☆onze☆

199 26 11
                                    

Hujan di pagi itu turun berlomba lomba. Tak merasa kasihan sedikitpun akan Matahari yang menghilang karena nya. Seperti nya benar apa yang pujangga bilang bahwa Hujan adalah tanda kesedihan.

Karena mereka datang membawa kabar yang tak bisa di tebak. Di bawah bayangan payung hitam mereka berdiri menatap nisan bertuliskan nama temanya.

Kim Davin
2002-2024

Tanah merah berubah menjadi coklat akibat kebasahan air hujan. Sing menatap kosong ke nisan itu, sebenarnya.. apa yang terjadi sekarang?

Coba bangunkan dia dan bilang bahwa ini hanya mimpi. Sing kehilangan teman sekamarnya yang berisik dan norak itu, teramat sangat.

Mereka sekawan sangat bingung dengan kejadian tak terduga ini. Temanya, Wain bahkan belum di temukan dan sekarang? Davin mati meninggalkan mereka. Ah apa takdir sedang bermain main?!

"Gue mau pulang," lirih Sing bangkit dari jongkoknya.

"Gue juga.."

Lex mengangguk membiarkan Hyunsik, Sing dan Beomsoo pulang. Niat nya Dia akan pergi ke kantor polisi bersama Zayyan.. ya karena hanya anak itu yang Lex percaya.

Setelah Hyunsik, Sing dan Beomsoo pergi, dia ikut pamit bersama Zayyan pada Leo dan Gyumin yang katanya masih ingin berada di kuburan. Awalnya Lex mengomel tak ingin mereka sakit karena cuaca hujan deras, tapi Lex menyerah sendiri akibat kepala mereka yang sangat keras.

Keadaan yang sunyi sepi dan hanya ada suara hujan. Keheningan berada tepat di tengah antara Gyumin dan Leo.

Gyumin melihat pemuda yang lebih muda dua tahun darinya itu, Dia sedang melamun dengan tatapan kosong, Sekosong chat mu.. g.

"Maaf.."

Gyumin berucap pelan entah di dengar atau tidak oleh pemuda Hongkong itu. Tangan kanan nya bergerak memindahkan payung ke tangan kirinya.

Leo menghembuskan napasnya dengan berat, "Buat apa?"

"Masalah kemarin pagi. Gue tau gue pecundang gak berani minta maaf, dan udah marah marah gak jelas sama lo." Gyumin menundukkan kepalanya, "Lupain aja! Gue udah maafin lo." Balas Leo menatap Gyumin.

"Ada sesuatu yang harus gue kasih tau lo. Gue cuman percaya sama lo, walaupun kemarin lo bikin gue emosi kak, tapi sebelumnya kita jangan disini!"

Gyumin mengernyitkan kerutan di dahinya, "Apa?! Kenapa gak disini?!"

Leo menggeleng dan bangkit di ikuti Gyumin, "Jangan nanti readers nguping," jawab Leo.

"Di perempatan sana ada cafetaria, kita ngomong disana aja!"

Begitu sampai di cafetaria dengan baju──ralat, Kemeja hitam yang sedikit basah terciprat air hujan mereka duduk di bangku paling ujung dekat jendela.

"Ini menyangkut Kak Wain, kak. Jangan kasih tau siapapun.. atau lo mati!"

Gyumin melotot begitu dengar ucapan Leo, dengan cepat dia mendekat dan memeriksa bahwa tidak ada siapapun yang mendengar selain mereka sendiri.

Setelah itu Leo membuka obrolan penting nya dengan plot twist, plot twist yang tidak di sangka sangka Gyumin.




































matikan data buat yang suka takut!

Keadaan Kosan gelap sekali sekarang. Berantakan dan amburadul tidak jelas, beruntung nya genangan darah dari Davin telah di bersihkan oleh Polisi.

A Wanted Person | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang