Leonard masih sibuk untuk menghindar, menangkis, membalas, dan menyerap beberapa energi yang timbul dari serangan para pelaku boanding.
"Elzey... Andaikan lo bisa bantu gue sekarang" Gumam Leonard. Walaupun ia masih bisa bertahan, Leonard tak tau akan sampai mana batas kemampuannya melawan dua teknik boanding dari makhluk mitologi terkenal itu.
Jual beli serangan mematikan tak bisa dihindari. Pertarungan mulai memanas. Si jubah merah juga mulai brutal menyerang dari sisi belakang. Si jubah biru juga gesit untuk terus membuat celah pada pertahanan Leonard. Namun disatu sisi, Leonard adalah musuh yang sulit dikalahkan karena elemen tubuhnya.
"Terima ini, Rex" Si jubah biru ternyata telah membuat sebuah kejutan yang tak pernah Leonard fikirkan.
Si jubah biru membuat seribu panah api diudara. Menghindar tak punya celah, menahan serangan sebuah ekspetasi semata, menerima serangan seperti menyerahkan nyawa, Leonard tersudutkan kali ini. Ia cepat memutar otak untuk selamat. Tak ada satupun jalan untuk lolos. Otaknya benar benar seperti kaset rusak sekarang. Kondisi mendesak membuatnya sangat panik dan ngblank.
"Tolol banget sih, Leo. Ayo mikir" Batinnya.
Otaknya sibuk berfikir, sedangkan fisiknya sibuk membalas serangan si jubah merah. Jarak sepuluh langkah di hadapannya, si jubah biru siap kapan saja menurunkan tangan memberikan serangan.
"Tak ada jalan untuk maju, maka kita ubah peta permainan" Leonard tersenyum smirk.
Kali ini Leonard menerima semua serangan. Ia menyerap seluruh energi positif yang ada pada setiap serangan yang jubah merah kirimkan.
Semakin lama tubuh Leonard membesar, bahkan melebihi burung Phoenix yang mereka tunggangi. Semakin banyak Leonard menyerap energi dari serangan, maka elemen terkuat ditubuh Leonard akan aktif. Tubuhnya membesar disertai dengan percikan petir biru.
Kini tubuhnya telah menyamai pepohonan raksasa disana. Leonard tertawa kencang. Suaranya menggelegar dihutan Loovix yang gelap. Leonard menengadah dan menatap seribu panah tepat di keningnya. Seketika ia membuka mulut dan menghisap panah panah itu hingga habis. Tak ada tersisa satupun dan hanya membutuhkan waktu 5 detik.
"Astaga" Ucap Jubah merah
"Diluar dugaanku" Jubah biru menurunkan tangan perlahan. Menatap seribu panahnya ditelan begitu saja oleh Leonard.
"Dia telah mengganti pola pertarungan, Zi" Jubah merah tampak sedang berfikir keras.
"Bagaimana kita akan mengalahkannya jika ia bisa menyerap serangan, paman" Jubah biru menatap Leonard yang tertawa kencang diatas sana.
Tornado berpetir itu semakin gelap dan pekat. Anginnya bisa membuat apapun terbang jika tak memiliki pondasi kokoh kepada alam.
"Bagaimana, wahai penunggang pheonix? " Ucap leonard dengan senyumannya.
Kedua manusia dibawah sana tampak sedikit gentar, mereka sempat menjeda pertarungan. Namun, beberapa detik kemudian
"NAIKKAN LEVEL BOANDING TINGKAT PURNAMA" Teriak jubah merah menggelegar.
Tiba tiba tubuh burung Pheonix mengeluarkan cahaya bercampur suara gemeletuk. Tubuh mereka hilang diselimuti cahaya yang tiap detiknya bertambah besar lima cm.
"Hmm, curiga gue" Gumam Leonard sambil tersenyum simpul.
5 menit penaikan level boanding . Kini cahaya yang menutupi tubuh mereka mulai hilang perlahan. Leonard mulai dapat melihat dengan jelas pemandangan mengerikan didepannya. Mata tajamnya tampak berkilat karena amarah.
Kini kekuatannya seimbang dengan dua makhluk mitologi bersama penunggangnya yang juga melayang menyamai tubuh Leonard.
"Elzey, kenapa lo gak bisa gue panggil" Batin Leonard
KAMU SEDANG MEMBACA
Maldicion
FantasiKetika semua orang menganggap keberadaan nya hanya ada dalam imajinasi seorang anak kecil. Namun, nyatanya tidak begitu. Keluarganya memiliki garis keturunan yang menyebabkan aliran darah dewa naga itu bersemayam ditubuh mereka.