Chap 3

237 20 0
                                    

Dis©laimer : Mr.Masashi.K
Chara : Naruto all carac

*

*

*

*

*




Langit senja setelah hujan yang siang tadi mengguyur kota konoha, seorang gadis tengah menatap langit senja sembari dirinya duduk dibawah pohon rindang

Matanya menatap sayu pada langit yang berubah jingga, bibirnya terlihat bergetar, pupil mata gadis itu terlihat memerah tanda ia tengah menahan air mata  yang kapan saja siap terjun

Tak jauh dari tempatnya, ada sosok seorang pria yang tengah menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Pria itu akhirnya melangkah mendekati gadis itu dengan wajah yang semula datar, kini tampak lebih hangat

"Rin-" ujar pria itu, ia kini berdiri di belakang pohon yang gadis itu duduki bawah pohonnya

Merasa namanya dipanggil, gadis itu pun menoleh kebelakang. Matanya membulat seketika

"Obito-kun"

Obito kembali berjalan mendekati Rin yang kini sudah berdiri dari duduknya, nampak wajah gadis itu yang tampak kacau, dan Obito tak sebodoh itu hingga tak tau penyebab kekacauan raut wajah gadisnya, ya gadisnya. Karena mereka masih berpacaran

Obito cukup lama termenung setelah pertemuan nya dengan duo murid Tsunade tadi siang, ia tak langsung menemui sang pujaan hati, apalagi menemui sahabat nya. Ia hanya termenung di rumahnya, karena ia merasa... Ia perlu menyiapkan hati untuk bisa bertemu kedua sahabat nya ini, yang mungkin saja sudah menjadi kekasih semalam. Entah lah, Obito tak ingin memusingkan itu. Aneh...

"Aku pulang-" hanya kata itu yang mampu Obito ucapkan, sambil ia merentangkan tangannya agar gadisnya segera memeluknya

Rin pun mengerti, ia langsung berhambur kepelukan sang kekasih. Rin mengeratkan pelukan nya dan membenamkan wajahnya di dada bidang Obito

'Hangat' pikirnya saat merasakan usapan lembut dipunggungnya dari telapak tangan besar Obito

"Bagaimana keadaanmu?-" lagi Obito hanya mampu mengucapkan dua patah kata, Rin pun mengangguk dalam pelukannya

"Baguslah, aku khawatir jika kau tak makan atau tidur teratur, atau kau terlalu memaksakan diri untuk bekerja, aku tak mau jika kau sampai sakit-" tutur Obito lembut

Rin melepas pelukan mereka, ia menatap intens pada Obito, begitupun sebaliknya, Obito pun menatap dalam pada mata hazelnut milik Rin

"aku mencintaimu Rin, sangat... Sangat mencintaimu!" ujar Obito masih dengan tatapan mata yang dalam

Rin tertegun, matanya menelisik seolah tengah mencari kebohongan di dalam mata sehitam jelaga itu, namun ia tak kunjung menemukan nya. Obito sangat berkata jujur padanya

Hening yang lama membuat atmosfire terasa mencekam, hingga Rin menangkup kedua pipi Obito

"Miliki aku Obito-kun! Bawa aku kemana kau mau-" spontan Obito melepas pelukannya dipinggang Rin

"Ap-apa?-" tak percaya dengan indra pendengarannya, Obito mundur perlahan

"Obito, bukankah kau bilang kau mencintaiku. Kalau begitu, miliki aku seutuhnya Obito-" entah apa yang dipikirkan oleh gadisnya, namun segera saja Obito menggeleng dengan tatapan kecewa dan tatapan... Entah lah, tak terbaca oleh Rin

"Hiks... Hiks-" seketika tubuh Rin ambruk, dengan suara isak tangis yang terdengar memilukan. Obito pun terkejut melihatnya

"Gomene Obito hiks ku-kupikir setelah kita berpacaran, aku bisa melupakan Kakashi hiks hiks tapi i-itu tak bisa Obito gomene hontou ni gomenasai hiks aku... Aku tak bisa bersamamu Obito, diriku yang sekarang bukanlah diriku yang dulu, aku bukan gadis lagi Obito... A-aku dan Kakashi hiks ka-kami sudah berhubungan s-selama satu tahun tanpa setatus-- go-gomene hiks a-aku malah membuatmu menjadi pelarian saja-"

Telinga Obito terasa berdengung mendengarnya, hatinya seolah retak bagai dicabik-cabik, kepalanya pun terasa pening. Obito menatap kosong gadis-- wanita yang kini masih terpuruk dengan keadaan nya

Pikirannya berkecamuk, banyak hal yang ia sesali, namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur, bagaimanapun Obito masih mencintai Rin

Seketika sharingan nya aktif, pola sharingan itu berputar dan membentuk seperti shuriken tiga dewa, ia bisa merasakan chakra alam disekitarnya, termasuk

"......."

Setelah beberapa saat akhirnya tangisan Rin mereda, saat wanita itu mendongak ia bisa melihat pria yang ia khianati dan dustai cintanya tengah berjongkok menatapnya lembut, sangat lembut, hingga membuat rasa lembut nan hangat yang dirasakan wanita itu bagai penjara bara api yang menyakitkan

Lihatlah mata onyx itu, lihat betapa tulusnya kehangatan itu, dan bodohnya ia malah menyianyiakan cinta yang tulus dan malah mengejar cinta semu yang tak ada ujungnya

"Rin... Maukah kau menikah denganku-"

Dheg!

Mata hazelnut itu melebar dengan pupil mata yang bergetar, lidahnya terasa kelu, hatinya terasa sakit.

"O-Obito... Ka-kau-" Rin masih tak percaya sekaligus tak mengerti akan jalan pikir pria ini, seberapa dalam cinta yang ia miliki untuk dirinya? sehingga membuat dia bersedia menikahinya, dan menanggung kesalahan yang bukan tanggung jawabnya

Tunggu! Rin baru sadar jika ia tak memberitahu apapun kepada Obito, tiba-tiba pria itu mengajukan lamaran pernikahan? Ah clan Uchiha itu sangat peka akan chakra. Rin kembali tersadar, ia menatap mata Obito yang masih melembut itu

"O-Obito-" Rin menutup mulutnya dengan kedua tangannya

Tangan Obito menyentuh perut rata Rin, dengan lembut ia mengusapnya

"Jagoan kecil akan sangat membutuhkan sosok seorang ayah-" ucapnya kini sambil terus mengusap perut rata Rin dengan sayang

Sebenarnya Obito sangat marah, kecewa dan ia ingin meluapkan semuanya, ia merasa ingin menghancurkan sesuatu atau membunuh seseorang, namun saat ia menyadari keadaan Rin yang sebenarnya, ia kembali melemah. Ia akan melakukan pelampiasan itu... Nanti...

Tidak sekarang, apalagi dengan kondisi Rin yang sekarang, ia harus berfikiran jernih dan mendinginkan kepalanya. Obito tau tabiat keras Kakashi, jelas Kakashi tak memiliki rasa pada Rin, ia hanya ingin memuaskan libidonya, ia juga tau jika sebenarnya Rin pasti sudah meminta pertanggung jawaban pada Kakashi namun, dengan gaya hidup Kakashi yang bebas. Ia tak mungkin menginginkan berkeluarga sebelum ia memang membutuhkan keluarga, itulah persepsi Obito tentang sahabat peraknya, ia yang menyimpulkan sendiri

Rin semakin terisak, kali ini isak tangisnya semakin pilu. Ia meraung didekapan Obito

Kata 'maaf' terus saja terucap dari bibir ranumnya, dan Obito pun dengan sigap menenangkannya

"Besok aku akan meminta izin pada godaime-sama, atas pernikahan kita. Bagaimana pun, kau tak bisa melahirkan tanpa adanya suami-" ujar Obito final, ia sudah memutuskan, maka tak akan ada yang bisa membantahnya ataupun merubahnya

Rin hanya mengangguk pasrah, ia tak mampu berucap, ia hanya pasrah akan takdirnya. Dalam hati, ia sungguh bersyukur karena ada Obito, yang rela menjadi pengganti.

'Kami-sama, aku harap, aku bisa lebih bersyukur dan aku bisa membalik cinta ini untuk pria sebaik Obito' Rin membatin



Sen 10-07-2023

Minna-san!!! Jangan lupa vote coment and share ok

Love Desteny: Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang