08. Hanya dia yang tahu

49 9 2
                                    

Enjoy to read,
I hope you'll like this story.
°
°
°

Hari pertama disekolah samasekali tidak ada yang menyenangkan. Itu menyebalkan saat dia harus mengikuti pelajaran disaat dia sama sekali tidak ada niat untuk memperhatikannya.

Yeonjun menyenderkan Kepalanya dimeja dengan posisi menghadap ke jendela. Karena kurang tidur dan dia bangun pagi-pagi untuk menghindari Soobin dan paman Jungkook.

Yeonjun dengan mudahnya memejamkan mata saat ini.

Bagaimana bisa dia membereskan rumah dan mencuci peralatan dapur. Pikir Yeonjun

Saat bangun dan melihat pakaiannya yang berserakan di ruang tamu, dia samasekali tidak memiliki ide bagaimana cara melipat pakaian-pakaian ini.

Menyuruhnya mencuri piring. Dia bahkan tidak pernah menyentuh sisia minyak goreng yang berlemak itu. Hanya dengan melihat tumpukan piring dengan noda-noda sudah membuat Yeonjun merinding jijik.

'aku akan membereskan nya besok pagi, Puas! Kau tidak lihat aku sangat lelah dan bahkan tidak sempat memejamkan mata ini. Sekarang pergilah, aku ingin tidur'

Tidak menepati kata-katanya sudah menjadi hal yang biasa bagi Yeonjun.

Namun siapa sangka dia akan begitu cepat bertemu dengan si korban atas penipuan.

Untuk pertama kalinya jantungnya benar-benar berdegup saat bertemu tatapan dengan seorang pria.

Rasanya seperti dia kepergok melakukan sesuatu yang buruk dibelakang seorang kekasih. Keadaan seperti ini benar-benar menggelitik namun juga menjengkelkan.

Tidak hanya di rumah, sekarang mereka akan sering bertemu juga disekolah. Setiap hari dan setiap jamnya Yeonjun akan dibayangin oleh wajah Soobin dalam kehidupannya kali ini.



"Hhmm~ En-" gumam Yeonjun pada menit kemudian.

"Pak, seseorang tidak memperhatikan dan tidur di kelas mu"

Siswa lainnya yang mengikuti pelajaran dengan lesu segera meluruskan punggung dan menjernihkan matanya, berusaha untuk tetap terlihat terjaga.

Guru sejarah itu berhenti menjelaskan dan melihat ke barisan belakang ruang kelas.

Seseorang terlihat sangat menonjol karena Hoodie maroon nya diantara siswa yang mengenakan seragam putih.

Punggungnya yang membungkuk dengan kepala yang terbenam diantara lengannya, siswa itu terlihat menemukan posisi yang nyaman untuk tidur.

Guru sejarah itu, Seok-Jin menyentuh kaca mata berbingkai tipsnya dan kemudian melipat kedua lengan di dadanya.

Diam dan terus mengarahkan mata pada siswa yang bernyali besar itu.

Ini sangat tenang, sampai-sampai tidak terdengar suara samar untuk waktu yang lama.

Nafas Yeonjun menjadi lebih tenang dan panjang. Terlihat dari punggungnya yang naik dan turun dengan tempo yang sangat tenang.

"...Anak ini!" Geram guru Seok-jin

Seorang siswa didepannya berusaha untuk membangunkan Yeonjun tanpa sepengetahuan guru. Tangannya menyelip disisi buta pengawasan guru tersebut.

Merasa ada sesuatu yang menarik-narik lengan bajunya. Yeonjun mengerutkan alis dan melihat orang yang duduk didepannya.

"Apa?" Karena baru bangun suara dan wajahnya sama-sama terlihat tidak senang dan terganggu.

Siswa itu tidak berani menoleh kebelakang dan menundukkan kepalanya dalam keadaan yang super gugup.

Tidak mengerti apa maksud dari orang itu membangunkan. Tidak lama kemudian Yeonjun baru menyadari sesuatu terasa begitu sunyi.

Dia tanpa sadar mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan tatapan guru sejarah yang berdiri didepan kelas membelakangi papan tulis.

"Apakah pelajaran ku ini dongeng pengantar tidur mu?" kata guru Seok-jin dengan tersenyum

Yeonjun bangun dan duduk tegak, menggaruk-garuk kepalanya dengan tersenyum kikuk berkata "Kedengarannya seperti begitu, anda guru yang peka..."

Pfftt!

Terdengar suara tawa serempak yang tertahan.

Guru Seok-jin menatap sinis pada seluruh kelas, membuat mereka diam kembali.

"Kemana kamu selama ini, aku belum pernah melihat mu di kelas ku?" Tanya guru Seok-jin dengan datar

"Guru, dia siswa pindahan dan baru memulai sekolahnya hari ini. Dan karena itu mungkin dia belum bisa beradaptasi dengan suasana kelas dan sekolah barunya" kata beomgyu menyela

Soobin melirik pada Beomgyu, perasaan tidak senang terlihat diantara kerutan alisnya.

"Itu ben-"

"bukan berarti dia tidak tau peraturan sederhana ini. Semua sekolah melarang siswanya tidur selama jam pelajaran"

Yeonjun menoleh kebelakang, melihat siapa yang memotong pembicaraannya. Dan segera mata Yeonjun langsung bertemu dengan tatapan Soobin yang mengawasinya.

Jarak antara keduanya sekitar satu kepala dengan posisi tubuh Soobin yang sedikit maju dan Yeonjun yang tanpa ragu-ragu bersandar kebelakang menjulurkan kepalanya.

Yeonjun menatap balik dan diam untuk beberapa saat untuk menunjukkan senyum seringainya

"Kau, orang yang mengadu itu bukan?"

Soobin bersandar pada sandaran kursi, membuat jarak sekitar semeja dengan orang didepannya.

"Apa kau memiliki keluhan dengan itu?"

Suasana aneh di barisan belakang membuat seluruh siswa memutar balik kepalanya dengan penasaran ke belakang.

"Apa yang kau lihat kebelakang, ingin mematahkan tulang leher mu. Kembali ke depan!" Tegas guru Seok-jin pada Yeonjun, namun membuat seluruh siswa merasa mereka lah yang sedang ditegur.

Sebelum menghadap kembali ke depan, Yeonjun memberi tatapan dengan maksud tertentu pada Soobin.

"Baik~" Dia kemudian diam menunggu arahan selanjutnya dari guru tersebut.

Guru itu mengalihkan pandangannya ke seluruh siswa dalam ruangan, berbicara dengan tegas "Lihat! ketua kelas kalian benar, dan kalian malah ingin membela yang buruk"

Mendengar ini Beomgyu membungkam dan menutup mulutnya rapat-rapat. Dia menundukkan kepala tidak berani melihat mata guru itu.

Yeonjun merasa simpatik pada kawan barunya itu. Sudah berapa kali dia dibuat diam dan dibungkam.

Yeonjun kemudian mendengar guru itu berbicara untuknya.

"Dan kau... dihukum berdiri di luar koridor sampai kelas sejarah berakhir"

Yeonjun mengangkat kepalanya, melihat pada guru sejarah itu dengan menunjukkan wajah tidak percaya dan terkejut.

"..."

Dia kemudian dalam diam berdiri dengan menundukkan kepalanya, melirik pada Soobin yang duduk dibelakang, dan seperti orang yang merasa menyesal berjalan ke depan ke pintu kelas.

"Renungkan kesalahan mu" kata tambahan dari guru Seok-jin saat Yeonjun melewatinya

Yeonjun berhenti sebentar dan menggangukan kepalanya "Baik~"

Yeonjun berkata dengan nada yang menyesal dan memejamkan matanya, terlihat dia sedikit gemetaran.

"Dia bahkan tidak berani melihat kita semua, dia pasti merasa sangat malu. Padahal dia masih baru" kata Hueningkai dengan pelan, membagikan rasa empatinya pada orang disekitarnya.

Di barisan belakang hanya Soobin yang berwajah datar. Hanya dia yang tahu wajah dibalik tingkah pura-pura lemah orang itu.

Dan ini membuatnya kesal saat Yeonjun memberinya kode wink sebelum dia menyerahkan diri.

°
°
°
Please support and follow me guys!!
See you next chapter

To Be Better (Soobin X Yeonjun) Bl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang