Arvin P.O.V
Bagaimanapun juga aku harus memenangkan permainan ini dan membuktikan bahwa aku bukanlah pecundang yang sering dia katakan.
Dengan beringas bagaikan singa yang kelaparan aku mencari mangsa untuk memuaskan hasratku dan merasakan aliran darah korban yang segar, oleh karena itu aku harus mencari darah remaja yang sudah tidak layak lagi untuk hidup di dunia yang fana ini.
Akupun berjalan menyusuri tempat ini,disaat aku melewati tempat yang sedikit pencahayaan, aku melihat segerombol anak muda yang sedang mabuk dan bermain judi.
ini kesempatan besarku untuk menghabisi mereka semua, kalau aku hitung jumlah mereka ada 6 orang dan itu mempermudahkan aku untuk memenangkan game ini karena aku tidak usah repot - repot mencari korbanku.
Dengan sigap aku lansung menancapkan pisauku tepat dimana leher salah satu dari mereka yang masih sadar dan menancapkan lebih dalam lagi pisauku serta menyayat lehernya dan membuat lehernya menganga mengeluarkan darah segar.
pemabuk : hai ! bagaimana kau bisa tahu betapa hausnya kami,minuman itu terlihat segar dengan warna merah yang sangat menggoda.
Arvin : Kau mau lebih dari ini ?
pemabuk : ya... aku sangat mau
Arvin : Baiklah, akan kutunjukan !
Dengan sangat mudah aku pun membunuh mereka tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga karena efek minuman keras itu membuat mereka juga ingin di bunuh oleh ku hahahaha....
Waktu tersisa 15 menit lagi dan itu tandanya game akan berakhir tapi aku tidak mau mencari korban lagi,karena saat itu aku sudah cukup puas untuk membunuh dan dengan waktu yang tersisa itu aku berfoto dengan mereka yang tubuhnya sudah tak bernyawa lagi,aku memfotonya hanya untuk menjadi bukti bahwa aku juga bisa melakukan lebih dari yang merry kira.
Tiba - tiba ada sesosok pria bertubuh kekar dan dia langsung menodongkan pistolnya ke arahku dan pada saat itu aku mengetahui bahwa dia adalah petugas keamanan di pesta ini, akupun sangat panik,untuk menghindari tembakannya aku berlari secara zig zag da dia melayangkan 3 kali tembakan, saat dia ingin menembakan pelurunya yang ke 4 aku sudah lebih dulu tepat berada di depannya.
Akupun menikamnya dengan pisauku di lehernya dan menusuknya dibagian mata,serta menusuk dadanya tapi dia masih sanggup bertahan dari berbagai tusukan yang aku berikan.
Akupun mengambil pistolnya yang tergeletak tak jauh dari tubuhnya lalu aku menodongkan tepat di kepalanya.
Arvin : Maaf pak masih tersisa beberapa peluru lagi di pistol ini, aku akan menghadiahkan peluru ini kepada bapak dengan senang hati. Apa ada kata - kata terakhir ?
Korban : Keparat kau !
Arvin : Ohh.. kata - kata yang indah sekali,baiklah akan saya sampaikan ke keluarga bapak.
Duarr... , tepat di kepalanya aku mengeluarkan timah panas ini yang sekarang sudah bersarang tepat di kepalanya dan membisikan tepat di telinganya "Tidurlah dengan tenang"
aku pun langsung berlari melompati pagar yang menjadi pembatas antara tempat acara itu dengan kampung, setelah aku sampai di perkampungan aku membuka jaketku yang sudah berlumuran darah para manusia itu,aku pun mengambil handphone ku dan mengirimkan pesan kepada Merry untuk perubahan rencana, yaitu aku mengajaknya untuk bertemu di taman, tempat dimana aku dan dia sering bertemu sewaktu SMP.
Aku sudah tidak sabar ingin melihat ekpressinya jika dia tahu bahwa akulah pemenangnya, aku menunggunya selama beberapa jam,aku semakin khawatir karena dia tak kunjung datang,apa mungkin dia ketangkap basah dari keamanan itu.
Sebaiknya aku tidak menghawatirkannya karena menurutku dia cukup teliti dan bersih saat melakukan permainannya, buktinya setiap aku menyelesaikan permainanku dia akan selalu berada di dekatku, seolah - olah dia tau apa yang aku kerjakan.