Menurutmu menjalani hari yang benar itu seperti apa?
.
.
Tere menatap kedepan sana, jam istirahat pertama. Kelas seperti biasa hening. Bahkan mungkin lebih hening dari biasanya . Hembusan angin congkak yang membuat gorden kelas ikut bergerak mengikuti irama yang angin.Ah sudah berapa lama rasa asing angin menyapa.
Gadis yg menghabiskan 1 bulan untuk bolos sekolah dan berdiam diri didalam kamar membuat teman sekelasnya bertanya tanya dan tak sedikit yg memandangnya dengan raut wajah kasihan karena berita gavi meninggal tersebar dengan cepat.
Tere tak menyukai pandangan mereka. Gadis itu membencinya.
"nih" bella menyodorkan sebungkus roti dan susu rasa pisang lewat jendela. Gadis itu tersenyum, berharap tere ikut tersenyum juga...
"makasi bel" tere kembali menatap girden putih jendela kelasnya. Bella mengangguk, gadis itu ikut memperhatikan gorden yang bergerak.
" 1 bulan? Rasanya terlalu cepat untuk bisa bahagia kembali" gadis itu terkekeh miris. Ia lelah .
sampai sekarang tere belum berani mengunjungi makam gavi, ia takut hilang kendali, hatinya belum siap. Bahkan terkadang ia mengutuk tuhan karena mengambil gavi darinya.
"gak ada yang salah sama bahagia re, lo bisa kapan aja bahagia dan itu keputusan lo. sekarang pertanyaanya kapan lo mau bahagia?" ujar bella sambil menepuk bahu temannya pelan. Tere hanya tersenyum singkat. Nyatanya tak semudah itu dan keduanya tau.
Bel jam masuk berbunyi beberapa menit setelahnya.
.
.
Hujan sore itu seolah menggoroti bumi, gadis yang sedang berteduh dihalte sekolah itu menatap kanan kiri. Bel pulang sudah berbunyi 1 jam yang lalu dan dia masih setia duduk manis disana. Awan yang menghitam sesekali ditemani gemuruhnya guntur tak membuatnya sedikitpun takut. Kertas ulangan hariannya beberapa kali terkena percikan air hujan . bau khas aspal jalanan yang mulai tertutup sempurna dengan genangan air dan angin yang mulai terasa menguliti kulit. Tere menatap keatas. Langit yang ia pandangi tetap sama seperti biasa. Bahkan bumi juga terlihat baik baik saja. ia merindukan seseorang."lo jahat banget kak" gadis itu mengeluh. Ia melirik jam yang setia melilit pergelangan tangannya.
Pukul 6 sore. Ia akhirnya memasukkan keretas ulangan hariannya. Memilih berjalan ditengah hujan.Biasanya gavi akan datang dengan motornya menerobos hujan. Bertanya apa yang tuan putri lakukan ditengah hujan.
Tere terkekeh miris mengingat kenangan itu tapi air matanya seolah tengah berlomba dengan derasnya air hujan.
"gue kangen lo gav, gue kangen... " gadis itu terisak. Hatinya sakit , kakinya melemas. Ia terjatuh.
Sakit , sakit banget.
Langkah kaki yang tergesa gesa ditengah derasnya hujan tiba2 berhenti , tere merasa badannya melayang untuk sesaat. Seseorang menggendongnya. sebelum gadis itu kehilangan kesadarannya karena terlalu lama diam ditengah gemuruhnya hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
19 APRIL
FanfictionRasanya waktu sangat jahat berjalan begitu lambat ketika kita ingin cepat cepat melupakan. 1 bulan semenjak kepergian gavi menyisakan ruang hampa yg begitu besar dalam hidup tere, gadis yg sekuat tenaga berusaha bangkit tapi kenangan manis yg ditin...