14. 𝐑𝐈𝐀𝐍𝐀 𝐅𝐈𝐆𝐔𝐑𝐄

1.3K 178 8
                                    

"Mau seputih apa pun kamu, bayanganmu tetaplah hitam."

_Leonardo Haven Kohler_

Selesai berlari keliling lapangan 10 putaran, mereka diizinkan untuk beristirahat di kamar sambil menunggu mata pelajaran selanjutnya tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selesai berlari keliling lapangan 10 putaran, mereka diizinkan untuk beristirahat di kamar sambil menunggu mata pelajaran selanjutnya tiba. Tubuh mereka sudah sangat lengket, rasanya ingin mandi sekarang. Namun sayangnya, Mr Leo tak mengizinkan mereka mandi sebelum hukumannya selesai. Untung saja di dalam kamar ada kipas, jadi mereka tidak terlalu kepanasan.

Angel baru ingat jika ia punya selimut kecil yang biasa ia bawa ketika ingin berpergian jauh. Selimut tersebut akan ia pakai selama berada di dalam ruang bawah tanah. Ia mulai membuka beberapa laci lemari di samping kasurnya.

Lusy mengerutkan keningnya, ia merasa ada yang aneh. "Dimana koinku?"

Semua yang berada di dalam kamar, reflek menatap Angel yang telah kelimpungan mencari koin miliknya. Jiana turun dari kasurnya, lalu menghampiri Angel.

"Terakhir kali kau menyimpannya di mana?"

Angel menggaruk tengkuknya karna tak menemukan benda tersebut. Ia semakin panik. "Aku ingat jelas, aku menyimpannya di sini. Bahkan sebelum kita dikurung diruang bawah tanah, koin itu masih ada."

"Mungkin saja kau tak sengaja menjatuhkannya. Coba kau cari di bawah kasur," usul Jiana lalu membantu menyikap selimut milik Angel.

Kylie turun dari tempat tidurnya, seraya melipat kedua tangannya depan dada. Ia menarik sebelah alisnya dengan sudut bibir yang tertarik ke atas. "Untuk apa susah-susah mencari? Tidak kah kau curiga dengan salah satu dari kita?"

"Siapa maksudmu?"

Kylie langsung melirik ke arah Lusy yang baru saja selesai mandi. Ia mengeringkan rambutnya menggunakan kain dan duduk di pinggiran kasur. Lusy yang merasa diperhatikan pun, ia kemudian bangkit dari duduknya. "Mengapa kalian menatapku?"

"Kami semua dikurung di ruang bawah tanah, dan hanya kau yang berada di kamar ini. Jadi, harusnya kau tahu bukan, dimana koin milik Angel?" Kylie terus menatap Lusy dengan tatapan remeh.

Lusy melepaskan kain yang berbalut di rambutnya itu dengan kasar. Ia berjalan mendekati Kylie. "Kau menuduhku mengambilnya?"

Kening Kylie berkerut, ia melangkah memutari Lusy seakan-akan ingin menginterogasinya. "Aku hanya bertanya, tidak menuduhmu. Lagi pula yang aku ucapkan tadi benar bukan?"

Lusy mengalihkan pandangannya ke samping, seolah-olah menghindari tatapan mereka. "Bukan aku yang mengambilnya. Tapi, aku tahu siapa yang mengambil koin itu."

"Siapa?"

Lusy melirik sekitarnya, mencoba memastikan jika keadaan aman. "Gabriel. Kemarin saat aku pergi mencari kalian, aku melihat Gabriel masuk ke kamar ini dengan mengendap-endap. Aku bertanya, tapi dia tidak menjawab."

𝐒𝐂𝐇𝐎𝐎𝐋 𝐏𝐑𝐈𝐒𝐎𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang