HAPPY READING
_______________Aira menggeleng lemah. "Ayah sama bunda mana?"
Algaza terdiam sesaat, memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan kepada sang adik?
"Bang, mereka dimana?" Tanya Aira sekali lagi.
Algaza tersadar dari lamunan nya, ia menatap sang adik, sepertinya ia harus berbohong agar sang adik tidak merasa sedih.
"Bunda lagi sarapan di kantin, kalo ayah tadi pulang, Ayah pagi ini ada meeting penting dikantor. Nanti kalo Ayah udah selesai meetingnya, Ayah pasti kesini lagi buat jagain Aira."
Ceklek
Algaz dan Aira mengalihkan pandangan nya menatap ke arah pintu ruang rawat yang terbuka.
"Eh anak bunda udah bangun," Ujar bunda nya yang baru saja selesai sarapan dikantin.
"Bun, abang pulang sebentar ya nanti kesini lagi," Pamit Algaza.
"Iya, abang hati-hati jangan ngebut-ngebut bawa motornya."
"Iya bun, assalamualaikum".
"Abang pulang dulu ya, nanti abang kesini lagi," Pamit Algaza.
Aira mengangguk.
Sekitar 30 menit diperjalanan, akhirnya Algaza sampai di rumah, saat memasuki rumah ternyata sang Ayah belum berangkat ke kantor.
"Ayah gak ke kantor?" Tanya Algaza.
"Sebentar lagi, kenapa?"
Kenapa dia bilang? Anak nya masuk ke Rs saja dia tidak perduli.
"Yah Aira lagi sakit, apa gak bisa Ayah ngeluangin waktu Ayah sebentar buat nemenin Aira di Rs? Aira itu anak ayah!" Kelakar Algaza.
"Sudah dibawa ke Rs? Dan sudah ditangani oleh dokter juga kan? Lalu apa yang kamu permasalahkan?"
"Asal Ayah tau, tadi pagi pas Aira bangun dia nanyain Ayah dimana, Gaza sampe bohong sama dia, Gaza bilang kalo Ayah harus ke kantor karena ada meeting, nanti kalo pekerjaan ayah udah selesai ayah pasti nemenin Aira lagi di Rs," Jelas Algaza.
"Memang benar Ayah ada meeting," Setelah mengucapkan itu sang ayah berlalu dari hadapan nya.
"Yah Aira masih kecil, dia juga butuh waktu ayah bukan cuma uang ayah," Lirih Algaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGAZA [On Going]
RomantizmTentang sebuah aksara yang saling mengejar namun tak bisa tergapai, menyisakan renjana yang begitu dalam dan Amerta di dalam karya nya. ________