Bentangan awan kelabu yang membentang luas tak terbatas ditemani cahaya jingga menjadi pemandangan yang dapat Xiao Zhan saksikan dari balik jendela pesawat yang tengah mengudara dengan tenang.
Ia masih tidak menyangka kalau akhirnya nekat pergi menyusul Zhai Xiaowen secepat ini. Kalau bukan karena sang ibu, mungkin saat ini dirinya masih duduk memeluk lutut di dalam kamar sembari meratapi nasibnya yang begitu sial.
Pagi tadi asisten Tuan Wang datang menjemput dan mengantarkannya ke bandara. Dengan melepaskan segala hal yang masih tertinggal di China, Xiao Zhan menghela napas panjang dan memantapkan diri untuk pergi.
Tak lama setelah beberapa saat mengalami turbulensi ringan, Xiao Zhan mulai melepas headset yang menutupi lubang telinga. Tepat saat suara dari pramugari mengudara.
“Ladies and gentleman, on behalf of The British Airlines and entire crew, I’d like to thank you for joining us on this trip. We are looking foward to seeing you on board again in the near future. Have a nice day!”
(Nyonya dan Tuan---para penumpang sekalian---atas nama British Airlines dan seluruh kru, saya ingin berterima kasih kepada Anda atas ikut sertanya dalam perjalanan ini. Kami berharap bisa berjumpa dengan Anda lagi dalam penerbangan yang akan datang. Semoga hari Anda menyenangkan.)Sesampainya di Bandar Udara Internasional London Heathrow, Xiao Zhan tidak memilih untuk langsung keluar. Melainkan duduk sebentar untuk mengirimkan pesan pada Zhai Xiaowen. Rencananya adalah untuk langsung menaiki kereta cepat menuju Cambridge dan menemui Zhai Xiaowen terlebih dulu. Kebetulan tempat tinggal yang diberikan oleh Tuan Wang itu dekat dengan asrama Zhai Xiaowen.
Sayangnya rencana tinggal rencana.
Manik Xiao Zhan menangkap beberapa pasang sepatu hitam berhenti di depannya, ketika ia mengangkat dagu 3 orang berperawakan tinggi besar telah mengelilingi tempatnya duduk. Salah satu di antara mereka yang berkulit hitam menunjukkan layar ponsel padanya.
Sebuah video yang menampilkan seorang laki-laki berpakaian formal duduk di singgasananya. Kepulan asap dari cerutu itu tampak jelas karena suasana ruangan di sana begitu temaram. Sayangnya, Xiao Zhan tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa rupa orang tersebut.
Jari tangan yang bebas mengetuk-ngetuk permukaan meja, lalu lelaki itu mengatakan sebuah kalimat dengan suara berat dan dalam.
“Sean Xiao, welcome to Britania Raya.”
----------Kissing Addict The End.
Zora Lin, November 2023
©ZAY Lotus Team
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing Addict [✓]
أدب الهواةSegala yang membingungkan di antara Wang Yibo dan Xiao Zhan itu berawal dari ... ciuman. Ciuman pertama, kedua, ketiga dan seterusnya hingga membuat mereka ketagihan dan akhirnya menjadi sebuah hal yang normal di antara mereka. Sampai suatu hari X...