HAPPY READING
_______________"Bisa, asalkan gue jadi pacarlo."
"Gue gak suka sama cewe pembully, kalo lo mau jadi pacar gue, lo harus rubah sifat lo dulu."
"Gue bakal berubah, gue gak akan ngebully orang lagi Za," Final Alessa.
Setelahnya Algaza kembali ke meja nya disusul oleh Edgar dan Satria.
"Kenapa lo minjemin baju olahraga ke Alina, Za?" Tanya Edgar curiga.
"Kasian."
"Gak mungkin, sebelumnya aja lo gak pernah peduli sama cewe, kecuali bunda sama Aira."
Satria menganggukan kepala setuju, karena selama ia berteman dengan Algaza, yang ia tahu Algaza tidak terlalu perduli dengan wanita kecuali ibu dan adiknya.
Prinsip Algaza gabakal perduli kalo bukan seseorang yang penting bagi nya.
Tapi bagaimana dengan Alina, yang notabe nya masih murid baru?
"Gak usah dibahas," Ucap Algaza.
"Soal Alessa tadi beneran? Lo ngasih Alessa kesempatan?" Tanya Satria.
Algaza hanya mengedikkan bahunya.
"Tapi, lo yakin Za, ngasih Alessa kesempatan?" Tanya Edgar ikut menimpali.
"Why not? Lo berdua gak yakin karena sifatnya?"
Satria dan Edgar mengangguk kan kepala nya, memang itu yang membuat mereka ragu.
"Lo tau sendiri kan Za, gimana sifat Alessa, massa iya lo mau sama modelan cewe kayak gitu," Ucap Edgar.
"Gak ada salahnya ngasih orang kesempatan buat berubah," Jawab Algaza.
"Udah Gar, terserah si Gaza aja," Celetuk Satria.
Setelah beberapa menit dilanda keheningan, Edgar kembali membuka suaranya.
"Nanti malam liat Algaza balapan Sat?" Tanya Edgar.
"Pastilah, gue orang pertama yang bakal ngetawain si Reno kalo kalah," Jawab Satria dengan tertawa.
"Eh denger-denger katanya nanti malam kak Gaza mau balapan," Ujar Vina.
"Kak Gaza kan emang biasa balapan Vin,"Jawab Floren.
"Iya sih, cuma yang gue heran kak Reno kok gak ada kapoknya gitu padahal dia selalu kalah."
"Reno?" Tanya Alina.
Vina mengangguk. "Kakel kita waktu smp dulu Na."
Berarti benar, Reno yang di maksud adalah Reno yang pergi bersamanya kemarin?
Tapi kenapa Gaza selalu balapan sama Reno? Apakah mereka ada masalah pribadi?
Ah sudah lah, itu urusan mereka, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Alina sangat penasaran, ada apa dengan kedua lelaki itu.
"Na, lo kenapa bengong?" Tanya Vina.
Karena tidak mendapat respon apapun, Vina menepuk pundak Alina, guna menyadarkan nya.
Alina tersentak. "Apa?"
"Lo, kenapa ngelamun?" Tanya Vina.
Alina hanya menggeleng.
"Eh lo pada penasaran gak sih, tadi tu kak Gaza beneran ngasi kesempatan sama kak Alessa ya?" Tanya Vina.
"Vina kenapa sih? sibuk banget sama urusan orang," Ucap Floren.
"Kan gue penasaran Flo."
....
"Za, lo dimana?" Tanya Edgar saat menelpon Algaza.
"Gue lagi mau ke arena," Jawab Algaza dari sebrang telepon.
"Yaudah buruan, gue sama yang lain udah di arena."
Tanpa berucap sepatah kata pun Algaza langsung mematikam telpon nya.
"Mana temen lo?" Tanya Reno.
"Gak dateng kali bos," Ucap salah satu Anggota Mortal Enemy berambut kribo, tentu perkataannya itu mengundang gelak tawa anggota Mortal Enemy.
"Heh! diem lo kribo!" Ucap Satria sewot.
"Lah emang bener kan, ketua lo takut makanya gak dateng."
"Kata siapa gue gak dateng?" Tanya seseorang yang berada tidak jauh dari mereka.
Semuanya melihat ke asal suara, disana sudah ada Algaza yang sedang duduk dimotornya.
"Dateng juga lo," Ucap Reno.
Algaza turun dari motornya.
"Sejak kapan gue jadi pengecut?" Alih-alih menjawab Algaza malah kembali bertanya.
Selama ini Algaza tidak pernah tidak datang, dia pasti selalu datang, jadi mustahil jika malam ini dia takut untuk datang.
"Tau tuh, palingan juga nanti lo yang kalah lagi," Tawa Satria pun pecah.
"So?" Tanya Algaza dengan menaikan sebelah alisnya.
"Kalo gue menang, gue mau motor lo," Ucap Reno.
"Oh jadi lo iri sama motor gue?" Tanya Algaza dengan senyum mengejek.
"Kalo gue yang menang?" Lanjut Algaza.
"Terserah, lo mau minta apa?"
"Oke, gue minta lo jauhin Alina!" Ucap Algaza.
Reno tersentak. "Lo, kenal Alina?"
Sedangkan Algaza hanya mengedikkan bahunya. "buruan, gue males lama-lama disini."
Keduanya bersiap menaiki motor mereka masing-masing.
Seorang gadis membawa bendera berdiri ditengah-tengah jalanan.
Ready?
Three...
Two..
One.
Brummm....
Ditengah perjalanan, Algaza merasa ada yang aneh dengan motornya.
"Sialan! lo mau main-main sama gue?" Batin Algaza.
Reno mendahului Algaza, tersenyum mengejek dibalik helm nya. "Rasain lo Algaza kali ini lo bakal kalah."
....BERSAMBUNG...
SEE U NEXT CHAPTER!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGAZA [On Going]
RomanceTentang sebuah aksara yang saling mengejar namun tak bisa tergapai, menyisakan renjana yang begitu dalam dan Amerta di dalam karya nya. ________