Assalamu'alaikum teman-temaaan, bismillah part enam. Jangan lupa bersyukur, happy reading:)
Hari ini sekolah tengah libur. Jadi Ayyra tak perlu berangkat ke pondok. Baginya libur dua hari masih kurang untuk beristirahat. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus menerjang segala kemageran yang sudah mendarah daging.
"Assalamu'alaikum anak abah yang cantiknya subhanallah dan masyaAllah." Suara riang itu memasuki kamar Ayyra begitu saja.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh abahku yang paling dermawan," balas Ayyra tak kalah riang.
"Mumpung masih pagi muroja'ah yuk!" ajak abah dengan penuh semangat.
"Nanti sore aja ya bah," ucap Ayyra dengan raut muka memelas.
Abah menggeleng tegas pertanda menolak permintaan Ayyra. Sudah lama sekali putrinya itu tidak melakukan muroja'ah.
"Ya bah, pwease," ucapnya sambil menangkupkan kedua tangan.
"Ya udah, iya. Tapi nanti kalau sampai batal lagi siap-siap aja. Abah jodohin kamu sama anak temen abah," ancam abah.
"Boleh aja asal ganteng," ucap Ayyra sekeenaknya.
"Oke, tunggu ya nanti liat aja." Tantang abah ingin melihat seberapa berani Ayyra.
"Siapa takut."
Ayyra kembali asik dengan laptopnya. Ia tengah mengetik sesuatu di sana. Apalagi jika bukan unek-uneknya pada awal bekerja. Rasanya seminggu kemarin, ia sampai tak ingat untuk menulis satu kata pun di catatan hariannya.
Ayyra menuliskan bagaimana hidupnya beberapa hari terakhir. Mulai dari abah yang sakit, tugasnya yang seakan-akan tak pernah habis, dan kisi-kisi yang sempat ia buat semalaman malah hilang entah kemana. Belum lagi sulitnya mengirim kunci jawaban karena listrik pondok tiba-tiba mengalami pemadaman.
Selain duka, ia juga menceritakan tentang imam shalat dhuhur kemarin. Tak lupa ia juga menceritakan ulang kejadian dua tahun silam. Kali ini ia sedikit terkekeh mengetik curhatannya ini. Bagaimana jika Allah benar-benar mengabulkan do'anya??
"Kenapa kemarin nggak tanya Ustadzah Lail aja ya. Aduh bisa-bisanya nggak kepikiran sama sekali. Ah tapi masa iya? Eh kalau begini berarti gue ragu dong Allah pasti kabulin doa hambanya. Astaghfirullah," oceh Ayyra masih berada di depan laptop.
"Memangnya doa apa Ay?"
Sebuah suara mengejutkan Ayyra. Bahkan gadis itu hampir saja menjatuhkan laptop yang ada di pangkuannya.
"Enggak mas, bukan do'a apa-apa." Ayyra menyangkal, menyelamatkan dirinya dari sifat ketengilan Aiman.
"Yang bener?" tanya Aiman bernada.
"Bener mas."
Ayyra beranjak dari sana, melanjutkan niatnya yang ingin mengambil sisa camilan yang masih ada. Tanpa sadar ia meninggalkan laptopnya bersama dengan Aiman yang masih dengan rasa penasaran.
"Ay nulis apaan sih, kepo ah."
Dengan mudahnya Aiman membuka laptop Ayyra yang sebenarnya sudah diberi sandi. Namun pada akhirnya ia tak dapat menemukan apa-apa di sana. Ayyra tadi menulis sesuatu di sana, pasti akan ada sesuatu yang Aiman temukan jika membuka aplikasi note. Tapi tak ada yang satupun catatan misterius ia temukan.
Aiman menjentikkan jarinya renyah. Jarinya lincah membuka aplikasi word, cukup lama ia menaik turunkan kursor agar menemukan sesuatu. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah catatan semacam diari. "Pantesan nggak ketemu orang judul filenya penelitian," monolog Aiman.
Aiman berhasil menemukan catatan harian milik Ayyra. Ternyata adiknya ini manis sekali. Tapi ia tak menemukan sesuatu yang istimewa. Setelah rasa penasarannya terpenuhi, Aiman mengembalikan tampilan laptop seperti semula. Sebelum akhirnya lelaki itu beranjak dari sana.
~~~
Ayyra tertidur selepas shalat dhuhur tadi. Hingga tanpa terasa waktu sore telah tiba. Ia terbangun karena mendengar suara orang berbincang. Karena penasaran, ia memutuskan untuk mengintip dari gorden.
Mata Ayyra membulat penuh. Tamu tersebut tak lain dan tak bukan adalah Akhtar dan keluarganya. Kesadaran Ayyra kembali sepenuhnya. Ia langsung teringat akan perkataan abahnya tadi pagi.
Tentang Ayyra yang akan dijodohkan dengan anak teman abahnya. Dan siang ini ia tidak jadi muroja'ah karena tertidur. Mungkin saja sang abah sudah membangunkannya, tapi Ayyra malah tak kunjung bangun. Sepertinya Ayyra harus melakukan cara untuk kabur dari rumah sekarang juga.
Baru saja ia membalikkan badan, suara sang abah memanggilnya. Ayyra memampuskan dirinya sendiri. Meski begitu ia harus tetap lari dari situasi ini. Tapi bagaimana jika abahnya hanya bercanda? Benar, pasti abah hanya bercanda.
"Iya abah, sebentar." Meski begitu Ayyra masih tetap enggan. Ia menarik napas pelan dan membuangnya dari mulut.
Perlahan tapi pasti, Ayyra berjalan dengan menunduk ke ruang tamu. Ia berdiri tepat di samping kursi abahnya.
"Jangan nunduk terus, sini duduk."
Ayyra menurut, ia duduk di kursi dan menegakkan sedikit mengangkat pandangan. Sehingga terlihat bahwa tamu yang ada di depannya merupakan dua orang laki-laki. Namun ia tak tahu jika lelaki yang di depannya adalah Kiyai Yusuf dan Akhtar.
Ayyra masih bingung akan situasi yang sekarang ia alami. Ia mencondongkan badan ke arah Abah Harun dan berbisik,"abah ini maksudnya apa sih?"
"Udah ikutin aja. Nanti kamu ngangguk-ngangguk aja pokoknya," jelas abah berbisik.
"Ini Ayyra ya?" tanya Kiyai Yusuf.
Sesuai dengan instruksi abahnya, Ayyra hanya mengangguk.
"Sudah besar ya, masih ingat anak saya tidak?"
Lagi, Ayyra mengangguk. Padahal ia tak tahu siapa orang di depannya dan siapa anak yang dimaksud.
"Kalau anak saya berniat melamar, kamu terima tidak?"
Ayyra langsung menegakkan pandangannya, ia terkejut. Matanya yang tadi membelalak kini mengedip lucu.
"Pak kiyai(?)" ucapnya tak kalah kaget. Dan tepat di sebelah beliau, duduklah Akhtar dengan pandangan yang langsung menunduk.
Ayyra mengatupkan kedua bibirnya. Apa reaksinya terlalu berlebihan? Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Yang jelas Ayyra tak mau dijodohkan, apalagi dengan Akhtar.
"This is the time for, lari dari kenyataan," batin Ayyra. Ia langsung memasang kuda-kuda agar bisa berlari dengan cepat.
"Pak kiyai, sebelumnya mohon maaf sebanyak-banyaknya. Saya ada urusan, assalamu'alaikum." Tanpa memerdulikan panggilan abahnya, Ayyra langsung berlari begitu saja. Intinya ia harus kabur dari rumah. Namun sebelum melakukanya, ia harus mengundurkan diri dari pesantren.
To Be Continue ....
Hihihii gimana part ini menurut kalian?? Apakah Ayyra dan Akhtar akan berakhir di pelaminan yang sama?? Oh ya aku minta maaf kalau cerita ini terlalu menye-menye or alurnya terlalu lambat. I promise habis ini alurnya aku cepetin okeeyy. Jangan lupa vote dan kasih krisar buat cerita ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/294543188-288-k672890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Calon Makmum (Hiatus)
Teen FictionTak seorang pun menyangka bahwa Aisyah Qotrunnada Nayyara merupakan seorang anak Ustadz. Padahal ketiga kakaknya nampak religius dan sangat alim. Ya meskipun Ayyra tidak buta terhadap akidah dan akhlak. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan Akhtar...