17. 𝐁𝐄𝐇𝐈𝐍𝐃 𝐀 𝐁𝐋𝐔𝐄 𝐃𝐎𝐎𝐑

1.3K 180 10
                                    

"Dia adalah pemimpi yang berani, menjelajahi lautan mimpi dengan kapal ambisi. Tiada batas yang mampu menghentikannya, karena tekadnya adalah bahan bakar yang tak pernah padam."

_R I A N A_

Suasana di MKS pada malam hari menjadi dua kali lebih menyeramkan dari siang hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di MKS pada malam hari menjadi dua kali lebih menyeramkan dari siang hari.  Suasana lama begitu kental dengan aroma buku-buku tua yang terpampang di Perpustakaan. Kelas-kelas dengan meja dan kursi kayu yang sudah melalui berbagai generasi siswa, serta dinding-dinding yang dipenuhi dengan lukisan-lukisan siswa/i dari masa lalu.

"Ini sangat aneh. Apa mereka sudah mencarinya disekitar kasur atau di dalam lemari?" Wajah Angel tercermin dalam cermin air mata yang kabur, ekspresi wajahnya berubah menjadi peta tanpa arah.

"Dia sudah mencarinya dengan seksama. Bahkan memeriksa disemua tas yang berada di dalam kamar. Tapi, tetap saja tidak ditemukan." Alis Angel berkerut dalam pertanda kebingungan, seolah mencoba memecahkan teka-teki yang tak terpecahkan itu. Matanya melihat ke kejauhan, mencari jawaban di tengah lautan pikiran yang bergejolak.

"Beberapa minggu yang lalu koin milikmu juga menghilang tanpa kita ketahui siapa pelakunya. Lalu sekarang? Tara dan Yoong juga menjadi korbannya." Bibir Jiana tergigit pelan, seolah merenungkan misteri yang mengelilinginya.

"Apa ada kemungkinan lain? Mungkin saja dia menjatuhkannya disuatu tempat, atau lupa menaruhnya dimana."

Jiana menyandarkan kepalanya pada dinding Perpustakaan, sembari menatap Angel yang kini berdiri di hadapannya. "Aku rasa tidak mungkin. Sebab, mereka berdua berkata jika koin tersebut mereka letakkan di dalam lemari masing-masing. Mereka mengingatnya dengan sangat jelas."

Angel menghela napasnya kasar. "Mengapa belakangan ini ada banyak sekali kejadian aneh? Belum selesai tentang kejadian tadi siang di meja makan, sekarang ada kejadian baru lagi."

Cukup lama keheningan itu terjadi, Jiana lalu melihat sekitar yang terlihat begitu sepi dan gelap. Semua teman-teman yang lain masuk ke kamar untuk berisitirahat, sedangkan mereka berdua izin ingin ke toilet, hingga berakhir mengobrol di depan Perpustakaan.

"Apa kau tahu bagaimana keadaan Kristo sekarang?" Pertanyaan Jiana yang secara tiba-tiba menanyakan Kristo pun tentu membuat Angel mengerutkan dahinya.

"Mr Leo, melarang kita untuk masuk ke ruang bawah tanah sampai keadaan Kristo membaik.  Tentu saja aku tidak tahu bagaimana keadaan laki-laki itu sekarang."

Jiana mendekatkan wajahnya pada Angel, lalu kembali berbisik. "Apa kau ingin ikut denganku?"

"Kemana?"

"Ruang bawah tanah. Aku tahu caranya agar masuk ke sana, tanpa sepengetahuan Mr Leo."

"Apa kau yakin? Bagaimana jika kita ketahuan?"

Dengan suara yang kembali pelan, Jiana menjawab. "Aku jamin, itu tidak akan terjadi," ucapnya, meyakinkan.

Sosok hantu gosong besar muncul dengan langkah-langkah yang berat, meninggalkan jejak hitam di bawah lantai. Tubuhnya tampak seperti sebuah bayangan yang terbakar, dengan bagian-bagian yang membara dan mengeluarkan percikan api ke udara sekitarnya.

𝐒𝐂𝐇𝐎𝐎𝐋 𝐏𝐑𝐈𝐒𝐎𝐍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang