Chapter 3 : Tendrils in the Swamp

454 51 3
                                    

Naruto adalah ahli dalam penggunaan Oiroke no jutsu. Mata dengan iris biru cemerlang seperti langit cerah, rambut keemasan lurus terurai, kulit yang beberapa derajat lebih pucat seperti tidak terkena sinar matahari selama sepuluh tahun, lalu dada dan pinggul yang hanya dimiliki oleh wanita dewasa. Dilihat dari sisi manapun, fisik dan wajahnya perwujudan sempurna dari Oiroke no jutsu

Apakah aneh jika ia ingin mengintip dirinya sendiri di onsen?

Astaga, tentu saja itu aneh!

"Kenapa aku malah jadi seperti ini?" gadis itu meratap.

Uzumaki Naruto yang super tampan dan hebat, mengapa berubah jadi perempuan? Apa ini hukuman dari dewa karena dia terlalu sering menggoda laki-laki dengan oiroke no jutsu?

"Lalu," ujar Naruto seraya memandang pakaian dan pernak-pernik yang mulai dipasang di rambutnya. "Seharusnya kemarin aku menolak datang ke tempat ini," rengek Naruto. Ia benar-benar kedengaran seperti seorang gadis sekarang, tapi jiwa pria mana yang tidak akan tertekan jika didandani seperti perempuan?

Tiga hari lalu mereka berpamitan dengan Izumi-san. Ketiganya berjanji akan bertemu kembali di persimpangan desa dekat perbatasan dengan negara Shimo (Salju). Kyoga kemudian mengajaknya ke suatu tempat yang ternyata memerlukan perjalanan satu setengah hari. Naruto mengeluh kelaparan sepanjang jalan, namun Kyoga dengan baik hati memberikan semua bekal bento meskipun rasanya tidak enak.

Wajah laki-laki itu merah padam. Apa dia kena demam di musim gugur?

Mereka tiba di sebuah distrik yang pada malam hari penuh gegap gempita pengunjung dan cahaya lampion. Naruto mengikuti Kyoga ke salah satu bangunan mewah di distrik itu. Awalnya ia tidak menaruh curiga ketika memasuki gerbang, namun sekumpulan pria mabuk, wanita berhias dandanan tebal, dan papan plakat yang jelas-jelas bertuliskan Okiya no Hana rasanya cukup membuat Naruto berteriak dramatis.

Dia bukan Uzumaki Naruto sekarang, melainkan Naru si gadis pengemis. Kyoga dengan mudahnya mencegah Naruto kabur dengan membawanya seperti karung beras.

Oh, tidak! Apakah Kyoga benar-benar akan menjualnya menjualnya ke rumah hiburan?

Dari situ Naruto dibawa melewati ruangan hingga tiba di ruang yang dihubungkan tangga. Disana mereka bertemu dengan dua Meiko. Meiko—calon Geiko (Geisha) biasanya gadis remaja yang kemudian dilatih Oiran untuk menjadi seniman penghibur.

Tempat yang sebelumnya Naruto pikir adalah distrik ramai ternyata adalah distrik hiburan. Karena fisik Naruto sekarang lebih menyerupai perempuan, maka menurut Kyoga tempat ini adalah tempat yang paling mudah dan murah bagi gadis muda sepertinya untuk beristirahat dan mendapatkan pakaian yang layak. Kentara sekali Kyoga percaya diri karena mengenal Oiran pemilik Okiya ini.

Alih-alih merasa tenang, penjelasan Kyoga malah membuat Naruto semakin curiga. Hanya pria mesum yang mengenal tempat-tempat mesum. Meskipun begitu Naruto tidak punya pilihan, sebagai pengemis ia tidak bisa jual mahal.

Mereka kemudian dibawa ke ruangan pemilik Okiya di lantai dua. Wanita pemilik Okiya itu kelihatan masih berusia tiga puluhan, meskipun Naruto yakin usianya tidak jauh dari nenek Tsunade. Ia berjalan dengan langkah anggun, dan suaranya berdesir mengerikan seperti para penagih hutang. Wanita itu melihatnya dari atas ke bawah lalu berjalan mengelilingi Naruto. Matanya berkilat penuh minat pada rambut Naruto yang panjang.

"Hm, dua kamar tidur. Dua kali makan untuk masing-masing, dan permak gratis untuk gadis ini. Sebagai gantinya, aku mau rambut gadis ini sebagai imbalan."

Naruto dan Kyoga sama tercengangnya mendengar tawaran Nyonya pemilik Okiya. Apa rambutnya memang bisa dijual semahal itu? Seharusnya Naruto menjual rambutnya dari dulu! Ia bahkan bersedia digundul saat itu juga. Akan tetapi pemilik Okiya hanya memotongnya sampai ke punggung. Wanita itu juga mengambil setengah jengkal rambut di dekat telinga kanan dan kiri Naruto lalu membungkusnya dengan kain terpisah.

Legend of The Great Shinobi's Hero (Rewriten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang