11. Was It Love

339 28 2
                                    

Original story : Love Happened !! by Winnieepawa
Translator Indo : HaruDay7
Chapter : 14 (Complete)

Peringatan!!!
Ini cerita Boys Love, Boy x Boy, jadi yang tidak suka jangan baca oke👌
Bacaan untuk 18+.
I've already warn you.

***

A/N :
Ini seharusnya hanya menjadi cerita dengan 4-5 chapter tapi aku terlalu terbawa ketika aku mulai menulis tiap chapter nya. Aku pikir kita berada dekat dengan akhir... Haruskah aku mengakhiri ini di chapter selanjutnya?

Biarkan aku tahu apa yang kalian pikirkan!!!

***

3rd Person POV

Beam dan Forth berada di dorm Beam setelah kencan makan malam mereka.

Forth keluar dari kamar mandi setelah mandi. Pemandangan pertama di depan matanya adalah Beam yang memikat masih dnegan rambut basahnya setelah mandinya. Dia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri dan melompat ke atas kasur. Beam sedang melihat foto-foto mereka di akun IG 'ForthBeam'.

Forth mengecup rambut Beam dan duduk di sebelahnya.

"Forth... Lihat ini." Beam berkata dengan suara imutnya dan menatap Forth dengan mata berbinarnya. Forth tidak bisa menghentikan dirinya sendiri dari mengunci bibir mereka dan menghisap bibir penuh dan menggoda Beam. beam tidak bisa menahan ciuman menuntut Forth. Dia mengijinkan Forth untuk masuk dengan memisahkan bibirnya. Beam meletakkan tangannya pada pundak Forth untuk mendorongnya sedikit karena dia tidak bisa bernafas.

(Tidak ada konten dewasa, biarkan mereka bicara dahulu.)

Forth duduk di sebelah Beam yang terengah-engah dengan keras.

"Maaf!!" Forth menatap pada Beam nya dan melanjutkan. "Apa yang kau tunjukan?"

Beam terdiam dan cemberut.

"Aww!!! Baby berhenti cemberut!!! kenapa kau menggodaku??" Forth bertanya. Beam menambahkan sebuah alis yang naik pada ekspresi wajahnya. Itu sangat sulit untuk Forth menahan dirinya sendiri sekarang. Beam masih menatap pada Forth dengan ekspresi yang sama. Dia ingin untuk memakan Beam sekarang juga tapi dia tidak ingin memaksakan dirinya pada Beam.

"Beam!! Apa kau ngambek??" Forth bertanya. Beam menatap pada arah yang berlawanan. Forth duduk lebih dekat pada Beam dan meringkuk pada leher Beam. "Beam!!!"

"..."

"Baby..." Forth terkejut menemukan ada air mata yang mengalir turun dari mata Beam.

Forth memutar wajah Beam padanya.

"Kau tidak suka ketika aku menciummu?"

Beam menggelengkan kepalanya.

"Apa kau merasa aku memaksakan diri padamu?"

Beam menggelengkan kepalanya.

"Ohhh!!! Kau ingin aku untuk melihat foto di teleponmu?"

Beam tidak melakukan apa-apa. Forth mengambil telepon Beam.

Beam pergi ke balkon dan duduk pada salah satu bean bag di sana. Forth mengikutinya. Seiring Forth juga duduk di bean bag di sebelah Beam, Beam menyusun kata-kata untuk mengekspresikan dirinya sendiri.

"Kau..." Beam berkata. "Aku..." Forth lebih dari perhatian pada apapun yang akan Beam katakan.

"Aku mendengarkan dear... hanya katakan itu!!" Forth meyakinkan Beam dengan meletakkan tangannya pada tangan Beam. "Aku akan melakukan apapun yang kau suka atau aku tidak akan melakukan apapun yang tidak kau suka. Hanya katakan saja."

"Aku tidak marah... Atau sedih..." Dia menatap Forth.

"Aku hanya... Mengingat... Ketika kita bertemu untuk pertama kalinya... Aku... Entah bagaimana... Aku tidak tahu... Tapi... Aku merasa tertarik padamu saat itu..."

Forth ternganga keheranan mendengar itu. "Sejak dulu?? Kau sudah menyukai ku, sejak dulu???" Matanya menyinarkan kebahagiaan tapi segera itu berubah menjadi sedih... "Tapi kau..."

"Aku dulu seorang yang bodoh... Aku selurus sebuah anak panah waktu itu tapi padamu... Aku merasa sesuatu yang berbeda ketika aku melihatmu..." Beam menatap pada langit. "Aku hanya bisa berharap untuk memutar waktu dan memberikan perasaanku beberapa kesempatan. Dalam kebingunganku, aku menyia-nyiakan satu tahun... hanya kita aku menyadarinya segera kita sudah akan bersama dan mungkin merayakan perayaan satu tahun anniversary kita." Dia terkekeh. Beam menyandarkan kepalanya pada tulang belikat Forth.

"Jadi... Kau tidak marah atau sedih?" Forth bertanya dan Beam mengangguk. "Aku pikir kau membenciku atau sesuatu lainnya!!" Beam tertawa pada itu. "Bagaimana aku bisa?" Beam bertanya kembali pada Forth sambil tertawa. "Aku memiliki pacar terbaik di dunia." Forth terkekeh.

"Bagaimana dengan mu?" Beam bertanya pada Forth. "Pernahkah kau merasakan sesuatu padaku dulu?"

"Jujur, aku jatuh cinta denganmu sejak dulu... Tapi... Kau dulu..." Forth terbata. "A-Aku sekali melihatmu k-ketika kau... Menarik seorang gadis untuk sebuah... "Selingan"... Suatu hari setelah latihan... Dan... Hari itu aku tahu... Aku tidak memiliki kesempatan dan... Sejak hari itu aku memutuskan untuk menjadi temanmu." Sekarang, Beam merasa tidak enak. Jika dia tidak menarik gadis itu pada saat bersamaan dengan Forth melihatnya... Dan... Sekarang dia bahkan tidak dapat memutarbalik itu.

"Apa kau mengingat kejahilan yang kita mainkan? Aku tahu kau suka melakukan itu jadi aku membantumu hanya untuk dekat dengan mu..." Forth mengaku.

"Aku menciptakan kejahilan-kejahilan baru setiap saat hanya supaya kau datang dan menghabiskan waktumu denganku." Beam berkata.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku tentang perasaanmu?"

"Aku tidak tahu..." Beam berkata. "Tapi... Saat... Selama kompetisi Bulan dan Bintang... Aku ingin mengatakannya... Tapi... Kau menyukai Wayo saat itu..."

"Aku tidak... Aku tidak pernah menyukainya dalam konteks romantis... Dia hanya sepertimu... Maksudku, se-imut atau se-tampan mu, tapi entah bagaimana aku pikir dia bisa membuat ku melupakanmu..."

"Aku mencoba untuk menekan perasaanku sampai final kompetisi... Dan sejak hari itu... Aku merasakan ketertarikan kuat padamu... Dan aku tanpa sadar memberi mu kesempatan..."

"Jika aku tahu, aku tidak akan pernah menyerah padamu..."

Beam meletakkan telapak tangannya pada bibir Forth. "Aku mengerti... Berjanji padaku... Sejak saat ini... Kau tidak akan pernah melepaskanku lagi..."

Forth lalu mengecup telapak tangan Beam yang menutupi bibirnya. Lalu dia mencium punggung tangan Beam dan lalu bergerak ke atas menyusuri bahu Beam dengan ciuman-ciuman nya pada tangan dan lengan nya. Dia menandai Beam pada lehernya dengan sebuah tanda ungu gelap sambil Beam mendesahkan namanya.

Forth terlihat tidak dapat dihentikan sekarang. Dia mengangkat Beam dengan gendongan pengantin di lengannya dan menutup pintu balkon dengan kakinya.

Dia meletakkan Beam di kasur dan mulai merasakan Beam lagi dan lagi.

*

Di pagi hari, Beam terbangun dengan rasa sakit yang parah pada punggunnya. Saat dia mencoba untuk membangunkan tubuhnya rasa sakit menjadi lebih buruk dan dia berakhir meneriakkan "AAH" yang membangunkan Forth juga.

"Ada apa Beam???" Forth penasaran untuk tahu tapi segera menyadari bahwa Beam membutuhkan istirahat. Dia membawa Beam dalam lengannya untuk membawanya ke kamar mandi untuk mandi tapi beam memintanya untuk menyiapkan bathtub dengan air hangat. Bathtub itu berubah menjadi sesi panas lainnya membuat Beam dan Forth melewatkan kelas mereka hari itu.

***

A/N:

Chapter selanjutnya akan menjadi yang terakhir...

***

T/N :
Ditranslate saat jam kerja, maafkan aku bos.

Happy reading and enjoy everyone. And thanks sudah mampir baca.
Jangan lupa di vote ya biar makin semangat aku nya 🔥
Dan yang mau komen monggo ✌️
Have a nice day everyone...

[Bahasa] Love Happened !! by Winnieepawa (ForthBeam Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang