5. BALUWARTI

524 93 7
                                    

     Pagi hari yang cerah. Langit terlihat cantik dengan sedikit awan di sekitarnya. Hari Kamis dengan terik matahari yang tak sepanas biasanya.

     Namun, suasana pagi itu tak berhasil membuat laki-laki yang tengah terduduk menghadap layar komputernya itu lantas merasa bahagia. Orang yang baru kenal sekalipun sudah pasti bisa menebak isi hati laki-laki itu karena aura wajahnya yang terlihat lesu.

     Kedatangan Rafa dengan wajah dinginnya membuat teman-teman kantornya tidak ada yang berani mendekati laki-laki dengan balutan jaket denimnya itu. Melihat wajah Rafa yang terlihat tidak baik-baik saja membuat orang-orang segan untuk datang ke arahnya lalu menyapa seperti biasanya. Mereka cukup tau bahwa Rafa sedang tidak baik-baik saja.

     Bahkan, Sahira yang sedari tadi berada di sebrang komputer Rafa pun tak di sapa seperti biasanya. Tapi, Sahira tidak bisa membiarkan itu. Mungkin saja ia bisa membantu mengembalikan mood teman seperjuangannya itu.

     "Raf!"

     Rafa menatap Sahira yang menyembulkan kepalanya di balik komputer putih yang ada di hadapannya. "Hm?" gumam Rafa malas.

     "Lo okay, kan?"

     Rafa diam sekitar 10 detik lalu tiba-tiba meremas kertas yang ada di hadapannya dengan kesal. "Sialan! Emosi lagi, kan gue!!" sungut Rafa setelah mengingat kembali hal yang membuat moodnya langsung down.

     Melihat Rafa yang meracau kesal membuat Sahira seketika bangkit. Ia menarik asal kursi di sekitarnya lalu duduk di samping mejanya Rafa. Yang kini terlihat laki-laki itu mengacak rambutnya kesal. "Ngape, sih?"

     "Tau, lah kesel banget gue."

     "Ya, apa bego?!"

     Rafa melempar handphonenya pada Sahira. Layar handphone itu menampilkan sebuah unggahan foto laki-laki dan perempuan yang tengah memegang sebuah gelas berisi cairan berwarna ungu pada akun Instagram. Awalnya Sahira hanya menatap sekilas foto itu. Tapi, setelah melihat lebih dekat ia langsung menutup mulutnya. "Wah, cakep banget."

     Melihat respon itu membuat Rafa mendelik kesal. Sahira nyengir sembari mengeluarkan kedua jarinya sebagai bentuk tanda peac. "Itu pacar lo, kan Raf?" Rafa mengangguk lesu.

     "Yang itu sampingnya siapa?"

     "Atasannya."

     "Wah, keliatan masih muda, ya."

     "Lo, tuh, ya!!"

     "Ya, elah ketimbang foto, doang. Repot amat hidup lo. Tuh, captionnya juga gak aneh-aneh."

     "Maksud gue, tuh ngapain di post gitu, loh! Dia, kan punya gue. Mana foto cuma berdua lagi."

     Sahira terkekeh melihat reaksi Rafa ketika cemburu. Sahira membawa handphone Rafa lebih dekat. Melihat profil kekasihnya Rafa itu. Di sana ada beberapa foto Rafa juga Nisya yang di crop. Atau foto yang tidak memperlihatkan wajah mereka. "Foto, lu juga ada, begi. Lagian kalau mau percaya tuh jangan setengah-setengah. Kalau lo niat buat percaya sama cewek lo, ya harus percaya sepenuhnya. Selama lo ngerasa bahwa dia gak ada ngelakuin sesuatu yang aneh-aneh. Atau gelagat dia yang aneh."

     Rafa diam mendapatkan siraman petuah dari si teman yang katanya paling berpengalaman dalam soal percintaan ini. "Ya, kan gue gak suka."

     "Lo kalau gak suka ngomongnya jangan sama gue! Ngomong langsung sama pacar lo."

     Terdengar hembusan nafas lesu yang keluar dari Rafa. "Gue takut dia ngerasa gue berlebihan."

     Sahira mendecih pelan. "Lo, tuh ribet tau, gak?! Ketimbang ngomong, doang. Bilang aja lo gak suka. Toh, nanti pacar lo pun pasti ngerti."

Baluwarti || Hwang Renjun [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang