Part/5

531 33 6
                                    

Happy Reading
-
-
-

Keesokan harinya...

Ketika Sunrise mulai menyembur mengisi sudut-surut ruang kamarnya. Di atas tempat tidur yang tenang dan di bawah selimut tipis. Figur wajah yang indah diterangi bawah sinar matahari pagi lembut menyentuh kulit-kulitnya. Lalisa telah dibangunkan oleh alarm yang sengaja dia atur pada pukul 6 pagi.

Tadi malam sebelum beristirahat. Lalisa sempat membuka ponselnya dan membaca informasi dari groub whatsapp angkatan mereka, bahwa hari ini mereka akan melanjutkan seluruh kegiatan ospek. Itu di mulai dari pukul jam 8 pagi.

Ugh

Ketika mencoba bangun dari tempat tidurnya. Lalisa mengerang kesakitan. Badannya terasa seperti seluruh tulangnya sudah diremukkan. Tapi tetap aja. Walaupun begitu dia masih mencoba untuk bersiap-siap untuk melalui hari yang panjang hari ini.

Dengan begitu, Lalisa mulai dengan pergi mandi, Di bawah guyuran air panas yang mengalir dari shower yang menyentuh tubuhnya. Rasanya itu seperti obat mujarab yang menenangkan saraf-saraf badannya yang pegal. Setelah selesai mandi Lalisa segera menggunakan pakaian lengkap yang telah ia terima pada pembagian seragam sebelumnya.

Berbeda dengan Universitas lainnya. Universitas Kim memiliki aturan khusus: di mana setiap harinya para mahasiswa dan mahasiswi menggunakan seragam atau baju yang telah di atur oleh ketentuan pihak Universitas.

Saat seluruh pakaiannya sudah terpasang dengan rapi. Lalisa segera keluar dan menuju gedung asrama utama yang terletak di lantai satu tempat ini. Bersama buku catatan dan dua bulpen di genggamannya, Lalisa menutup pintu kamar asramanya dan berjalan seorang diri menuju lift yang telah tersedia. Lift yang sebelumnya ia gunakan bersama Jennie kemarin sore.

Ketika ia sudah masuk dan menekan tombol liftnya. Lalisa dengan tenang menunggu lift itu turun, dan belum sampai satu menit ketenangan itu pudar. Lift itu berhenti di lantai 2 yang diketahui bahwa di lantai ini adalah Asrama milik anak Reguler. Di mana para anak penjabat dan konglomerat tinggal.

Ting

Pintu lift terbuka. Hal pertama yang lihat Lalisa adalah tiga orang mahasiswi cantik yang berdiri di depan sana. Masing-masing diantara mereka memiliki ciri khas yang terpancar pada penampilan mereka.

Ketiganya serentak menggunakan seragam yang sama, senada dengan warna rok yang mereka gunakan. Kekayaan dan kegelamoran melengkapi ujung rambut sampai ujung kaki mereka. Barang-barang yang mereka gunakan, walaupun dari mata awam, jelasnya dari melihatnya saja kau sudah bisa menilai bahwa seluruh aksesoris yang mereka gunakan adalah kemewahan yang patut dipuji.

Praktis saat mengalami kesenjangan sosial seperti ini. Walaupun dulunya dia juga orang yang berada, tetap saja Lalisa memundurkan badannya saat menyadari bahwa ketiganya mulai melangkah masuk kedalam lift.

"Tyuzu, setelah breakfast usai. Kita akan pergi kemana?" Wanita berambut kuning memulai obrolan diantara mereka.

Di sisi lain, Lalisa yang berada di belakang mereka nampak seperti hiasan saja. Mereka bertingkah seperti gadis itu tidak ada. Hal itu membuat Lalisa menghela nafas ringan.

Menjawab perkataan teman di samping kirinya. Wanita yang berada di tengah itupun menjawab "Aku tidak mood kemana-mana hari ini. Tapi jika kau ingin pergi, aku akan menelpon supir" ujarnya dengan kemalasan pada nada suaranya.

Jenlisa: My Senior (back) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang