• bab 18 •

51 7 1
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa, sholawat dulu.

اللهم صلي على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد

{ Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad }




••

_________________________________________

Kini menunjukan pukul enam sore,,
Semua penghuni pesantren pun bersiap untuk melaksanakan sholat magrib.
Dan di sini ziyad yang sedang mengobrol santai dengan Abi nya di depan halaman masjid,,

Dan kedatangan ziyad pun tidak luput dari perhatian para santri yang ada di pesantren UBAA

"itu siapa yah masyallah banget"

"denger² sih itu ustadz ziyad anak tunggal dari Abi Hamdan"

"bissmillah calon imam ku"

"real ya ganteng banget ciptaan mu ini ya allah"

Begitulah yang di ucapkan para santri saat pertama kali melihat putra tunggal dari Abi Hamdan yang baru pulang dari Indonesia

Sheila dan teman2 nya pun tengah berjalan menuju mesjid,, saat adzan ingin berkumandang Sheila bingung kenapa para santri masih saja berdiri di luar

"akhwat !! Kenapa masih berdiri di luar, apa yang harus di tunggu sedangkan adzan ingin berkumandang hah!!! "
Ucap sheila lalu berjalan melewati para santri dengan tatapan tajam

"abi itu siapa??" tanya ziyad pada Abi nya

"itu Calon istri mu nak" jawab Abi Hamdan

Ziyad sedikit terkejut, ziyad menatap abi nya tidak percaya,,,
Menaikkan kedua alis nya.

"loh Napa gak percaya?? Tanya Abi Hamdan

Lalu ziyad membalas dengan gelengan kepala

"sudah lihat wajah nya?? Tanya Abi Hamdan

"astagfirullah tidak mungkin ziyad melihat wajah wanita yang bukan mahrom nya ziyad" jawab ziyad

"yasudah kalau begitu kalian nikah besok supaya kamu bisa melihat wajahnya" final Abi Hamdan

Kini bukan tidak percaya namun kedua matanya jelas membulat lebar. Dan terkejut luar biasa

"siapa suruh balik cepet" cibir Abi hamdan

***

𝔽𝕝𝕒𝕤𝕙𝕓𝕒𝕔𝕜 𝕠𝕟

Setelah berbicara dengan umi nya le at Telepon tiba² Nazril dan Ashraf memberi kabar bahwa surat kelulusan sudah keluar dan mereka sudah boleh balik ke Indonesia besok,, tidak butuh waktu yang lama ziyad pun memesankan tiket juga untuk teman² nya sebagai tanda kehabagiaan nya,,

Muhammad Ziyad Emir Al Fatih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang