20 || Ekspektasi

7.7K 455 84
                                    

Follow sebelum membaca!!!

Komen setiap paragraf doooongggg!

Maafin kalau ada typo, aku gak revisi sama sekali soalnya. Gak keburu tapi ngebet pengen up hehe

Happy Reading!!!

Enjoooooyyyy!!!

Enjoooooyyyy!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••||🕊||••

"Sepertinya...kau menarik."

Plak!

"Mulutmu!" Sarkas Vyo menggeplak lengan Laskara yang bertumpu pada ranjang.

Laskara meringis. "Aku baru tahu jika kau ternyata singa galak."

"Tergantung situasinya, aku bisa berubah jadi apapun." ucap Vyo dengan bersedekap dada.

"Berubah seperti apapun, kau tetap cantik, Nona." Laskara menarik kursi lalu duduk disana menumpangkan sebelah kakinya pada paha.

"Stop memanggiku seperti itu, aku bukan Nona-mu." Sedari awal Vyo tidak suka Laskara memanggilnya seperti itu. Ia merasa seperti orang terhormat padahal kan pada nyatanya bukan.

"Yaa memang bukan, karena sebentar lagi kau adalah istriku!" Goda Laskara dengan tampang dibuat setampan mungkin.

"Askar, Aku bisa menendangmu jika kau mau!" Sinis-sinis Vyo melirik Laskara yang kini terkekeh.

Kekehan kecil pria itu diakhiri dengan senyuman manis yang menawan. Entah mulai dari kapan Laskara selalu menyukai panggilan Vyo untuknya. Askar, mengambil tengah-tengahnya. Katanya agar tidak repot membuka mulut sebanyak tiga kali. Lebih simple kata Vyo, dan Laskara menyukainya.

"Aku serius, Vyo." Ucap Laskara menatap penuh pada Vyo yang kini membalas tatapannya.

Vyo menggeleng, dia tidak siap mendengar apapun yang kini akan Laskara ucapkan. Jika saja tujuannya pada apa yang dipikirannya Vyo sudah sibuk bingung memikirkan. "Jangan ucapkan apapun-"

"Aku serius, jika apapun yang terjadi padamu. Aku akan selalu ada. Aku siap menjadi pendengarmu."

Namun begitulah yang keluar dari mulut pria itu. Sudah tentu membuat hati Vyo sedikit lega. Vyo tidak bodoh, selama satu bulan mereka tinggal bersama. Tak jarang juga mereka saling mengobrol dan saling mendengarkan satu sama lain. Saling mengamati masing-masing, makan bersama dalam satu atap sudah seperti pasangan menikah. Vyo tidak bodoh jika saja diantara mereka ada percikan api asmara yang mungkin bisa saja ada. Masih dalam bentuk percikan, kemungkinan masih bisa dipadamkan.

Vyo tersenyum tulus, "Terimakasih,"

"Kau sudah ada dan menjagaku selama ini." Lanjut Vyo dengan mata berkaca-kaca.

GARIS DUA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang