09. apa aku demam?

34 7 0
                                    

Enjoy to read,
I hope you'll like this story.
°
°
°

Ini ke lima kalinnya Yeonjun mengguap, dan dia masih belum menemukan tempat yang cocok untuk melanjutkan tidurnya.

Yeonjun berpikir dengan senang hati menerima hukuman dari guru sejarah itu dengan demikian dia bisa melanjutkan tidur tanpa ada gangguan.

Setengah jam mungkin sudah berlalu.

Ruang UKS merupakan pilihan para murid untuk dijadikan tempat bolos kelas dan beristirahat.

Dan tempat itu yang dicari Yeonjun saat ini, namun sudah berjalan melewati beberap kelas dan tikungan dia masih tidak menemukannya.

"Aahhgg! Sekolah apaan ini, tidak ada ruang UKS nya" kesal Yeonjun

Tiba-tiba seorang murid laki-laki  keluar dari ruang labor bahasa yang kebetulan pintu nya berhadapan didepan Yeonjun.

Murid laki-laki itu terkejut.

Matanya terlihat sembab dan bulu matanya yang panjang sedikit basah. Seragam sekolahnya berantakan dengan beberapa butang baju telah lepas dan luka lecet disudut bibirnya.

Melihat ini Yeonjun sedikit tercengang. Laki-laki mana yang sangat tidak jantan, di zaman sekarang membully yang lemah.

Murid itu segera menundukan kepalanya, berjalan membungkuk menghindari tatapan Yeonjun.

Yeonjun kemudian memanggil nya "...hey! Tunggu sebentar"

Murid laki-laki itu tertegun membeku, dia terlihat ragu untuk berbalik.

"ad- ada perlu apa?" jawab nya dengan suara yang bergetaran.

Alis Yeonjun semakin berkerut, dia menyempingkan pikiran negatifnya dan bertanya.

"Apa sekolah kalain tidak memiliki ruang UKS?"

Murid laki-laki itu masih berdiri membelakangi Yeonjun, tanpa berbalik dia menunjuk ke pintu labor bahasa.

"Disana. Itu ruang UKS nya" jawab murid itu

"Hey! Kau bercanda dengan ku. Orang bodoh mana yang akan tertipu dengan trik bodoh mu itu"

Hueningkai bergidik ketakutan, meremas kerah bajunya, dengan sedikit berpaling kebelakang memperlihatkan separuh dari wajahnya.

"Tapi... di dalam labor bahasa itu lah ruang UKS nya"

Yeonjun terdiam dan detik berikutnya dia mengerutu pelan "apa sekolah ini kekurangan ruangan kosong"

Tidak ingin berlamaan berhadapan dengan murid aneh ini, tanpa mengucapakan terimakasih Yeonjun memasuki ruang labor bahasa itu.

"Ada apa dengan laki-laki itu, tingkah feminim itu- Apa dia benar seorang pria" gumma Yeonjun

Masuknya dia kedalam, Yeonjun hanya melihat rak buku kosong yang sudah lama ditinggalkan dan berdebu.

Melihat ke seluruh ruangan tersebut, ada sebuah pintu dengan keterangan UKS yang berada tepat disebelah kanan Yeonjun.

Yeonjun mengelah nafas dan membuka pintu.

Tidak ada perawat yang menunggu di depan meja dan ada empat ranjang yang dipisahkan oleh setiap tirai.

Yeonjun mengambil ranjang paling sudut yang dekat dengan jendela.

Ranjang berderit ketika Yeonjun mulai berbaring di atasnya. Jendela dibalik gorden itu sedikit terbuka membuat kain gorden terangkat membawa angin ringan masuk.

Tidak butuh waktu lama hingga Yeonjun tidur terlelap.

-

Langit diluar mulai jingga warnanya, cahaya yang menembus kaca jendela merubah warna gorden putih menjadi oren.

Tidur Yeonjun sangat terlelap.

Murid berdatangan masuk dan keluar dari ruang UKS, tidak membangunkan Yeonjun sama sekali.

Tiba waktu nya pulang sekolah suara berisik datang dari luar rauangn, suara tapak sepatu yang terburu-buru.

Itu tidak begitu keras tapi berhasil membuat Yeonjun setengah sadar.

Sambil membawa dua tas, Soobin menobrak pintu UKS.

Dia langsung berjalan dengan langkah besar menuju ranjang dengan tirai yang tertutup.

Soobin menyikap tirai putih itu dan melempar tas mengenai perut Yeonjun.

"En!"

Merasa tidurnya diganggu, Yeonjun mengutuk pelan. Dia sangat kesal sampai-sampai bangun untuk melempar tas yang menimpa perutnya.

"Berengsek siapa itu!"

Mata Yeonjun dengan cepat melototi orang didepannya.

"SOOBIN! KAU BENAR-BENAR MENCARI MASALAH DENGAN KU" marah Yeonjun

Yeonjun beranjak dari tempat tidur, namun siapa sangka dia tiba-tiba merasa pusing dan kakinya lemas begitu dia berdiri.

Yeonjun segera menopang pada besi tempat tidur.

Sebuah tangan yang hangat juga terulur mengenggam kuat lengannya.

Soobin menarik Yeonjun membantunya untuk berdiri.

"Hey! Ada apa dengan mu"

Yeonjun setengah berdiri, menolak bantuan dari Soobin. Dia menarik lengannya dan menatap sinis pada Soobin.

Suasana menjadi sunyi.

Soobin mengelah nafas, dia berbalik dan menyampaikan beberapa pesan pada Yeonjun.

"Guru memberimu peringatan pertama, kau masih tidak di izinkan memasuki kelas sejarah. Hukuman mu diganti berdiri didepan kelas selama jam pelajarannya dan merapikan buku-buku di perpustakaan selama tiga hari"

Setelah mengatakan apa yang perlu dia sampaikan, Soobin kemudian pergi dari ruang UKS meninggalkan Yeonjun yang menundukan setengah kepalanya dan memejamkan mata.

"..."

Yeonjun menghiraukan Soobin, dia kemudian duduk diatas kasur dan menyirit pusing.

Melihat pada jam di meja perawat, ini sudah sangat sore. Pantes saja ruangan ini terasa hangat dengan terang senja.

Angin yang masuk menyingkap gorden, dari lantai dua memperlihatkan pintu gerbang sekolah yang hampir ditutup sepenuhnya.

Yeonjun benar-benar merasa sangat lelah dan pising. Dia benar-benar tidak ingin berdiri untuk berjalan dan pulang.

Dia merasakan suhu pada tubuhnya "Apa aku demam?" Bicara nya pada dirinya sendiri

Tiba-tiba pintu UKS terbuka kembali.

Yeonjun mengkira itu adalah penjaga sekolah yang memeriksa sebelum mengkunci gerbang sekolah.

Dengan terpaksa yeonjun menahan rasa pusingnya dan mengambil tasnya yang jatuh dibawah.

"Kenapa kau belum keluar juga?" Tanya Soobin

Yeonjun mendongak keatas.

Dia tidak mengharapkan orang ini akan datang kembali.

Itu hanya membuat dia kesal dan menambah rasa sakitnya.

"Apa urusan mu sialan!"

Soobin tidak menjawab untuk waktu yang lama. Dia memeprhatikan gerak gerik Yeonjun dan melihat dari jauh mimik wajahnya.

Menilai kondisi Yeonjun melalui firasat dan instingnya.

Yeonjun berdiri dengan mudahnya kali ini, dia terlihat seperti biasa. Melewati Soobin dengan sengaja  menyengol bahunya.

Pintu yang dibuka tidak ditutup kembali oleh Yeonjun.

Sekarang Soobin mengesal dan merasa bodoh pada dirinya sendiri.

Dia membuat pilihan yang salah, tidak ada gunanganya mengkhwatirkan orang dengan watak keras kepala dan gengsi tinggi seperti orang itu (Yeonjun).

°
°
°
Please support and follow me guys!!
See you next chapter

To Be Better (Soobin X Yeonjun) Bl!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang