Pecah?

5 2 0
                                    

Kembali dari kegiatan camping, tak ada yg mengirim pesan sama sekali. Group chat yg diisi oleh mereka berempat benar2 sepi. Tak ada yg mau memulai pembicaraan.

2 hari sisa libur tere habiskan untuk tidur, ia tak mau memikirkan apa2. Ia tak menyalahkan farel, toh yg farel katakan kmrin benar bukan.

Sayangnya hati dan otaknya mulai sejalan kerasnya.

"re temen2nya dateng ni, ayo keluar!" bahkan suara teriakan mamanya yg bru pulang dari 2 hari yg lalu tak ia hiraukan.

Biasanya ia akan berlari manja memeluk kedua orang tuanya karena mereka jarang dirumah yg membuat gadis itu kesepian.

Bedanya dulu ia punya gavi, skrg ia merasa tak mempunyai siapa2.

Ketukan dipintu membuat tere berdecak. Apa lagi !

Gadis itu berbalik, mengabaikan ketukan dipintu, paling itu bella. Pikirnya.

Ia kembali mencari posisi ternyaman, biarlah jika memang bella pergi meninggalkannya karena jengah dengan sifatnya.

Untuk saat ini tere benar benar pasrah dengan segalanya. Gadis itu tak tahan, sesak dihatinya benar2 membuatnya prustasi.

"kayanya tere emang lgi gamau diganggu bel " suara acen menginstrupsi. Bella mau tak mau mengangguk, gadis itu memilih berjalan turun dri lantai atas diikuti acen.

1 minggu sudah tere tak ada kabar, gadis itu seolah ditelan bumi. Begitu juga dengan farel.

"mau makan dulu gak?" tawaran acen membuat bella mendongak, gadis itu menghembuskan napasnya lemah tapi akhirnya mengiyakan ajakan acen.

Keduanya segera menuju salah satu restoran yg dekat dari rumah tere.

"kita harus gmna?" bella bertanya, gadis itu tak tahan dengan semua situasi mendadak ini. Farel memang tak sepenuhnya salah tapi sekarang ia bingung karena semua menjauh, semua seolah tak mau diganggu. Bagaimana dengan persahabatan mereka?

Kenapa pengaruh kematian gavi begitu besar dampaknya bagi tere. Rasanya sangat tak adil ketika bahkan kedua orang tua gavi sudah bisa beraktivitas seperti biasa sedangkan tere terkekang disana.

"makan, gak usah ngelamun" acen mendorong piring makanan yg sudah tersaji, bella meraihnya. Gadis itu menyuap brutal karena kesal . Ia tak tau harus bersikap seperti apa sekarang.

Selesai dgn acara makan ,acen mengantarkan bella sampai rumah dengan aman.
.
.
Hai hai gimana? Ntr kita masuk bagian titik lelah n titik jenuhnya.

Stay tuned, btw silent Readers nya gini amat dah ye, kasi kek bintang biar bertaburan. Ckckckck

Gue tandain ye lu silent readers

19 APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang