Jin ingin melarikan diri, dia benar-benar ingin meninggalkan Jungkook yang sedang menangis dan pergi. Bukankah dia juga meninggalkan Jin menangis sendirian, dia tidak pernah repot-repot menengok ke belakang dan mengecek apakah dia baik-baik saja, maka seharusnya Jin juga melakukan itu, bukan?
Tapi Jin tidak bisa, bahkan jika dia ingin, dia tahu dia tidak bisa. Dia selalu lemah di hadapan Jungkook, selalu. Baginya Jungkook selalu lebih penting dari apapun, setiap hal. Jika diberi pilihan, Jin akan menyerahkan segalanya jika itu bisa membuat Jungkookie bahagia.
Jadi bagaimana bisa, bagaimana bisa dia meninggalkannya menangis di sini, bagaimana bisa dia meninggalkan sahabatnya menangis di sini. Jin terlalu tenggelam dalam pikirannya sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa nafas Jungkook semakin tidak teratur. Dan ketika Jungkook mengeluarkan isak tangis, Jin menatapnya.
Dan oh Tuhan, Jungkook mengalami serangan panik, ia terbaring di lantai, masih menangis, berusaha bernapas, keringat mengalir di dahinya. Melihat kekasihnya seperti itu, semua dilema Jin pun runtuh. Ia berlari dengan cepat dan memeluk Jungkook.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa kookie, hyung di sini, hyung di sini. Semuanya baik-baik saja, hmm, tenanglah sayang, tenanglah," ucap Jin lembut sambil mengusap punggung Jungkook. Ini bukan pertama kalinya Jin melakukan hal ini. Jungkook selalu memiliki masalah kecemasan.
Dan Jin adalah satu-satunya orang yang membuat Jungkook merasa nyaman untuk membicarakannya, jadi Jin telah membuat misi pribadi untuk memastikan Jungkook tidak perlu menghadapinya sendirian lagi. Jadi Jin tahu, dia tahu bagaimana cara menenangkan Jungkook, sama seperti dia tahu caranya bernapas.
Sekarang ketika Jin melihat Jungkook, ia bertanya-tanya siapa yang telah merawatnya selama 6 bulan terakhir, siapa yang menenangkannya saat ia panik, siapa yang ada untuknya. Jin memiliki Yoongi dan Jimin, tetapi Jungkook, Jungkook tidak memiliki siapa-siapa.
Meskipun itu adalah keputusannya untuk pergi, Jin sekarang tahu alasan dia melakukannya. Dan meskipun itu adalah alasan yang paling bodoh, Jin bisa mengerti kenapa dia melakukannya. Mengapa dia memutuskan untuk pergi, Jin selalu menyadari ketakutan Jungkook. Mereka telah menghabiskan malam-malam membicarakannya.
Dia tahu orang tua Jungkook bercerai saat dia masih kecil, sebagai anak berusia tujuh tahun Jungkook telah melihat orang tuanya bertengkar, mengatakan hal-hal yang kejam satu sama lain.
Jin masih ingat hari ketika Jungkook datang ke rumahnya sambil menangis, menceritakan bagaimana ibunya mengatakan kepadanya dan ayahnya bahwa dia membenci mereka berdua, itu adalah pertama kalinya Jin melihat Jungkook ketakutan, melihat dia gemetar, menangis seperti orang gila. Jin tahu betapa menakutkannya bagi Jungkook untuk berpikir bahwa suatu hari nanti Jin akan melakukan apa yang ibunya lakukan padanya.Dia kembali fokus pada Jungkook yang masih menangis seperti bayi kecil. Sangat menyedihkan melihat Jungkook yang kuat menjadi seperti ini dan Jin membencinya dengan sepenuh hati. Ia memeluk Jungkook lebih erat dalam pelukannya. Jungkook memeluk Jin seperti hidupnya bergantung padanya. Seolah-olah jika ia meninggalkan Jin, ia akan kehilangan nyawanya.
"Hyung, aku minta maaf. Aku... aku benar-benar minta maaf. Kumohon.... kumohon.....kumohon......," Jungkook berhasil mengatakannya di sela-sela isak tangisnya. Dan hati Jin yang malang pun menangis.
Jungkook selalu menjadi kesayangannya, satu-satunya benda atau orang yang harus ia lindungi, Jin bisa bertarung dengan seluruh alam semesta, jika ia harus, untuk melindungi Jungkook, jadi saat ini ia akan bertarung dengan hatinya yang terluka dan menjaga Jungkook seperti yang selalu ia lakukan.
"Tidak apa-apa Jungkook, tidak apa-apa. Aku mengerti hmm. Sekarang tolong berhenti menangis. Semuanya baik-baik saja, semuanya baik-baik saja. Hyung ada di sini, aku tidak akan pergi kemana-mana. Ssst... Tidak apa-apa sayang, tidak apa-apa," kata Jin sambil mencium puncak kepala Jungkook. Jin tahu bagaimana memanggil Jungkook dengan sebutan sayang selalu membuatnya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Broke Up | Kookjin ✔️
FanfictionLelah dengan pertengkaran yang terus menerus, Jungkook meminta Jin untuk putus. Dan Jin, yang baginya tidak ada yang lebih penting daripada kebahagiaan Jungkook, tidak menghentikannya, karena dia pikir itu akan membuat Jungkook bahagia. Terjemahan d...