8

14 5 0
                                    

"Aaaaaaaaaaarrrrrrrgggghhhh" Teriakan itu terdengar ketika katana telah berhasil mengenai mangsa.

Ruangan batu bergetar kala itu. Leonard mencengkram apapun yang ada disekitarnya darah terus menerus merembes dari setiap celah kulit yang terkoyak. Matanya terpejam setelah melihat cahaya terang yang tiba tiba muncul dari atap batu. Cahaya yang langsung membungkus kegelapan sekitar.

Tidak. Katana milik raja Aknesh tidak mengenai Leonard barang seinci. Teriakan itu meluncur mulus dari bibir raja Aknesh ketika merasakan wajahnya yang sobek. Ya, katana itu berbalik dan langsung mengenai wajah raja Aknesh. Darah kini memenuhi wajahnya. Ia meraung kencang. Perih, sakit dan marah bercampur menjadi satu. Raungan itu kini bercampur menjadi rasa marah dan sakit yang luar biasa.

Entah siapa yang datang dan langsung menggagalkan serangan mautnya. Yang pasti ia berjanji setelah ini, orang itu mati ditangannya.

" Rex, Mari ikut saya "

Leonard bukan main terkejutnya melihat siapa yang datang sambil membungkuk dihadapanya. Dari mana ia tau bahwa dirinya berada disini.

Manusia setengah buaya.

Itu adalah Gilang dengan ekor buaya berwarna perak. Tapi seratus persen ia yakin bahwa itu bukan jiwa milik Gilang. Melainkan jiwa X4beLovvA yang sempat tidak memunculkan diri selama 2 tahun.

" Lo... Tau... G-gue... D-di... Sin-I? " Tanya Leonard. Ia masih tak menyangka. Jika saja keadaan sedang baik baik saja mungkin Leonard akan memaki X4beLovvA yang tiba tiba muncul dihadapanya. Apalagi dengan bentuk buaya jadi jadian.

" Rex, Sebaiknya anda tidak perlu banyak bicara. Kita harus cepat pergi sebelum raja Aknesh sadar! "Ucap X4beLovva. Ia masih setia menunduk. Menghormati raja dihadapanya.

Di tengah ruangan batu, raja Aknesh tergeletak mengenaskan dengan luka sobek di wajah yang cukup besar. Darah menggenangi tubuh kekarnya. Namun, X4beLovvA tau bahwa pria itu tidak mati.

" El-el-zey Lang... "Ucap Leonard terakhir sebelum akhirnya Ia tak sadarkan diri. Luka yang cukup banyak. Ditambah dengan luka diperut Leonard yang kian mengeluarkan darah segar.

Dengan sigap X4beLovvA langsung mengangkat tubuh itu. Ia menggunakan raga Gilang seutuhnya untuk memuliakan raja alam yang kini tengah terluka parah.

...

Leonard mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam netra nya.

Ia berusaha untuk duduk. Dan mengingat apa yang telah terjadi pada nya hingga ia merasa sangat lelah.

Sesaat kemudian Leonard tersadar, bahwa ia tidak mengenali tempat kini ia berada. Asing. Kesan pertama yang bisa diambil dari tempat ini adalah, klasik. Tembok batu dengan ukiran yang rumit, lantai batu yang dilapisi papan coklat, lampu tidur dengan butiran berlian cahaya. Semua tertata sangat rapi. Hingga kasur dengan lapisan serbuk emas yang terlihat sangat elegan.

Disebelahnya almamater AFIS terlipat rapi. Padahal seingatnya, almamater itu tersobek dan sangat kotor.

" Dimana ini? " Katanya sambil memijat pelan bahunya.

Saat  sedang menikmati pijatannya sendiri, Leonard terperanjat kaget. Ia baru mengingat semua kejadian yang tadi menimpanya. Ia melirik perutnya, menyentuhnya pelan. Lalu meraba wajahnya yang tadi lebam. Semua normal. Tidak ada luka ataupun lebam. Hanya rasa yang sangat lelah, membuatnya tampak lemas.

Leonard menyugar rambut, lalu berkonsentrasi. Memanggil nama Elzey berulang kali. Namun, nihil. Elzey tak memberikan respon. Bahkan detakan jantung Elzey pun tak dapat Leonard rasakan.

Leonard turun dari ranjang itu. Ia tak bisa berlama lama di tempat yang asing. Kini,kakinya melangkah mendekati pintu. Hatinya siaga. Ia harus waspada. Masih banyak kejutan lain yang pasti akan datang saat Elzey tak bersamanya.

Leonard menarik gagang pintu batu. Menariknya perlahan. Lalu mengintip sedikit saat pintu memberikan celah kecil.

Kosong...
Sepi..
Sunyi..

Leonard melangkahkan kakinya. Ia harus sangat berhati hati. Lantai kayu sesekali berderit ketika Leonard menginjaknya.

Dimana X4beLovvA
Batin Leonard. Padahal tadi makhluk itulah yang menyelamatkan matanya, nyawa dan raganya. Tapi kini, helaan nafasnya pun tak terdengar.

" Rex! " Panggil seseorang

FOR YOUR INFORMATION [REX=RAJA]BAHASA LATIN!!!!

Leonard langsung menoleh ketika namanya disebut. Ia menatap gadis dihadapannya.

"Sukurlah, Rex sudah siuman" Ucapnya dengan senyum manis.

Bukannya menjawab Leonard malah menatap gadis dengan tatapan tajam. Ia tidak mengenali wanita ini.

"Dimana X4beLovvA? " Tanya Leonard to the point.

Gadis itu tampak sedikit terkejut mendengar nada dingin Leonard.

"Aku bisa menyiapkan makanan Rex. Jika an-"

"X4beLovvA! " Ucap Leonard tak mengindahkan perkataan gadis tadi. Ia menekankan ucapannya sambil menatapnya tajam

"Mm-makhluk i-itu pergi Rex" Jawabnya terbata.

"Gue benci kebohongan! " Leonard mengepalkan kedua tangan. Hingga buku buku jarinya memutih.

"A-aku tidak ber-boh-aaaahhhh" Ucapan gadis itu terpotong saat dirinya terseret dilantai papan.

Leonard sebagai pelaku hanya menatap nyalang sang gadis. Perasaannya mengatakan aura jahat menguar dari tubuh gadis itu.

"Lo bukan pemilik rumah ini! " Ucapan terakhir Leonard mampu membuat gadis itu terkejut bukan main. Pasalnya sihir gadis itu benar benar tidak mengenai Leonard sedikit pun.

Leonard berjalan tergesa untuk keluar rumah. Ia benar benar merasa tidak nyaman. Aura jahat itu menyebabkan udara disekitarnya bau.

"Anjir... Siapa yang berani buat gue sampe sini! " Leonard melangkah besar besar meninggalkan rumah neraka itu. Ia yakin, X4beLovva menjadi korban si gadis tadi. Terbukti rumah yang tampak sangat indah berubah menjadi gua yang semak dan tampak kelam.

Tolong!! adab membaca karya orang. Berikan bekas biar aku tau kalian dateng..

Votment ya xalzeyluvee🧡💛🧡

MaldicionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang