•12•

2.5K 220 3
                                    

"Gimana gue mau sekolah kalau kayak begini.."

Gaby mematut dirinya di depan cermin. Tubuhnya yang kecil terdapat lebam dimana-mana. Lengannya ada beberapa bekas sayatan. Kecuali wajah mulusnya.

Iya, itu jejak yang ditinggalkan si psikopat Victor kemarin.

"Gada akhlak tu monyet satu! Awas aja, bakal gue bales semua perbuatannya." Tekadnya.

"Balas pakai apa? Tubuh krempengmu? nikmati saja nasibmu seperti ini Anak Haram."

Gaby melirik sinis sosok tinggi dekat pintu, sial! Dia lupa mengunci pintu.

"Kalau gak ada keperluan mending keluar deh dari sini, kamar Anak Haram kalau lo lupa! Jijik."

Gaby melayangkan tatapan tajam.

Orang itu melipat tangan di dada. Perubahan yang signifikan. Ia sedari awal melihat anak itu di meja makan tempo hari membuatnya penasaran. Mulai dari sikapnya, rewel, manja, dan pembangkang. Hingga dihukum lagi oleh kakak tertuanya.

"Aktingmu bagus. Menjadi antagonis untuk menarik perhatian lagi? Apa gak lelah terus-terusan menjadi aktor Gaby?"

Hati gaby gerah, ia tahu dia sedang memancing amarahnya. Lagian akting apa coba? Main sinetron aja nggak. Buta.

"Lo Lano kan? Kembarannya si Limo?"

"Lino" datar lano.

"Lino, lono, loyo, yono kek terserah, bodoamat. Sekarang lo pergi dari hadapan gue, muka lo bikin mual tau gak enek gue."

"Ke dapur sekarang, masak sarapan untuk kami. Jika tidak datang, nyawamu melayang detik ini juga"

Gaby melotot, "WHAT?!"

"Apa?"

"Lo suruh gue masak? Kenapa gak suruh maid aja sih! Pembantu banyak malah ngandelin gue, emang gue babu lo!"

"Ya emang"

Gaby menekuk alis, bibirnya mengerucut lucu. Matanya birunya yang besar dan sedikit berair. Pipi gembilnya menggembung, sebel dia tuh mana bisa masak coba?! Kehidupan dulunya aja banyak dimanja.

"Gue gak bisa masak bang! Yang ada malah kebakaran ishh!" rengeknya manja.

Lano mendadak jantungan, kenapa anak itu semakin menggemaskan? Perutnya geli melihatnya, maksudnya geli bibirnya malah ikutan senyum tipis.

Dia menggeleng pelan. Kenapa malah memuji makhluk kecil di depannya sih! Bukankah ia membencinya!

"Pakai bajumu dulu."

Gaby mengerjap polos.

Ternyata ia belum memakai baju, lupa "Hehehe lo liat ya? Maaf lupa" jawabnya polos. Lalu ia segera memakai seragamnya.

Lano tak tahan, ia ingin mengunyel pipi mochi merona itu! Ia menggretakkan gigi, menahan rasa gemas yang timbul dihatinya wajahnya berpaling.

"Ngapain lo masih di situ?"

"Menunggumu"

Gaby memutar bola mata malas, "mendadak cosplay jadi bodyguard gue lo? Bagus deh, nurut sama majikan ya babu~" ia tertawa remeh.

Sejujurnya lano geram, dia tau anak itu sedang menghinanya. Namun tak menampik jika ia ingin berlama-lama disana, ingin menatap wajah bocil itu terus. Tapi tak mungkin kan kalau ia mengatakan bahwa gaby lucu? Malu diatu.

Gengsian banget emang.

"Yosh! Selesai juga akhirnya, ganteng banget anaknya bunda hihi~ tapi badan gue masih sakit hueeee Bunda~"

GABYARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang