10♈

5 0 0
                                    

Dua tahun berhasil dilewati Aries dan Gisa. Keduanya tumbuh menjadi pasangan populer yang dikenal hampir seluruh siswa di SMA Bumi Bakti. Gisa sebagai siswi cerdas yang tak henti menyumbang piala olimpiade dan Aries anak band yang selalu memeriahkan pentas seni. Band yang beranggotakan Aries, April, dan Tera itu melejit selama dua tahun terakhir, walau sampai sekarang mereka tidak juga memiliki nama.

Di tahun terakhir Sekolah Gisa tidak lagi mengikuti olimpiade tentu saja karena persiapan untuk memasuki perguruan tinggi. Begitu pula band yang terbentuk dua tahun silam, jarang mengikuti live music lagi. Sebenarnya tidak masalah bagi Aries, karena ia tetap ingin fokus belajar untuk melanjutkan kuliah. Namun yang menjadi masalah besar adalah hubungannya dengan April yang jadi lebih asing. Selama ini mereka berdua tidak lagi saling bicara, April berubah menjadi gadis yang dingin dan cuek. Sulit untuk mengajaknya berbicara, tapi hal yang bisa Aries syukuri selama itu adalah ia masih satu panggung bersama April.
Mengiringinya menggunakan gitar dan mendengarkan suara indahnya. Itu lebih dari cukup. Namun karena jadwal belajar mereka bertambah dan mereka tidak lagi mengisi acara live music keduanya terasa jauh lebih asing.

Tidak ada yang berubah dari April, termasuk perasaannya. Ia berusaha bersikap dingin dan cuek pada Aries ternyata tidak mengubah apapun. Karena pada akhirnya satu-satunya jalan pulang adalah Aries. Yang mengatasi kesepiannya adalah Aries, bukan musik. Dan selama dua tahun, ia menikmati kesepian yang menjajal kehidupannya berharap Aries masih mencintainya. Sepertinya terlalu bodoh jika ia percaya bahwa Aries masih mencintainya seperti yang di ucapkan laki-laki itu dua tahun yang lalu. Karena kenyataannya hubungan Aries dan Gisa bertahan sampai detik ini, hubungan yang katanya tidak berlandaskan cinta.

April tidak lebih dari cameo di kisah keduanya. Ada atau tidaknya kehadirannya tidak memengaruhi apa pun. Hubungan keduanya tetap baik-baik saja, mereka berdua tetap menjadi couple goals di Sekolah, dan April hanya vokalis band yang berpura-pura tidak tau. Menyedihkan. Di keluarga Pak Karsono posisi April seolah direbut paksa, tidak ada lagi tempatnya di rumah yang berada di dalam gang itu. Padahal ada banyak hal yang ingin ia tanyakan pada ibu, bapak, Kak Alya yang telah berkeluarga, Kak Karmila, dan Bang Kemal. Lalu, Mickey, apa hamster yang ia beli dua tahun silam itu masih hidup?

"Gisa, ayo nak makan dulu!" teriak Ibu dari dapur.

Gisa yang memberi hamster makan di teras menghentikan aktivitasnya. Bukan. Bukan Mickey yang Gisa beri makan, karena Mickey telah lama mati, mungkin karena stres tidak memiliki pasangan. Setelah Mickey mati dua tahun yang lalu, Aries membeli Hamster lagi seperti warna Mickey, tapi tidak pernah bertahan lama. Hamster yang sekarang ini entah menjadi hamster ke berapa, saking seringnya mati. Sepertinya ia tidak ahli dalam merawat binatang.

Gisa duduk di tempat Kak Alya biasa makan, di kursi paling pinggir. Kak Alya sudah meninggalkan rumah sejak menikah satu tahun yang lalu. Meski jarak rumahnya ke rumah Pak Karsono tergolong dekat, tetap saja ia tidak ingin terus menerus bergantung pada keluarganya dengan tinggal di sana. Alya tidak menikah dengan anak Ustad Juki. Alasannya bukan karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Sebelum Alya menikah, anak Ustad Juki sempat dekat dengannya, tapi Alya terlanjur ilfil. Laki-laki itu berencana ingin poligami, mendengar itu Alya bergidik ngeri, satu saja tidak punya, sok-sokan mau poligami. Akhirnya Alya memilih menikah dengan rekan kerjanya seprofesi, sama-sama guru SD.

"Kemal, makan?" tawar Ibu saat Kemal baru pulang dari kampus. Awalnya putra pertamanya itu tersenyum, tapi saat melihat kehadiran Gisa senyumnya memudar.

"Enggak," jawabnya lalu masuk ke kamar.

Selama dua tahun, Kemal tidak pernah menerima hubungan adeknya dengan Gisa. Menurutnya, Gisa hanya memanfaatkan kebaikan Adeknya selama ini.

"Lo itu terlalu baik, makanya cewek itu mau sama lo. Cewek yang benar-benar bisa terima lo itu April, karena dia udah punya segalanya, yang belum dia punya cuma kehadiran lo aja."

Aries bahkan masih ingat betul ucapan yang keluar dari mulut Kemal hari itu. Hari pertama Kemal memaafkannya setelah perang dingin selama seminggu. Meski begitu, Kemal tetap saja tidak suka dengan Gisa. Tidak peduli seberapa sering gadis itu datang ke rumah, yang selalu ia cari adalah April yang menghilang dari rumah itu selama dua tahun.

Kalau Karmila tidak peduli. Menurutnya Gisa sama baiknya, tidak perlu berpihak pada satu orang karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lagi pula menurutnya ini hanya masalah anak remaja biasa, ia tidak perlu ikut campur dan berdiri di tim siapa. Ia hanya berdiri di tengah-tengah, membantu ibu memasak setiap hari.

Ada satu hal yang Gisa punya dan tidak dimiliki oleh perempuan yang ditemui Aries. Senyum manis. Gisa memiliki senyum yang sangat indah, bahkan April yang menurutnya perempuan paling cantik juga tidak memiliki itu. Gisa selalu tersenyum, tidak peduli jika hidupnya terlalu pahit untuk disenyumi, Gisa akan tetap tersenyum. Berbeda dengan April yang akan berubah dingin dan jutek, Gisa tidak pernah melakukan itu. Bahkan ketika Gisa tau bahwa ia tidak dicintai ia tetap tersenyum.

"Aku sayang sama kamu," ungkapnya di sore itu, tiga bulan yang lalu. Saat ibu kembali di rawat di Rumah sakit dan keduanya memilih duduk di kursi yang tersedia di koridor.

"Aku juga," jawab Aries singkat tanpa menatap Gisa.

"Aku juga cinta sama kamu," ungkap Gisa. Tapi tidak ada jawaban dari Aries. Sering sekali. Entah itu Aries berpura-pura tuli atau Aries memang sengaja tidak pernah memberi balasan. "Aku tau kamu dengar. Emang kamu gak pernah niat jawab aja."

Aries menoleh, melihat gadis itu menatap ke arahnya dengan senyuman manis seperti yang kerap gadis itu berikan.

"Tadi kamu bilang apa?" tanya Aries.

"Aku cinta kamu," jawab Gisa, "tapi gak perlu dibalas, jangan bohongi perasaan kamu sendiri. Aku tau aku gak akan pantas dapat balasan itu."

"Maaf," ucap Aries dengan hembusan napas pelan.

Hari itu Gisa tau bahwa ia tidak dicintai. Bukan hari itu, lebih lama dari itu ia sudah tau. Tapi baru ketahuannya hari itu saat Aries mengakuinya. Sedikit lega karena kekhawatirannya benar-benar terjadi. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ada rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya saat mengetahui hal itu. Hampir dua tahun ia menjalin hubungan, tapi yang ia dapatkan justru pengakuan dari Aries bahwa ia tidak dicintai.

Hari ini, tepat dua tahun mereka menjalin hubungan. Tidak ada perayaan anniversary seperti yang remaja lain lakukan. Aries hanya mengajak Gisa ke rumahnya makan soto buatan Ibu. Ini adalah kali pertama Gisa disajikan soto di rumah itu dan ia bisa mengakui bahwa rasanya sangat enak. Yang membuat tidak enak adalah sikap Kemal yang terkesan cuek setiap kali ia datang. Padahal Aries pernah bercerita bahwa Kemal itu berisik, Kemal akan berubah menjadi penonton acara Dahsyat RCTI ketika teman Aries datang. Namun kenyataannya saat pertama kali Gisa datang, laki-laki itu justru memilih masuk ke kamar tanpa menyapanya sama sekali, bahkan tidak membalas senyumnya.

Setelah membantu Karmila membersihkan meja makan dan cuci piring, Gisa memilih pulang, diantar Aries tentunya.

"Pak, Bu, Gisa pamit pulang ya," ucapnya lalu mencium punggung tangan Bu Nur dan Pak Karsono.

"Hati-hati."

"Kak Karmila, Gisa pamit, yah."

"Hati-hati," jawab Karmila.

Mata Gisa tertuju pada kamar yang berada di dekat ruang tengah, sedikit tidak enak karena tidak berpamitan dengan Kemal setiap kali ia ingin pulang. Kemal juga tidak peduli pada gadis itu, jadi untuk apa berpamitan.

"Bang Kemal?" tanya Gisa pada Aries.

"Gak usah pamitan sama Bang Kemal, paling juga dia tau."

Keduanya menikmati sore hari yang macet selama di perjalanan. Langit tidak lagi begitu terik, hanya semburat orange yang menghiasi langit di sebelah barat. Gisa menikmatinya, bukan langit yang berwarna orange, tapi berboncengan dengan Aries. Aries memiliki wangi khas yang bisa Gisa cium setiap kali dekat dengan Aries, bukan bau rokok karena kebetulan Aries tidak merokok, tapi wangi kopi. Persis seperti wangi yang Gisa cium setiap kali masuk ke dalam rumah Aries.

Gisa memeluk Aries erat saat motor yang dikendarai Aries melaju semakin cepat. Berpura-pura lupa bahwa bahwa Aries tidak mencintainya mungkin satu hal yang mempertahankan hubungan mereka. Walau tidak bisa dipungkiri bahwa pengakuan Aries selalu berputar di kepalanya, lalu perlahan menciptakan rasa sakit yang entah dimana letaknya.

***

Semua Tentang AriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang