanya mengudara saat melihat wajah Yuju tertekuk kesal. "Ada satu junior di dalam, sekalian saja kalian pergi bersama, anak itu yang senior Fuma bilang pernah tersesat." Meskipun Taki yakin jika Nicholas mengatakannya dengan nada berbisik, suaranya masih terdengar sampai ke telinga Taki yang tengah menahan kesal lantaran kejadian itu kembali diungkit.

Bersamaan dengan perginya Nicholas, dua orang gadis dari kelasnya masuk, salah satunya tengah berkutat dengan vending machine di sudut kafetaria dan satunya ke rak roti yang menyisakan beberapa potong di nampan.

Han Jihyo yang baru saja membuka kaleng minumnya melirik Taki yang duduk sendirian di meja dan Yuju yang berdiri di tempat antrean makan siang secara bergantian.

Bukan berita bagus untuk Taki, ia tahu arti tatapan itu. Secepat kilat Han Jihyo berlari untuk meletakkan sebuah buku bersampul merah muda dan sebuah spidol hitam yang tergantung di dalamnya.

"Jangan menghindar, pengajar Sana akan datang beberapa menit lagi. Aku minta tolong ya, satuuuuuu saja." Kedua tangannya mengatup, memohon agar Taki mengabulkan permintaannya. Lagipula bukan hal sulit.

Panggilan dari Jang Yeseo yang telah berada di dekat pintu dengan roti serta sekaleng minuman sari buah ditangannya memaksa Han Jihyo untuk beranjak, yang sebelumnya meninggalkan tatapan permohonan untuk Taki.

Sebenarnya bisa saja Taki menolak dengan berbagai alasan, jika saja selama semester satu berlangsung ia tidak mendengarkan beberapa anak perempuan di kelasnya yang tergila-gila dengan senior Yuju, dalam kasus ini Han Jihyo termasuk di dalamnya.

Beberapa terlalu malu untuk meminta tanda tangannya, dan yang lain merasa jarang melihat senior Yuju berada di area sekolah.

Keduanya makan cepat-cepat saat suara Kei terdengar. Jika saja toleransi ini tidak diberikan, Taki yakin Kei akan menariknya secara paksa ke lapangan untuk berlatih.

Begitu Yuju berdiri untuk meletakkan nampan, Taki langsung menyusul di belakangnya. Sesekali menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk mengurangi kegugupan dan bingung yang datang secara tiba-tiba.

"Senior." Jemarinya menarik ujung baju Jersey yang dikenakan Yuju, "Boleh minta tanda tangan?"

Yuju melirik sekilas buku merah muda yang Taki sodorkan kemudian beralih menatap Taki yang terlihat gugup. "Punyamu?"

"Eee ... salah satu teman kelasku."

Yuju menarik sebelah sudut bibirnya, membuka halaman secara acak kemudian menuliskan sesuatu di dalamnya.

Taki kira ini akan sulit, mengingat sifat Yuju yang arogan dan tidak suka saat orang lain mengganggunya dengan hal tidak penting. Senyumnya mengembang saat Yuju kembali menyerahkan buku merah muda itu kepadanya, "Terimakasih banyak seni─ EH!" Taki membelakak melihat tulisan di dalamnya, alih-alih tanda tangan nama sebuah toko lah yang Yuju tulis. Lengkap dengan logo kebanggaan di bawahnya dan emoji tertawa di dekatnya. Ini ejekan ya?

"Terimakasih kembali." Senyumnya sekarang terlihat menyebalkan di mata Taki.

"Anu ... bisa kah senior men─ EHH ADUH!" Suaranya sedikit melengking saat Yuju tiba-tiba mencengkeram pipinya dengan kuat.

Sebuah benda dengan ujung lancip dan lembab menggores pipi Taki agak panjang, dilanjutkan beberapa titik dan bulatan di pelipis serta bawah matanya.

"Nah, sudah." Taki menganga tidak percaya. Yang benar saja seniornya satu ini. Kekesalannya bertambah saat Yuju menunjukkan tulisan permanen pada spidol yang sebelumnya Han Jihyo berikan.

***


"Waw, aku nggak tahu kalau kau ngefans berat sama senior Yuju." Shin memotret Taki kemudian menunjukkannya pada si pemilik poto. Taki bisa melihat nama Yuju yang tertulis memanjang dalam bentuk tanda tangan di pipinya hingga ke pelipis dengan beberapa ornameh khas tanda tangannya serta sebuah bentuk love di bawah mata.

Ini akan jadi latihan yang berat untuknya, apalagi setelah kedatangan senior Nicholas dan beberapa anggota tim yang baru saja menyelesaikan sprint.



───
Hope you like it babe ( •ω•ฅ)♡

_
Hahahaha ...
Fanfiction ini berasal dari salah satu fanart di Twitter yang lewat di tl secara nggak sengaja.

Lucu banget.

Ngomong-ngomong ada yang adopsi anak-anak kuu nggak di sini. Dibuat versi panjang.

Pengen bangettttt
૮₍⇀‸↼‶₎ა

Kamu bisa DM aku buat keterangan lebih lanjut
😉

Playlist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang