Bagian 23 : Wedding Plan

456 53 37
                                    

"yang ini juga bagus."

"Tapi ini juga terlihat lucu."

"Tunggu tunggu, dia pasti akan terlihat sangat manis jika mengenakan yg ini."

"Ya benar, warnanya sangat lembut."

"Untuk dekorasinya..."

Build yg merasa ketenangan dalam tidurnya terganggu pun mulai mengerjapkan matanya berkali-kali. Build melirik jam di layar ponselnya, bahkan angkanya belum menyentuh angka tujuh. Bukankah ini terlalu pagi untuk berisik di rumah orang?

Dengan sedikit sempoyongan dan mulutnya yg berkali-kali menguap, Build berjalan menjauhi ranjang bermaksud untuk keluar dan memastikan siapa orang orang yg membuat tidurnya terganggu. Awalnya Build pikir itu adalah Bible yg berisik, tapi setelah dia periksa Bible tidak ada di dalam kamarnya.

"Sejak kapan kalian disini?"

Build mengusap matanya yg belum terbuka sempurna untuk melihat dua wanita yg sedang duduk di atas sofa dgn beberapa majalah yg berserakan di meja. Dari sampulnya saja Build sudah tau itu adalah kumpulan majalah tentang pernikahan. Memangnya siapa yg akan menikah? Pikir Build.

"Sayang, sudah bangun?"

Ibu mertua Build bangkit dari duduknya, berjalan cepat menghampiri menantunya yg baru saja keluar dari dalam kamarnya.

"Kemari, duduk disini."

Build dudui di tengah-tengah ibu Bible dan juga ibunya sendiri. Keduanya tampak begitu ceria dan antusias, bahkan mami Build sempat mengusap perut anaknya itu untuk menyapa cucunya.

"Lihat ini, menurutmu mana yg paling bagus?"

Ibu Build menunjukkan beberapa gambar setelan tuxedo mewah pada putranya. Build yg bingung untuk apa dia harus memilih hanya bisa membolak balikan kertas tersebut.

"Apa kita akan ada acara penting?"

Biasanya sang ibu memang akan repot repot meminta Build untuk memilih setelan baru setiap kali mereka akan ada acara penting atau pertemuan pertemuan lainnya. Mungkin itu lah kenapa sekarang dia diminta untuk melihat lihat setelan mana yg dia suka.

Seolah menutup telinganya, kedua wanita itu tetap sibuk membuka majalah lainnya tanpa menjawab pertanyaan Build.

"Minum dulu."

Build mengangkat kepalanya, menatap Bible yg baru saja datang dari arah dapur dgn segelas susu hangat dan juga semangkuk buah yg sudah di potong kecil kecil. Build menerima susu hangat yg di buatkan oleh Bible.

Sebenarnya Build masih melancarkan perang dinginnya dgn Bible meskipun sudah dua hari terlewat sejak perdebatan mereka tentang Bible yg tidak menemani Build ke dokter. Bible juga sudah menjelaskan alasan kenapa dia sampai tidak bisa mengantar Build. Namun entahlah, rasanya Build masih ingin marah pada Bible. Padahal jika di pikir pikir lagi itu bukanlah masalah yg perlu di besar-besarkan. Bible sudah berkata jujur pada Build tentang dirinya yg tertidur di apartemen Earth. Juga Build yg biasa saja setelah Bible menjelaskan.

Harusnya kesalahpahaman itu selesai disana bukan?
Tapi entah kenapa Build masih enggan untuk berbicara dgn Bible. Kasihan juga melihat Bible yg terus membujuknya untuk berhenti marah. Tapi setiap kali Build ingin berbicara dgn Bible perutnya pasti akan mual dan berakhir memilih untuk diam. Mungkin anak di dalam kandungannya juga ingin menghukum ayahnya karena sudah mengingkari janjinya hari itu.

"Jangan terlalu mewah, Ma. Aku tidak mau tamu terlalu banyak."

Bible mulai ikut berpendapat saat ibunya menyarankan acaranya di gelar di sebuah hotel mewah dan mengundang ratusan tamu. Sementara Build yg masih tidak mengerti hanya bisa melemparkan pandangannya bergantian kearah dua wanita di sampingnya serta Bible yg duduk berhadapan dgn mereka.

a Love Untold [𝓑𝓲𝓫𝓵𝓮𝓑𝓾𝓲𝓵𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang