☆Quatre☆

217 26 6
                                    

Semilir angin menembus masuk ke baju nya yang tanpa lengan, hingga rambut nya bergesekan dengan kelopak mata.

Hyunsik merenung di balkon kamarnya, begitu banyak rintangan yang kini dia lewati. Ingin rasanya dia pulang, memeluk ibu dan ayah nya tercinta. Namun, itu hanyalah angan-angan.

Misteri tentang hilang temannya saja belum terungkap, bagaimana dia bisa pulang dengan hati gembira?

Manik hitamnya tersirat kesedihan, tangan nya menggenggam satu amplop kecil yang Wain beri diam diam.

Amplop itu di beri Wain yang tiba tiba masuk kamarnya dan izin menginap di rumah temannya, awalnya Hyunsik heran.

Karena Wain juga bilang kepadanya 'Dalem nya ada surat, itu penting. Sebuah petunjuk yang mengungkap rahasia gue... Kak... Lo satu satunya orang yang gue percaya!'

Dan setelah Wain berkata demikian dia langsung pergi kerumah temannya tanpa kendaraan, Hyunsik tidak mencegah atau bertanya lebih langsung karena dia terdiam di tempat.

Hyunsik putuskan untuk membuka amplop itu, didalamnya ada surat dari kertas HVS berukuran 5×5 dan bertuliskan suatu alamat, yang ia yakini itu adalah alamat rumah Wain.

Tunggu alamat rumah Wain?! Untuk apa? Memang sih, mereka tidak pernah mengunjungi rumah Wain.

Tapi kalau Wain benar benar bilang kepadanya ingin kerumah temanya, harusnya alamat itu rumah temanya dong? Tapi ini alamat rumah dia sendiri, jadi bingung!

Jl. Calling VI, gang special love. Rumah no 25. Rumah cat putih, emas.

Rumah gue!


















































Pukul 2 sore, mereka sudah duduk apik bersama sama. Di meja kopi terletak 3 amplop surat 1 buku diary dan 1 benda pipih berjuluk ponsel.

Dapat Zayyan tebak topik pembicaraan kali ini.

"Ada yang punya petunjuk lain tentang Wain?"

Zayyan mengangguk. "Saat gue di kantor polisi tadi, mereka kasih tau gue. Tugas pencarian Wain belum dapet titik terang karena gak ada petunjuk, but polisi ngerasain kejanggalan sama seluk beluk keluarga Wain,"

Lex mengangguk. Membuka satu persatu surat di meja. Pemuda dengan senyum manis itu membuka surat bercover putih dengan corak coklat pertama, didalamnya ada dua foto.

Foto pertama berukuran A6, foto itu adalah foto rumah yang mengalami kebakaran. Mereka yakini itu bukanlah rumah Wain sendiri ataupun tempat tempat tertentu yang mereka kunjungi, di sebalik foto tertulis kalimat:

'A burning soul, like a rotting house destroyed by fire!'

Dan di foto satunya adalah foto bunga anyelir, dan mereka tau itu adalah bunga yang swa fotonya di ambil dari vas bunga kamar Wain di kostan ini.

"Ini bunga anyelir yang Wain rawat di kamar nya, kan?" Tanya Zayyan.

Sing mengangguk "Betul, tapi buat apa kak Wain foto?"

"Gabut kali," Jawab Leo yang tidak berguna.

Di amplop ke dua dan ketiga berisi satu catatan.

Di amplop ke dua dan ketiga berisi satu catatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Wanted Person | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang