Kehilangan 2

12 3 0
                                    

Hai semua balik lagi nih sama cerita 19 april,setelah chafter pertama yang kaku kemarin semoga nggk bikin kalian menyimpulkan bahwa tulisanku jelek okay. semua bertahap.santai saja.

Anyway kalian dapet tantangan nih buat baca sampai chafter 7 ,kalau kalian di chafter 7 tetap merasakan hal yg sama seperti ketika membaca chafter pertama berarti kalian boleh berhenti membacanya.

Selamat membaca
.
.
.

Tere menatap pelapon kamarnya , lampur kamarnya redup seperti biasa. Ia memutar lagu kesukaanya sembari menyelimuti badannya sampai leher. Ia baru ingat sekaranf bulan maret, bulan depan gavi ulang tahun.

" beliin apa yah" gadis itu mulai bergumam sendiri. Ia tertawa karena ultahnya saja bulan depan tapi dia sudah se excited ini.

Karena tak bisa tidur, ia mulai berselancar dimedia sosialnya. Melihat lihat rekomendasi hadiah ulang tahun , atau hanya sekedar melihat chat bella yang semakin hari semakin ngawur.

Diumurnya yang ke 17 ia bersyukur memiliki teman seperti bella. Kalau dipikir pikir ja bahkan dulu tak menyangka bisa berteman dengan bella. Secara anak itu benar benar tak bisa dijelaskan keanehannya.
.
.
Pukul 3 pagi , gadis itu terbangun. Suara nada dering hp nya membuat seulas senyum terlihat , hanya sesaat....

Gadis itu kembali menangis, dering lagu 3 am kesukaan gavi benar benar menyiksanya. Rasanya ia tak tahan, hatinya sakit. Ia ingin lari...

" apa memang harus secepat ini?" ia mulai berbicara ntah ke siapa. Telponnya yang tak berhenti berdering menandakan ada panggilan masuk tak membuatnya terusik. Bella diujung sana sepertinya sangat khawatir.

Besok acara pemakaman gavi dan tere seolah hilang ditelan bumi. Gadis itu belum keluar semenjak berita yg ia terima. Cukup aneh disaat yang lainnya akan berlari memeluk jasad kekasihnya tapi tere malah mengurung dirinya sendiri. Tak semua orang sanggup.

Lamunannya terhenti ketika dengan lancangnya angin pagi menyentuh secara agresif kulitnya yg tak terbalut selimut, sang mentari sudah mulai menunjukkan dirinya.

Gadis itu mendesah prustasi, ia bangun . Berjalan pelan diatas sisa sisa butiran serpihan kaca hasil perbuatannya kemarin.

Sekelebat ingatan manis yang menjadi mimpinya tadi malam benar benar membuatnya berpikir bahwa apa yang terjadi hanya sebuah kebohongan belaka.

Gadis itu memilih pergi mandi. setelahnya ia turun kebawah,melihat bagaimaba dunia kembali bekerja tanpa memperdulikan satu insan yg telah hilang. Tak akan ada yang perduli.

"bersihkan kamarku" hanya kata itu yang keluar dari mulut tere, sang pelayan menunduk hormat lalu segera mengerjakan tugas yang diperintahkan.

Gadis itu berlalu kedapur. sang mama sudah ada dimeja makan dengan pandangan yang tak bisa tere tafsirkan.

Wanita paruh baya itu memeluk tere,mengelus punggungnya. Hanya perlakuan sederhana yang tak bisa tere mengerti karena membuatnya menangis. Air mata sialan.

" makan ya sayang ya, perut kamu harus diisi , jangan bikin gavi khawatir disana" shinta sudah menyiapkan makanan kesukaan tere.

Gadis itu hanya diam, ia mulai menyantap makanannya. Suasana meja makan yang mendadak hening,tak ada suara renyah tere menyambut pagi papanya membuat daniel menghembuskan napas kasar. Ia memilih segera berangkat kerja. Tak tahan melihat keadaan putri kesayangannya yang kini terlihat sangat rapuh.
.
.
.

19 APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang