Part/7

473 31 5
                                    

Happy Reading
-
-
-

"Apa yang kau lakukan?" Kedinginan pada nada suara yang menusuk pendengaran Jennie. Suara gadis itu masuk berbisik di antara kedua daun telinganya.

Namun wanita itu mengambaikan Lalisa. Di hadapan gadis itu. Jennie masih tersenyum manis, sangat manis sehingga matanya menghilang. Kejahilan mengkilau indah dalam pusaran matanya.

Hembusan angin sejuk menerpa keduanya. Namun tetap tidak ada pembicaraaan di antara kedua orang itu. Seperti saat ini dunia hanya milik mereka berdua. Kim Jennie sudah menurunkan senyumnya, matanya mulai mengawasi setiap sudut wajah gadis itu.

Rambut Lalisa yang hitam pekat seperti tinta pulpen yang bersinar dengan pesona unik di bawah redupan sinar matahari yang menyala. Kulit wajahnya yang sangat halus dan putih seperti susu sapi murni yang baru saja selesai diperas sangat memikat membuat mata Jennie mulai berbinar kagum.

Meskipun Lalisa menahan dirinya untuk tidak terbuai dengan kecantikan Jennie saat ini. Dengan situasi mereka sekarang "Apa kau tidak ingin menjawab?" Kekesalan terlepas dari mulut Lalisa, Namun ekspresi datarnya masih bertahan seperti dia tidak terganggu tentang apapun.

Mengetahui gadis itu sedang menjaga reputasinya di depan khalayak. Kehangatan mengalir kedalam darah menuju gumpalan halus di dada Jennie.

Saat seprti tidak ada yang salah dengan tingkahnya "Apa? Aku hanya memelukmu" Jennie mengangkat kedua bahunya dengan sikap acuh tak acuh tanpa rasa takut sedikitpun atau merasa buruk karena sudah menempatkan gadis itu di dalam sorotan semua orang.

Menanggapi Jennie. Lalisa mengeluarkan helaian frustasinya. Apakah wanita ini mencoba memprovokasi ku sekarang?

Lalisa melirik sorotan yang terus menekan keberadaannya. Puluhan pasang mata saat ini sedang mengawasi mereka tanpa jeda, mencari tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

Menyadari bahwa gadis itu sudah hampir kehilangan ketenangannya oleh tekanan yang ia berikan dan sorotan semua orang

"Jika kau ingin mendengarkan jawabanku. Kau harus ikut denganku" Sepenggal kalimat sebelum Jennie menarik paksa tangan Lalisa.

Semua orang mengikuti kepergian mereka dengan ekspresi bertanya-tanya. Bahkan keempat sahabat Jennie pun kebingungan.

Semua orang di tinggalkan dalam keadaan kebingungan!

"Ya Kim Jisoo! Apa kau tahu tentang ini?" Saat Kim Hanbin sudah tidak tahan lagi untuk bertanya pada yang tertua di dalam persahabatan mereka.

Kim Jisoo mengenduskan nafasnya dengan amarah, saat matanya memutar keatas langit saat ini "Apa kah aku telihat seperti aku mengetahui seseuatu, bodoh?" Satu jawaban yang membuat Kim Hanbin meliriknya dengan kesal.

Aku hanya bertanya kenapa dia marah?

Wanita selalu menyebalkan!

Gerutuan terakhir dalam hatinya sebelum Kim Hanbin ikut menyusul kepergian Jennie dan ketiga orang sahabatnya.

Di tempat lain di dalam sebuah mobil otomotif berwarna hitam Merk Porsche yang hanya ada satu di dunia sudah melaju keluar dari Asrama mereka.

Jenlisa: My Senior (back) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang