Arvin P.O.V
Tidak terasa, sudah hampir 2 semester aku duduk dan belajar di sekola ini, kini saatnya aku mengikuti Ujian Sekolah atau yang biasa disebut UKK, sebelum ulangan, aku selalu menyempatkan belajar seusai pulang sekolah untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.
Tidak seperti biasanya, kali ini aku berusaha keras untuk konsentrasi dan mengulang pelajaran, saat aku sedang berusaha menghafal dan memahami rumus - rumus matematika, pikiranku selalu terbayangi oleh kejadian beberapa hari yang lalu, kejadian yang aneh dan tidak masuk akal.
Pertama, tiba- tiba teman lamaku kembali mengunjungiku, kami sudah berpisah setelah melanjutkan SMA yang berbeda, dia meneruskan SMA nya di luar kota, semenjak saat itu aku susah sekali menghubunginya, dan kamipun putus kontak.
Kedua, Merry memberitahuku bahwa kemarin dia diserang dan hampir terbunuh oleh orang yang tidak dikenal tapi percobaan pembunuhan itu digagalkan oleh pihak kepolisian yang sedang berpatroli dan mery bertekat untuk membunuh orang, yang hampir saja membunuhnya
Peristiwa - peristiwa itu menbuat kepalaku semakin pusing, apa yang sebenarnya terjadi, mengapa dan bagaimana kedua temanku saling bertengkar dan ingin membunuh satu sama lain. Aku menutup buku pelajaranku, aku sudah tidak niat lagi membacanya, justru yang aku pikirkan saat ini, bagaimana caranya agar mereka bedua tidak berkelahi dan membunuh satu sama lain, apa mungkin diantara mereka terselip dendam yang membara, pertanyan - pertanyaan itu terus memenuhi otakku.
Author P.O.V
Pagi itu Arvin berjalan menuju sekolah, dia melihat suasana sekitar masih sangat gelap, arvin melirik jam tangan nya, waktu menunjukan jam 5.15, jam itu tidak terlihat begitu mewah tapi dia selalu memakainya dan membawanya karena menurutnya itu adalah jam tangan special untuknya, dia mendapatkannya dari ibunya saat ulang tahunnya yang ke 15.
Arvin tiba di sekolah, dia memasuki gerbang sekolah dan melewati pos satpam dari situ dia bisa melihat satpam baru yang sedang meminum secangkir kopi lalu tersenyum kepadanya dan menawarkan roti miliknya, Arvin hanya tersenyum dan menolaknya secara sopan, dia menuju koridor sekolah yang sangat minim penerangan, dia menuju papan pengunguman untuk melihat dimana ruangan untuk ujiannya.
Dari informasi yang didapatnya, ternyata Arvin mendapatkan ruangan 2 untuk ujiannya, dia sangat terkejut karena Merry menempati ruangan yang sama, bagaimana mungkin Arvin bisa menempati ruangan yang sama dengan Merry, karena mereka berdua itu berbeda kelas.
Arvin P.O.V
Ini aneh, sangat aneh bagaimana mungkin aku bisa menempati ruang ujian yang sama dengan Merry, mungkin sekolah ingin mengacak setiap kelas untuk menempati ruangan yang sama atau mungkin kebetulan saja.
Aku melihat sekeliling ku, langit sudah mulai cerah dan sinar matahari sudah merambat memasuki gedung sekolah ini, dan murid - murid juga sudah banyak yang mulai berdatangan, aku segera memasuki ruang ujian dan tiba - tiba aku dikagetkan akan kehadiran Merry yang sudah berada di dalam ruang ujian, Merry memberikan senyuman kepadaku dan sedikit berbincang - bincang tentang pelajaran yang akan dihadapi kita nanti.
Bel sudah berdering dan menunjukan ujian sudah siap dilaksanakan, aku mendapati kode soal ujian bertuliskan "A" , aku menoleh ke arah Merry dan senyumannya mengembang dan dia menunjukan soal ujiannya yang juga bertuliskan "A".
Aku berusaha tenang, untuk menghadapi soal - soal yang sulit ini, ketika pemikikiran ku sudah buntu, kuputuskan untuk tidur beberapa saat, mungkin dengan begitu aku dapat mengingat rumus - rumus yang sudah kupelajari semalam.
Saat aku tertidur beberapa menit, aku terbangun karena kepalaku dilempar oleh gumpalan kertas berbentuk bola, aku membukanya perlahan agar tak menimbulkan banyak suara, senyumanku pun mengembang karena tepat di depan mataku, aku mendapatkan kunci jawaban dari no satu sama selesai.