Jin baru saja kembali dari berbelanja, memegang dua tas penuh belanjaan di tangannya. Dia mengutuk dirinya sendiri karena tidak menggunakan mobilnya. Karena cuaca sangat dingin dan dia harus membawa begitu banyak barang, tangannya membeku meskipun sudah memakai sarung tangan.
Dia hampir sampai di apartemennya ketika teleponnya mulai berdering, dia mengumpat lagi, kali ini dengan suara yang lebih keras. Mengapa semua orang harus meneleponnya sekarang. Dia akan mengabaikan telepon itu, dia benar-benar akan mengabaikannya, dia tahu dia harus melakukannya karena dia harus menyelamatkan nampan telurnya, yang susah payah ia perebutkan di pasar tadi, tetapi jam tangan pintarnya menunjukkan panggilan 'Jungkookie🐰' dan Jin tidak pernah mengabaikan panggilannya, dia harus benar-benar mengutuk hatinya sekarang.
Dia menekan tombol hijau di jam tangannya dengan hidungnya. Oh Tuhan, jika Jungkook ada di sini, dia pasti akan menertawakannya. Begitu tersambung, tiba-tiba terdengar suara tawa kecil di earphone-nya.
"Hyung kau seharusnya membawa mobilmu, cuacanya sangat dingin dan kurasa kau sudah membeli bahan makanan untuk seluruh kota." kata Jungkook sambil tertawa lagi.
"Ya, aku tahu. aku juga tidak mengerti kenapa aku tidak membawa mobilku... tunggu. Tunggu, bagaimana... bagaimana kau tahu aku tidak membawa mobilku, dan bagaimana kau tahu tentang belanjaanku, yang seharusnya tidak kau tertawakan Jeon Jungkook." Jin mencoba terdengar marah, tetapi Jungkook tahu, dia bisa melihat senyum lembut di wajahnya.
Jin melihat sekeliling, bagaimana Jungkook tahu, apakah dia disini? Tidak mungkin, kan? Dia tak mungkin berada di sini. Jantungnya berdegup kencang di dalam dadanya.
"Hyung, berhenti melihat sekelilingmu. Bergeraklah perlahan, jika tidak nampan telurnya akan jatuh." Jungkook sekarang benar-benar tertawa.
"Jungkook, jika ini semacam lelucon, aku akan membunuhmu. Di mana kau? Apa kau di sini? Kenapa kau ada di sini? Kook, tolong bicaralah." rengek Jin dan Jungkook dapat melihatnya menghentakkan kakinya.
Jungkook masih ingin menggodanya sedikit lagi tapi dia tidak bisa, dia tidak bisa ketika dia sudah lama tidak bertemu Jin, dia tidak bisa ketika hatinya sangat ingin meraih Jin, dia ingin pergi dan menyentuhnya, dia ingin berada di dekatnya. Dia telah menunggu hal ini begitu lama sehingga dia tidak bisa menunggu lagi sekarang.
Dia berjalan keluar dari tempatnya bersembunyi dan berjalan ke arah Jin, jalanan hampir kosong, lampu jalan menyinari wajah Jin, dia selalu terlihat tampan, tidak diragukan lagi, tapi hari ini, dia terlihat jauh lebih tampan daripada yang bisa diatasi oleh pikiran Jungkook yang malang.
Ketika dia sudah tinggal beberapa langkah dari Jin, dia akhirnya berbicara untuk menghentikan Jin agar tidak mengomel lebih lanjut.
"Berbaliklah hyung." kata Jungkook berbisik, begitu lembut, sehingga dia bahkan tidak tahu apakah Jin mendengar atau tidak tapi tiba-tiba Jin berbalik dan waktu pun berhenti. Oh Tuhan, sedekat ini dia terlihat semakin cantik. Jungkook ingin menangis, dia benar-benar ingin menangis, tapi sebelum dia bisa melakukan apapun, Jin telah menjatuhkan belanjaannya, Jungkook merasa kasihan pada telur-telur itu tapi itu hanya beberapa detik karena Jin telah menubruknya, memeluknya dengan erat.
"Sial, sial, sial, sial," Jin mengumpat dan Jungkook hanya tertawa.
"Cukup banyak kosakata yang kita miliki disini," katanya sambil tertawa namun Jin hanya membenamkan wajahnya di leher Jungkook.
"Oh Tuhan, kau ada di sini. Kau benar-benar disini. Oh, aku sangat merindukanmu, Kook. Sangat merindukanmu." ucap Jin dan kemudian dia menangis, dia menangis sambil memeluk Jungkook, mengatakan kalau selama ini dia merindukannya. Jungkook bisa merasakan kebahagiaannya, dan semua rasa takut yang dia miliki saat datang ke sini, semuanya lenyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Broke Up | Kookjin ✔️
FanfictionLelah dengan pertengkaran yang terus menerus, Jungkook meminta Jin untuk putus. Dan Jin, yang baginya tidak ada yang lebih penting daripada kebahagiaan Jungkook, tidak menghentikannya, karena dia pikir itu akan membuat Jungkook bahagia. Terjemahan d...