Part/1

1.1K 53 14
                                    

Happy Reading
-
-
-

AUTHOR POV.

Bangkok, Thailand.

Di Kediaman Perumahan Elit L'Ragency Bangkok City, Pukul lima pagi waktu setempat.

Tik

Tik

Tik

Suara denting jam mengisi kamar besar milik seorang perempuan. Matanya masih setia berjaga se'subuh ini tanpa ada niat tidur sedikitpun. Lambat laun tatapannya mulai menuju kearah jendela. Dari sini Ia bisa melihat bahwa matahari pelan-pelan mulai menampakkan cahaya yang cantik. Bertanda bahwa pagi hari akan segera tiba.

Di samping itu, sebuah tangan indah dengan jari-jarinya yang panjang menggulai elok bergerak mengemasi barang-barang yang akan dia bawa di dalam koper hitam di hadapannya saat ini.

Lalisa Pranpriya Manoban: Seorang gadis berusia tepat dua puluh tahun, saat ini sedang menaruh semua barang-barang beserta kebutuhannya yang akan ia bawa keluar negeri.

Sebelum itu, sedikit bercerita tentangnya. Lalisa Manoban adalah seorang anak yatim piatu, anak sulung dari dua bersaudara.

Ayahnya Marco Manoban adalah seorang pembisnis, ibunya adalah seorang desainer, dan enam tahun yang lalu dua orang berbakat di bidang mereka ini mengalami insiden kecelakaan lalu lintas, dimana keduanya di kabarkan tewas pada insiden naas itu.

Sejak saat itu, Lalisa resmi menjadi tulang punggung keluarganya, sekaligus penerus dari beberapa bisnis yang di miliki oleh orang tuanya. Namun, karena ketidak'siapan Lalisa dalam dunia mengelola perusahaan peninggalan orang tuanya, dan kurangnya ilmu dalam perbisnisan menyebabkan perang keluarga terjadi.

Paman kandung lalisa, Robin Manoban adalah seorang pengusaha. Yang bisnisnya tidak hanya tersebar di penjuru Negeri Thailand. Namun juga berperan penting dalam sektor perbisnisan dunia bawah, sebuah bisnis ilegal di mana perdagangaan obat-obatan terlarang, senjata, wanita, penyeludupan terjadi disana.

Menghadapi kenyataan bahwa kedua orang tuanya meninggal dunia, dengan ketidaksiapannya memimpin bisnis keluarganya sendiri. Lalisa Manoban memilih mengalah dari Robin Manoban, demi keselamatan dirinya, dan adik satu-satunya, Ryujin Manoban.

Lalu kembali dengan pertanyaan, bagaimana dengan investigasi polisi mengenai orang tua Lalisa yang meninggal disebabkan oleh pengendara asing yang tidak di kenal itu?

Tidak, Jangan berharap. Kepolisian Asia memang sepertinya hanya bekerja jika kita memiliki uang! Itu terbukti hanya setelah selang beberapa minggu ketika kejadian naas kecelakaan terjadi

Penyelidikan pihak kepolisian dan pengadilan resmi dihentikan dengan alasan bahwa kecelakaan itu murni kesalahan orang tua Lalisa, dan pihak keluarga manoban hanya diberikan santunan sebesar 11.500 Bath atau setara dengan 5 juta rupiah!

Dan kembali pada situasi Lalisa saat ini. Lalisa senditi masih tidak percaya dengan kenyataan bahwa ia akan segera meninggalkan tanah kelahirannya, Thailand. Tentu saja karena satu alasan lagi, Ryujin.

Lalisa menghela nafas pasrah saat matanya memperhatikan adiknya yang manis, Ryujin Manoban masih setia dengan tidurnya yang tenang, dan saat itu juga Lalisa merasa hatinya ngilu.  Kenyataan, bahwa sebentar lagi Lalisa akan meninggalkan adiknya seorang diri di negara ini.

Jenlisa: My Senior (back) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang