Bagian 15 : Let Him Go

425 73 38
                                    

"Bible matikan ponselmu, itu sangat mengganggu."

Build yg masih mengantuk semakin merapatkan kepalanya pada bantal karena terganggu dgn suara ponsel yg sejak tadi bergetar.

"Bible..."

Karena tidak ada jawaban, Build meraba tempat disampingnya masih dgn matanya yg tertutup rapat. Tidak ada orang disana, Build menghela nafasnya kesal.

"Kemana dia?"

Build akhirnya bangkit, melirik tempat kosong yg ditinggalkan oleh Bible entah kemana. Build merenggangkan otot ototnya, tubuhnya terasa sangat lelah. Pria yg masih bertelanjang dada itu melirik dinding, memperhatikan jam yg sudah berada pada angka sepuluh malam lewat.

Ponsel yg mengganggunya tadi kembali bergetar. Build mulai memutar-mutar tubuhnya hingga memeriksa dibawah selimut untuk mencari ponsel tersebut.

"Blue?"

Dan ternyata ponsel miliknya sendiri lah yg sejak awal mengganggu tidurnya.

Nama Blue muncul diatas layarnya, Build sempat memandanginya sebentar sebelum menggeser tombol untuk menerima panggilannya.

"Blue, ada apa?"

Senyum yg tadinya tersungging perlahan mulai Build turunkan setelah mendengar penjelasan Blue melalui panggilan mereka. Entah apa yg dikatakan oleh mantan kekasihnya itu hingga membuat Build terburu-buru untuk segera menuruni ranjangnya setelah panggilan berakhir.

Rasa lelah dan sakit pada tubuhnya seketika menghilang begitu saja setelah Blue menghubunginya. Dengan tergesa-gesa Build memakai pakaiannya, merapikan rambutnya yg berantakan serta memakai sepatunya.

Tujuannya hanya satu yaitu menemui Blue saat itu juga. Build sangat mengkhawatirkan mantan kekasihnya.

Belum sempat Build menyentuh pegangan pintu dan membukanya, Bible sudah lebih dulu masuk kedalam sana.

"Ada apa?"

Build sempat ragu untuk menjawab Bible. Mereka baru saja memperbaiki hubungan mereka, haruskah Build merusaknya lagi?. Tapi sudahlah, dia akan menjadi orang yg tidak tau diri untuk saat ini dan akan meminta maaf lagi setelahnya.

"Bible... Bisakah kau mengantarkan ku menemui Blue, sekarang?"

Bible hanya diam, Build tau pria dihapannya itu pasti sedang menahan emosinya. Bagaimana tidak, baru beberapa jam yg lalu Build mengatakan untuk memastikan perasaannya pada Bible. Tapi sekarang Build justru ingin menemui pria lain seakan memperjelas bahwa Build memang tidak memiliki perasaan apapun pada Bible.

"Aku mohon, terjadi sesuatu pada Blue dan aku sangat khawatir padanya. Aku harus menemuinya tapi papi pasti tidak akan mengizinkanku untuk pergi kalau tidak bersama denganmu."

Build menggenggam kedua tangan Bible, memohon agar Bible mau untuk pergi bersamanya. Bible menghela nafasnya pasrah, jika ini memang yg di inginkan oleh Build maka dia akan menerimanya.

"Baiklah."

Dengan berat hati Bible akan membantu Build untuk menemui cinta lamanya. Bodoh memang, tapi apalagi yg bisa Bible lakukan? Memaki Build karena masih mencintai Blue? Tidak akan ada gunanya, pikir Bible.

Jika Build masih tidak bisa menyelesaikan masalalunya, maka Bible yg akan menghentikan harapan untuk masadepannya dgn Build.

Bible memperhatikan tempat dimana Build memintanya untuk mengantarkannya tadi. Rumah sakit, untuk apa Build datang kerumah sakit?

"Kenapa kita ke...."

Bahkan Bible belum sempat menanyakan apapun tapi Build sudah keluar dari dalam mobil tanpa menoleh sedikitpun pada Bible. Bible hanya tersenyum miris pada dirinya sendiri.

a Love Untold [𝓑𝓲𝓫𝓵𝓮𝓑𝓾𝓲𝓵𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang