Assalamu'alaikum man temaaan, bismillah part lima. Jangan lupa bersyukur, happy reading semuaa:)
~~~~
Khusus pagi ini, Ayyra diantar oleh sang abah. Janji yang penepatannya ditunda beberapa hari itu sudah ditunaikan. Bahkan sang abah mengantar Ayyra hingga sampai ke kantor guru. Tak lupa abah juga berpesan pada ustadzah yang ada di sana, bahwa ia menitipkan putri kesayangannya itu.
"Abah tinggal dulu ya," pamit abah pada Ayyra yang sebenarnya sudah sibuk mengurusi kisi-kisi ujian.
"Iya abah, hati-hati ya bah," pesan Ayyra saat sudah ada di depan abah.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Abah berjalan meninggalkan Ayyra bersama guru-guru pondok yang lain. Saat lewat di depan ndalem, abah bertemu dengan kawan lamanya. Tentu saja kiyai Yusuf. Sudah lama sekali kedua sohib itu tidak bertemu. Bukan karena apa keduanya amat sibuk dengan urusan masing-masing.
"Assalamu'alaikum mas bro," sapa kiyai Yusuf begitu santai. Sementara abah terkekeh mendengar sapaan sahabatnya itu.
"Wa'alaikumussalam. Emang boleh se-mas bro itu? Nanti santrine sampean lihat lho."
*Santrine= santrinya.
*Sampean= kamu."Boleh, monggo mlebet mas."
*Monggo: silahkan
*Mlebet: masukKedua sahabat karib itu masuk ke dalam ndalem. Entah apa yang dibincangkan tapi keduanya sempat tertawa bersama. Maklum saja, setelah empat tahun tak jumpa baru bertemu sekarang. Kemarin pun waktu ke sini keduanya tak sempat bertemu langsung.
"Sampean ingat guyonan kita dulu. Waktu masih sama-sama mondok dulu," ujar kiyai Yusuf disaat tawa keduanya berhenti.
"Kayaknya dulu kita mondok itu isinya cuma guyon terus."
"Mas Harun ini, tapi bener juga sih." Kiyai Yusuf berkata sambil terkekeh.
"Iya kan. Guyonan yang mana ta?"
"Yang kita mau menjodohkan anak kita," jawab kiyai Yusuf membuat ingatan Harun lamat-lamat kembali.
Raut wajah abah langsung berubah menjadi serius. Apa perlu keduanya melakukan hal itu? Ah, tapi itukan hanya candaan. Kiyai Yusuf yang menyadari perubahan raut wajah pada sahabatnya itu malah terkekeh.
"Jangan serius-serius mas, kan itu cuma guyonan kita dulu."
"Sampean ini. Tapi kalau misalkan kita lakukan gimana?" tanya abah serius.
Kini giliran kiyai Yusuf yang beralih pada mode serius. Ia jadi benar-benar memikirkan apa yang abah katakan.
"Hahaha, kan katanya cuma guyonan."
"Lah sampean iki," ujar kiyai Yusuf sembari menggelengkan kepalanya.
Abah menyeruput kopinya yang sedari tadi sudah ada di meja. Lalu ia melanjutkan obrolan serius diantara mereka berdua.
"Tapi, Ayyra putriku itu kayaknya sulit. Dia itu kalau ada yang deketin seakan langsung lari terbirit-birit."
"Memangnya kenapa?" tanya kiyai Yusuf penasaran.
"Nah itu dia. Sampai sekarang aku juga nggak tahu jawabannya. Kalau ditanya-tanya tentang hal itu, Ayyra pasti langsung mengalihkan pembicaraan."
"Mungkin cowok yang deketin itu bukan tipenya."
![](https://img.wattpad.com/cover/294543188-288-k672890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Calon Makmum (Hiatus)
Novela JuvenilTak seorang pun menyangka bahwa Aisyah Qotrunnada Nayyara merupakan seorang anak Ustadz. Padahal ketiga kakaknya nampak religius dan sangat alim. Ya meskipun Ayyra tidak buta terhadap akidah dan akhlak. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan Akhtar...