Chap 24 Ending

304 19 2
                                    

Guys ini adalah epiloge satu
Gw harap kalian suka ama alur cerita nya yg memang menurut gw sendiri sebagai penulis, ini cerita gini" aja gituh gk ada kemajuan
BTW selama beberapa bulan ini gw gk up soalnya ada beberapa alasan receh, pertama gw sibuk, kedua gw males, ketiga gw gk dpt inspirasi dan terakhir gw lagi mager bikin cerita

Ending ini mungkin agak kepaksa karena jujur gw buntu, tpi gw usahain bawain cerita yg lebih menarik lagi kpn"

Dis©laimer : Mr.Masashi.K
Chara : Naruto All Character






So... Happy Reading
.
.
.









...









Pagi yang cerah di konoha, namun tidak dengan suasana yang mengharukan, tepatnya di gerbang desa, terdapat sekumpulan ninja yang mengantar kepergian Obito dan Sakura. Terdapat teman-teman sejawat mereka, para shinobi dan kunoichi yang saling berganti memeluk mereka atau sekedar menyemangati mereka

"Sakura-chaaaannn!!! Aku a-aku akan marah jika kau tak datang di pernikahanku dengan Hinata-hime ttebayo-" rengek Naruto sembari sesegrukan dengan mata berlinang air mata dan hidung yang mengalirkan ingus yang ia usapkan di bahu Sasuke

Sementara itu, Ino, Hinata serta TenTen enggan melepas pelukan mereka dari sahabat musim semi mereka, sahabat yang selalu mensuport mereka dan selalu memberi keceriaan kepada mereka semasa akademi, genin, chunin bahkan sekarang mereka yang sudah menjadi jounin elit kebanggaan konoha

Sakura merasa sesak saat semua teman-teman nya serta guru nya datang untuk mengantar kepergian mereka

Sakura sangat-sangat bersyukur karena bisa mendapatkan teman, guru serta sahabat yang melebihi rasa keluarga

Disisi lain, Obito tampak menatap sang istri dengan pandangan yang sulit di prediksi

Matanya menatap lekat interaksi sang istri dan teman-temannya, hingga suara seseorang membuyarkan fokus nya

"Obito-" sontak saja Obito pun menoleh pada asal suara tersebut, dapat ia lihat Rin yang tengah berjalan kearahnya sambil menggendong bayi

"Rin-" gumam Obito, kini wanita itu sudah berada di hadapannya sembari menggendong bayi dalam dekapannya

"Kakashi akan menemuimu di luar gerbang..." ucap Rin setelah hening beberapa saat

Obito hanya mengangguk menanggapinya, tanpa jawaban apapun, dirinya tak memungkiri, jika sekarang dirinya masih belum bisa memaafkan sahabat wanita nya ini karena telah menyakiti sang istri, padahal itu sudah berbulan-bulan yang lalu, tapi rasa ingin membuat dinding pembatas tak bisa terelakan

Rin yang merasa Obito semakin membuat pembatas antara mereka hanya bisa tersenyum lirih, ia menyesali semua perbuatannya pada Obito, ia sadar jika selama ini ia adalah wanita egois dan serakah

Rin memalingkan wajahnya kearah kiri, dapat ia lihat Sakura dan ketiga teman wanita nya tengah menatap mereka dengan pandangan berbeda-beda

Sakura sudah memaafkan Rin karena wanita itulah yang memohon maaf padanya terlebih dulu, tentu saja Sakura dengan ikhlas memaafkan Rin, apalagi dia juga sadar telah merebut 'suami' wanita itu, ia pun sadar akan perbuatan nya, namun sama sekali ia tak pernah menyesali perbuatannya yang telah merebut Obito dari Rin

"Apa kau yakin akan membawa Sakura-chan dimisi berbahaya ini?-" tanya Rin sekilas melirik Obito yang juga ternyata tengah menatap dewi musim semi nya

"Ya!" singkat padat jelas

"Kami akan pergi sekarang, jagalah konoha dari dalam! Jika ada apa-apa hubungi aku!-" ucap Obito lantang nan tegas pada para shinobi muda serta teman sejawat nya yang ada disana

Sorot matanya menatap dua shinobi berbeda warna surai serta kepribadian itu

"Naruto! Sasuke! Kalian adalah yang paling kuat diantara teman-teman kalian, jagalah mereka, lindungi desa, jangan sukar menyerahkan nyawa demi desa! INGAT! SHINOBI TIDAK BOLEH TAKUT MATI!-"

"Ha'ik Jendral!-" ujar mereka semua serempak

Sakura menatap suami nya yang berwibawa dengan tatapan memuja dan mendamba

Dalam hati ia sangat-sangat berterimakasih pada kami-sama karena telah mengizinkan nya untuk bisa bersatu takdir dengan sang suami

"Anata-" panggil lembut Sakura, segera saja Obito merangkul pinggang ramping Sakura secara posesif kemudian berbalik dan melenggang bersama sang istri, disusul oleh suara teman-teman mereka yang menyerukan banyak kata semangat dan kata pengantar lainnya











Setelah cukup jauh berjalan, mereka mendapati sahabat serta guru mereka yang tengah menunggu kedatangan mereka, ia dengan sabar menunggu diatas batang pohon sembari membaca buku icha-icha favorit nya

"Yo~ kalian!-" Kakashi lekas turun dari atas pohon dan kini ia berdiri dihadapan sahabat serta mantan murid nya itu

Kakashi tanpa basa-basi memeluk Obito dengan erat, sesautau yang langka bagi kedua sahabat itu

"Kakashi-" ucap Obito sembari menepuk punggung sahabat nya itu, meski Obito sempat kecewa, marah dan membuat dinding pembatas pada hubungan mereka, namun tak lama karena ia sadar, ia bisa bersama dewi musim semi nya itu juga berkat Kakashi

"Jaga diri kalian, dan pulang lah dengan selamat. Aku juga menanti keponakan yang lucu-" ucap Kakashi sembari terkekeh kecil mendapati wajah mantan muridnya yang memerah, meski hal itu tidak berlaku pada sahabat nya

"Kau juga... Jagalah dirimu, konoha dan... Jangan khawatirkan kami, kami pasti akan kembali-" ucap Obito semakin mempererat tangannya di pinggang Sakura

Tentu Kakashi sangat peka akan hal itu, ia pun mengangguk dan tak ingin menahan apalagi mengganggu kedua sejoli ini

"Kami pamit sensei-" kini Sakura lah yang berucap, ia membungkuk hormat pada mantan guru sekaligus rokudaime-hokage itu sebelum kembali melangkah bersama Obito

Meninggalkan Kakashi sendiri dalam sepi nya hutan

"Belum apa-apa tapi aku kini merasa hampa" gumam Kakashi










Dalam perjalanan, suara celotehan Sakura mengiringi perjalanan mereka

"Anata~

"Hn?

"A-aku juga kepikiran sesuatu~

"Apa itu?

"Ba-bagaimana jika aku hamil dalam misi ini?-" Obito pun tersenyum, senyum sehangat mentari pagi

"Maka jika begitu, aku akan semakin memperketat penjagaanmu-" namun apa yang dituturkan Obito tak membuat Sakura merasa puas akan jawaban nya, ia belum bisa berhenti khawatir

"Anata~ aku seriuss-"

"Hahahaha tentu sayang, akupun serius-"

Sakura hanya mengembungkan pipinya karena kesal











Bersambung...

Love Desteny: Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang