Chapter 1 (Security)

1.2K 69 5
                                    

Hari ini aku kembali menjalani aktivitasku yaitu belajar di sekolah yang sangat kubenci, hari itu aku terlambat sekolah dikarenakan orang-orang bodoh yang tidak mau mengalah untuk merebutkan jalan, saat itu juga aku ingin membunuh semua orang yang bodoh itu yang saling mencaci satu sama lain, tapi aku urungkan niat ini, jika kulalukan kalian bisa bayangkan betapa banyaknya orang yang melihatku dan aku dapat dengan mudah masuk ke penjara.


Sesampainya di depan pintu gerbang sekolah aku dapat melihat sosok pria yang bertubuh gempal dengan model rambut botak di bagian depan kepalanya, dia memandangku dengan sinis tetapi dengan tatapannya tidak sama sekali membuatku takut malah membuatku ingin sekali mematahkan batang lehernya dan mengulitinya. Aku ceritakan sebab dan mengapa aku bisa terlambat tetapi dia malah menyuruhku untuk memunguti sampah yang ada di depan sekolah, kesabaranku sudah tak terbendung lagi dan dengan sedikit kesabaran yang masih tersisa, aku punguti hingga bersih dan membuangnya di tempat sampah, setelah selesai dia memerintahkan ku masuk sambil dia berjalan ke arah kantornya.


Yahh... Dan ini kesempatan yang paling aku tunggu, aku melihat sekeliling memastikan bahwa proses belajar sudah dimulai otomatis suasana saat itu sedang sepi, aku memasuki kantornya yang mempunyai kaca satu arah yang hanya bisa dilihat dari dalam dan tempat ini sangat menguntungkanku, dengan sigap aku mengambil pisau yang ada di balik saku jaketku dan kutancapkan pisau itu tepat di lehernya hingga dia meronta-ronta dan ingin berteriak minta tolong tetapi semua itu terlambat,dengan cepat aku menutup mulutnya dan menancapkan lebih dalam lagi pisauku ke leher satpam keparat itu, dan dalam hitungan detik tubuhnya melemas dan denyut nadinya berhenti, aku ingin sekali menguliti korbanku itu tetapi tidak ada waktu lagi jadi aku langsung memasukan kembali pisauku ke jaketku dan memasukan jaketku ke tasku yang terkena cipratan darah.


Aku tidak takut ketahuan pada siapapun dikarenakan saat itu aku sedang menggunakan sarung tangan untuk menghilangkan sidik jariku, setelah aku membunuhnya situasi masih seperti tadi dan dengan santainya aku keluar dari dalam kantor itu.


Setelah pelajaran selesai dan waktunya istirahat semua murid dikagetkan oleh teriakan siswi yang ketakutan melihat hasil permainanku tadi, dan berita satpam itu menjadi isu hangat disekolahku, sebagian dari mereka ada yang berbisik menatapku dan ada yang malah ketakutan melihatku. Aku hanya bisa diam dan bersikap tenang seolah - olah aku tidak memperdulikan atau takut ketahuan bahwa akulah yang membunuh satpam itu.


Maaf yaa ceritanya pendek, maklum admin masih sekolah dan harus mengerjakan tugas yang menumpuk, boleh minta like dan votenya yaa, Thank You.

A Psychopath at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang