Chap 30. Akrab Sesaat

1.1K 91 34
                                    

~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

17 Oktober 2021, Surabaya.

Dear Dylan.

Pertemuan singkat denganmu hari ini terasa menyebalkan. Tapi ternyata, itu berdampak besar bagi masa depan.

~~

Pengobatan kemoterapi menggunakan mesin Chemoport sudah selesai dilakukan. Di ruangan itu. Ruangan persegi berdinding dan berubin putih, terdapat 3 orang berpakaian dokter sedang membantu Rynella, yang baru saja menjalani terapi mingguan nya.

"Mual?" tanya salah seorang pria dewasa. Usianya mungkin sekitar 50 tahunan. Terbukti dari uban yang sudah memenuhi sebagian rambutnya.

"Sedikit," jawab Ella.

Mual, nyeri, rambut rontok, atau muntah sekalipun--sebenarnya adalah efek samping dari kemoterapi. Dan karena Rynella sudah cukup sering merasakannya. Jadi dirinya sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.

Salah seorang dokter wanita, akhirnya membantu Ella melepas baju pasien--khusus terapi--yang gadis itu kenakan. Menggantinya dengan hoodie yang sebelumnya Ella pakai.

"Kemoterapi-nya sudah selesai. Kalo kamu masih ngerasa mual atau pusing, mending jangan pulang dulu." Saran dokter wanita itu. Wajahnya tampak lembut dan hangat, membuat Ella merasa tenang memandangnya.

Rynella mengangguk mengerti. Pasti dokter tersebut khawatir jika dirinya kenapa-kenapa saat pulang. Apalagi, mengingat bahwa ia naik motor sendirian.

"Kalau gitu, saya tunggu diluar saja, ya, Dok. Makasih buat hari ini. Dan maaf, karena saya telat lagi," Sesal Ella. Meringis malu.

Dokter wanita berusia 40 tahunan itu tersenyum maklum. "Gak apa-apa. Asalkan, besok kamu jangan telat, ya."

"Kalo besok masih telat. Awas aja." tegas Novara. Perempuan itu sudah berjalan keluar dari ruang terapi. Dengan wajah jutek yang menjadi ciri khas dokter muda itu.

Rynella tersenyum kikuk. Ikut keluar, menyusul Novara. Meninggalkan dua dokter lainnya yang masih sibuk di dalam ruangan kubus tersebut. Sibuk bersiap untuk menangani pasien lain.

Kembali ke ruang kerja Novara. Lebih tepatnya di poli penyakit dalam. Terlihat bahwa dokter muda itu sudah terduduk manis di kursi yang setiap hari ia gunakan bekerja. Ella perhatikan lamat-lamat perempuan itu. Sedang sibuk menulis sesuatu di sebuah lembaran kertas seukuran HVS.

"Ini, hasil kemoterapi barusan. Ada sedikit kemajuan dibandingkan bulan lalu." Novara menyerahkan kertas tersebut kepada Ella.

Catatan terapi itu Rynella amati dengan teliti. Benar kata Novara. Ada sedikit kemajuan dalam penyembuhannya. Sedikit sekali. Walaupun begitu, masih bisa dikatakan kemajuan, kan? Ella tersenyum kecil. Melipat rapi kertas itu, dan memasukkannya kedalam tas.

RYNELLA : Seconds Full of PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang