Bimbang

108K 2.5K 52
                                    

Kata-kata di part ini sedikit lebih vulgar.
Author rada sengklek nech.
Capeeekkkkk....
Moga gag pada kecewa deh.
Happy reading.....
>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Digo POV

Aku sudah tak sabar menunggu bulan depan. Bagaimana tidak? Bulan depan aku akan menikahi Sisy, hot mom yang begitu menakjubkan. Dengan lamaran yang romantis dan sedikit memaksa, akhirnya dia akan jadi milikku selamanya.

Sebenarnya aku ingin pernikahan itu dilakukan hari ini tapi Sisy mengancam tidak mau menikah denganku jika pernikahan dilakukan hari ini. Parahnya lagi papa dan mama juga berdiri di pihaknya. Jadi dengan terpaksa pernikahan kami dilaksanakan satu bulan lagi. Oh sudah tak sabar menunggu hari itu.

"Pa, lebih baik aku saja yang mendesign. Aku tak suka ini semua." Kata Sisy sedikit merajuk. Dia ada di rumahku sekarang. Kami sedang berdiskusi tentang design undangan. Puluhan sample undangan bececeran di meja ruang keluarga.

"Sayang, ini bagus. Lagian warnanya juga ungu, seperti yang kamu inginkan." Kata papa sambil mengacungkan sample undangan pilihannya. Huh! Itu pak tua dan calon menantu mesra banget. Mendidih aku dibuatnya.

"Yak! Berhenti berdebat. Dan kau orang tua, jangan menggoda calon istriku." Kataku.

BUK

Sample undangan yang dipegangnya mendarat mulus di mukaku.

"Dasar anak durhaka. Berani sekali kau mengataiku. Aku bahkan lebih tampan darimu." Kata papa dengan narsisnya. Itu orang tua memang tidak pernah berubah. Selalu saja tidak mau mengalah.

"Ya, aku pikir juga begitu. Papa jauh lebih tampan darimu." Kata Sisy sambil bergelayut di lengan papaku.

"Sisy, menjauh dari orang tua itu! Kalau tidak..."

"Kalau tidak apa?!" Katanya memotong ucapanku.

"Kalau tidak, aku akan mengurungmu di kamar dan kita akan bercinta semalaman!" Ancamku.

"Kau tidak akan bisa melakukannya otak mesum!" Kata papa padaku.
"Aku akan melindungimu dari pria berengsek itu, sayang." Katanya lembut sambil mengusap kepala Sisy yang bersandar di lengannya.

"Yak! Apa kau berencana mengambil calon istriku?!"

"Wah sepertinya itu ide yang bagus."

"Iya. Aku juga akan untung besar kalau bisa mengencani dua generasi King sekaligus." Timpal Sisy membuatku makin dongkol. Dia semakin manja dengan papaku. Aku semakin menekuk muka, tak suka melihat pemandangan itu.

"Kau bisa bermanja-manja dengan mama." Kata mamaku yang tiba-tiba duduk di sebelahku.

"Mama.... Orang tua itu ingin mengambil calon istriku." Kataku merajuk sambil memeluknya.

"Uh sayang... Nanti biar mama yang memberi pelajaran pada pria tua yang tampan itu." Kata mama sambil mengelus kepalaku.

"Dasar bayi besar!" Ejek Sisy sambil mengeluarkan lidahnya.

"Ya. Dan bayi besar ini ingin menyusu sekarang." Kataku yang lalu berdiri dan menarik tangannya, menyeretnya ke kamarku.

"Jangan lama-lama bocah nakal! Diskusi undangannya belum selesai." Teriak papa.

Aku menghempaskan Sisy di ranjang dan berbalik untuk mengunci pintu.

"Digo! Ini masih terlalu pagi untuk bercinta!" Protesnya saat aku berjalan menghampirinya sambil menanggalkan semua pakaianku.

"Kau sepertinya lupa sesuatu, sayang. Aku kan tak mengenal waktu jika melakukannya." Kataku dan mulai mempreteli kancing bajunya. Sekarang dia hanya mengenakan sepasang pakaian dalam. Wow, dia sangat sexy. Juniorku sudah tegak sempurna.

Hot MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang