Extra Part [2]

1K 82 41
                                    

     Siapa yang menyangka bahwa Rafandra malah bersanding dengan gadis yang dulunya selalu menjadi rival. Gadis yang dulu menjadi tong sampah untuknya mengeluarkan segala kerisauan hatinya. Gadis yang tanpa malunya mengacak-acak mobilnya saat galau. Gadis yang dulu ia berusaha tenangkan saat patah hati. Dan kini gadis itu benar-benar bersanding di sampingnya. Menjadi istri sahnya.

     "Jangan liatin aku kaya gitu," bisik Sahira karena Rafa terus saja menatap ke arahnya. Padahal masih banyak tamu yang berdatangan di resepsi pernikahan mereka saat ini.

     "Kamu cantik."

     Kalimat itu berhasil membuat pipi Sahira mengembang dan berubah warna. "Apa, sih!" sentaknya malu.

     Rafa terkekeh lantas mencium pipi Sahira dengan cepat. "Gemes."

     Baru saja mau protes. Tapi mereka keburu kedatangan tamu. Itu Nisya yang datang bersama atasannya alias Jay.

     Jujur hati Rafa sedikit berdenyut nyeri melihat Nisya yang datang membawa Jay. Tapi ia harus lawan itu semua. Karena kini ia adalah seorang suami dari Sahira.

     Rafa tersenyum manis menyambut kedatangan Nisya. "Hai," sapa Rafa menyambut uluran tangan Nisya.

     "Hai," balas Nisya dengan senyumnya juga.

     "Selamat, ya."

     Sahira tersenyum mendapat uluran tangan dari Nisya. "Makasih. Cepet nyusul, ya."

     Nisya tertawa kemudian menyikut Jay yang ada di belakangnya. "Cepet nyusul katanya, Pak."

     Jay terlihat mendengus kecil. "Iya, sayang. Nanti aku urusin, ya."

     Keempatnya tertawa kecil. Saat hati mereka mulai damai dengan semuanya.

     "Aku seneng Kak Rafa bahagia sama istrinya. Meskipun aku belum sepenuhnya ngelupain Kak Rafa. Tapi aku ikut bahagia, liat kak Rafa bahagia," bisik batin Nisya menatap Rafa dari jauh.

     "Jay cocok buat kamu, Nis. Dia satu iman sama kamu. Kita berhasil untuk gak ngulang kisah yang sama. Bahagia selalu, ya, Nisya. Meskipun maaf karena nama kamu masih tersisa di hidup aku," ucap batin Rafa

*****

     Hidup berumah tangga itu tak mudah. Apalagi di tambah dengan masih ada sisa-sisa bayangan masa lalu.

     "Loh, tumben?"

     "Tumben apa?"

     "Gak pesen salad?"

     Sahira tersenyum manis. Meski lagi dan lagi Rafa mengingat potongan memorinya saat dengan Nisya. "Sayang? Aku gak terlalu suka salad."

     Rafa memejamkan matanya rapat. "Maaf, bub."

     "Gapapa."

     Sahira bertahan dengan baik. Ia terus membantu Rafa untuk mulai terbiasa hidup dengannya. Sahira bertahan karena Rafa juga selalu berusaha untuk hubungan mereka. Rafa bahkan tidak pernah memanggilnya babe seperti panggilannya kepada Nisya. Agar Rafa bisa menghilangkan bayangan Nisya sedikit demi sedikit. Dan Sahira selalu mengapresiasi semua hal yang Rafa usahakan untuk hubungan mereka. Sahira tidak berjuang sendiri di sini. Mereka mengusahakan semuanya bersama. Sahira benar-benar sangat bersyukur untuk itu.

     Omong-omong, bagaimana kabar Jevano? Sebagian mungkin akan penasaran bagaimana kabarnya sekarang? Sedikit lucu karena selepas acara resepsi Rafa dan Sahira. Ia datang ke rumahnya Karin sembari membawa si sulung untuk mengikat Karin dalam sebuah acara lamaran. Meski tak meriah namun, akhirnya permasalahan Jevano dengan hubungannya berakhir. Jevano berhasil mendapatkan Karin dan restu orangtuanya. Sedikitnya Jevano merasa bersalah karena memanfaatkan keadaan Abangnya yang baru saja menikah. Tapi Rafa terus mendesak Jevano agar menyegerakan. Dan, ya semua permasalah sudah berhasil mendapatkan jalannya.

Baluwarti || Hwang Renjun [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang