Catatan : Warning!! TIME SKIP & PART SKIP.
***
Ketika Xiao Zhan membuka mata, cahaya menyilaukan seketika membutakan retina. Untuk beberapa saat ia tidak bisa menggerakan badan. Bayangan-bayangan mengerikan tiba-tiba hadir. Saat menyadari posisi kedua tangannya berada di atas kepala, ia tahu bahwa apa yang telah dialaminya ... semua itu bukan mimpi.
Ia mencoba untuk bangun dan mendudukkan diri, menyebabkan selimut yang tadinya menutupi sebatas leher itu meluncur lembut menampilkan dadanya yang penuh dengan bercak-bercak merah tak beraturan. Xiao Zhan mengangkat kedua tangan, menatap nanar kedua pergelangannya yang menampakan bekas ikatan kuat berwarna merah kebiru-biruan.
Sembari memaksakan diri untuk turun dari atas ranjang, Xiao Zhan meringis---merintih-rintih kesakitan. Dalam hati ia menjerit hebat, ingin mengamuk sejadi-jadinya, tetapi ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu sakit dan hatinya sudah tidak sanggup lagi.
Sepanjang hari Xiao Zhan habiskan hanya untuk duduk di atas permukaan lantai dan memeluk lututnya dalam diam. Sejak terbangun hingga saat ini tirai kamar Xiao Zhan memang tidak dibuka. Ruangan yang temaram dan detak jarum jam dinding yang menggema menemaninya dalam kekalutan.
Ada banyak hal yang tengah mengganggu pikirannya saat ini setelah kejadian semalam. Namun, fakta bahwa Wang Yibo sudah tidak bersamanya ketika membuka mata sedikit membuat hatinya merasa lega. Setidaknya pagi ini ia tidak harus melihat wajah lelaki itu.
Drttt ... Drttt!
Getar ponsel tiba-tiba mengintrupsi lamunannya. Ia menoleh ke belakang, di mana benda pipih tersebut tergeletak dengan layar menyala di atas ranjang.
Dari jarak pandangnya kini, Xiao Zhan bisa melihat sebuah notifikasi pesan bertuliskan ‘Zhai Banzhang’ di sana. Ia segera meraih ponsel tersebut dan membuka pesan yang dikirimkan.
[Xiao Zhan, aku berangkat hari ini. Setelah sampai di san ananti aku akan menghubungimu. Dan sesuai janjiku, aku akan mencoba mencari tahu di mana keberadaan ibumu. Kalau sudah menemukannya, aku akan segera menghubungimu.]
Ya, Xiao Zhan memang menceritakan perihal ibunya yang susah dihubungi, dan informasi singkat yang didapatnya dari seseorang yang menerima panggilannya beberapa waktu lalu.
Kenapa ia menceritakannya pada Xiaowen? Kenapa tidak Wang Yibo?
Jawabannya sudah jelas dan pasti, karena kemarin-kemarin Wang Yibo tampak lebih mementingkan Cheng Xiaao dibandingakn dirinya. Jadi, Ia merasa akan percuma kalau bercerita pada Wang Yibo. Selain itu, Xiaowen akan pergi ke Eropa, dengan begitu ia bisa meminta bantuan pada mantan ketua kelasnya itu untuk mencari sedikit informasi tentang ibunya.
‘Terima kasih, Xiaowen. Berhati-hatilah, cepat menghubungiku kalau sudah sampai tujuan’. Ketik Xiao Zhan membalas pesan Xiaowen.
Baru saja ia ingin meletakkan ponsel itu, sebuah panggilan dari nomor tak dikenal masuk. Xiao Zhan mengernyitkan dahi, menatap deretan nomor itu untuk beberapa saat sampai ia menyadari bahwa kode nomor itu dari luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing Addict [✓]
FanficSegala yang membingungkan di antara Wang Yibo dan Xiao Zhan itu berawal dari ... ciuman. Ciuman pertama, kedua, ketiga dan seterusnya hingga membuat mereka ketagihan dan akhirnya menjadi sebuah hal yang normal di antara mereka. Sampai suatu hari X...