3

12 3 2
                                    

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca. Tinggal pijit bintang kok gak susah. Biar authornya semangat ya.. makasih 😊


























Hari berganti, aku menjalani rutinitas seperti biasa. Paling malas jadwal pelajaran hari ini adalah pelajaran kimia di pagi hari dan dilanjutkan fisika. Padahal tujuanku adalah masuk jurusan arkeolog. Namun aku malah masuk jurusan IPA karena disuruh orang tuaku.

Mereka tahu aku ingin ke jurusan itu, tapi menyuruhku masuk IPA dengan alasan semakin banyak ilmu semakin bagus. Hal ini membuatku harus belajar ekstra dua kali yaitu pelajaran di sekolah dan persiapan masuk kuliah. Terkadang aku kesal dan tidak mengerti pemikiran orang tuaku sendiri. Anggaplah aku tidak bersyukur, tapi kalau kalian dalam posisiku apa yang akan kalian lakukan?

Meski banyak mengeluh, aku harus tetap sekolah bukan? Setelah selesai sarapan aku berangkat sekolah. Karena aku selalu berangkat lebih awal, pemandangan yang kulihat saat bermotoran benar-benar nyaman. Lalu aku juga sengaja memilih jalan memutar yang tidak terlalu ramai di pagi hari supaya bisa menikmati waktu pagi hari yang damai sebelum datang ke sekolahku yang sudah pasti tidak damai.

Saat diperjalanan aku melihat toko antik yang sering didatangi olehku dan ayah waktu kecil.

'Sudah berapa lama ya aku tidak kesana? Kapan ya? Mungkin SMP ya. Baiklah aku akan kesana sehabis dari perpustakaan nanti.' Kata Aji dalam hati.

Lima belas menit berlalu, akhirnya aku sampai di sekolah. Setelah memarkirkan motor, aku berpapasana dengan Bu Dara, guru kimia kami.

"Aji, jam pelajaran pertama itu kelas ibu kan? Ibu mau minta bantuannya untuk membawa modul khusus bab 4 hari ini ya. Cukup banyak, jadi sebelum dimulai kalian sudah punya materinya untuk praktikum di lab minggu depan." Bu Dara meminta bantuanku.

"Baik bu."

Aku kemudian mengikuti Bu Dara dari belakang. Begitu masuk ke ruang guru dan berdiri didepan meja bu dara, aku kaget melihat tumpukan yang cukup tinggi buku materi satu bab untuk 38 anak kelas XII IPA 2.

'Benar-benar deh. Aku sudah tahu kalau dia adalah guru yang kompeten dalam mengajar. Tapi kan buku paket juga cukup, dia malah membuat modul full materi satu bab sebanyak itu.' Aku sedikit mengeluh.

"Nah ini materi untuk senyawa karbon turunan alkana. Nanti saat ibu masuk masing-masing murid sudah memegang satu modul."

"Baik bu, akan langsung saya bagikan sekarang."

Aku mengangkat seluruh tumpukan buku itu. Untungnya aku terbiasa berolahraga, beban segini menurutku tidak terlalu bermasalah. Mungkin sedikit lebih berat. Mungkin juga karena masih memakai jaket aku jadi sedikit kesulitan bergerak.

"Oi, Ji butuh bantuan?" Tawar Juna yang tidak sengaja berpapasan di koridor kelas sebelas.

"Sedikit sih, bagi dong. Bantu bagiin juga ke masing-masing meja ya. Harus udah ada kata Bu Dara pas masuk nanti." Kataku.

"Oke sip." Juna langsung membawa sebagian dari tumpukan modul yang kubawa.

Kami pun berjalan beriringan menuju kelas. Sesampainya di kelas aku malah melihat kelas berantakan akibat Yoshi, Bima, dan Yudhis.

"Kalian semua akan kulawan. Karena.. aku akan jadi raja bajak laut. Huahahahahahah." Teriak Yoshi yang sudah berdiri diatas meja yang disambung-sambungkan jadi sebuah kapal.

"Berisik tahu. Aku akan menghabisi kalian dan akan membuat kalian jadi makananku." Bima memakai eye patch seperti Kaneki Ken dari anime Tokyo Ghoul bahkan ia mengeretek jari seperti kebiasaan tokoh anime itu.

"Tidak.. aku akan mencegah pertarungan kalian sebelum tempat ini hancur. Karena menjadi hokage adalah jalan ninjaku-ttebayoooo." Sekarang giliran Yudhis yang berteriak. Kepalanya juga sudah memakai ikat kepala berlambang konoha mana dia masih pakai seragam sekolah.

Aku mengepalkan tanganku kesal sampai uratnya muncul. Juna melihat wajahku yang menyeramkan mundur-mundur takut setelah menyimpan modul di meja guru.

"Kalian semua.... BISA DIEM GAK SIH BENTAR LAGI KELAS MAU DIMULAI GOBLOK!!!!" Aku berteriak sambil menjitak kepala Yoshi, Bima, dan Yudhis.

"Ampun..pak ketu.." Ringis mereka bertiga.

"Beresin meja semuanya balik ke asal! Udahnya bagiin ini modul satu meja satu! Terus kalian anak cewek sama yang lain kok malah diem sih, lihat mereka mengacaukan kelas?!" Teriakku lagi pada anak-anak kelas.

"Ih pak ketu, gak apa-apa atuh hiburan buat konten ig kelas juga." Sahut anak laki-laki di belakang.

"Bukan urusan ya." Jawab Aruna.

"Mendokusai." Kata Lila sambil membetulkan kacamatanya.

'Kenapa gini amat jadi ketua kelas ini? Gak ada yang bener muridnya.' Jerit batinku yang lelah melihat kelakuan mereka semua.

"Mana Ji yang perlu dibagiin?" Tanya Yudhis.

"Nih, modul satu bangku satu ya. Jangan ada yang lebih udah di pas." Jawabku yang masih duduk di kursi meja guru.

"Oke."

Begitu Yudhis bilang oke, aku langsung kembali ke mejaku. Lalu melipat jaket dan duduk. Aku melihat Yudhis buru-buru membagikan semua modul. Terus dia menyimpan modul yang terakhir untuk Lila. Akhir-akhir ini dia gencar mendekatinya.

Sebenarnya Yudhis pernah cerita padaku kalau suka Lila dari SMP, tapi dulu pas awal SMA Lila malah jadian sama kakak kelas namanya Walif. Tapi pertengahan kelas sebelas kemarin mereka putus dan sejak saat itu Yudhis sering mencoba mendekati Lila walaupun ujung-ujungnya ditolak.

"Pantesan semangat noh anak disuruh-suruh. Ada maunya ternyata." Gumamku sambil melihat Yudhis yang dari tadi mengajak ngobrol Lila.


.......



Pukul 15.00, bel sekolah pun berbunyi. Waktunya semua murid pulang. Banyak diantara mereka yang senang karena entah bisa pulang, jalan-jalan dulu, ataupun merencanakan akan nongkrong dimana dengan temannya. Termasuk teman-temanku.

"Eh, Bang Ji mau ikut nongkrong? Dah lama nih kita gak nongkrong bareng. Kita semua mau ke Warung Bakso/Seblak Teh Ita nih. Si teh Lila aja yang suka ogah ikut, hari ini ikut." Ajak Bima.

Dia menggunakan embel-embel Bang atau Teh pada kami karena dia paling muda dan sudah terbiasa dari kecil memanggil kami seperti itu.

"Gak dulu mau ke perpus. Besok-besok deh aku ikut, chat di Line dulu aja tapi. Persiapan mau SBM dulu nih, lintas jurusan soalnya." Tolak Aji.

"Oke deh. Nanti sharing otaknya ya bang, biar aku gak usah belajar lagi." Canda Bima yang langsung lari dari kelas.

"Ada-ada aja noh bocah."

Aku lalu menggendong tasku dan pergi ke parkiran. Sesampainya disana aku malah melihat Aru yang dibonceng Juna. Padahal itu setiap hari dilakukan cuma tetap saja aku tidak nyaman melihat. Mungkin sedikit cemburu.

'Abaikan Aji, abaikan. Lupakan saja.' Pikirku.

Kemudian aku menaiki motor dan melajukannya keluar sekolah menuju ke perpustakaan. Setelah sampai aku menyapa petugas perpustakaan yang sudah akrab denganku. Setelah itu aku mencari buku ekonomi, materi yang akan kupelajari hari ini.

Aku mengambil beberapa buku dan menyimpannya di atas meja. Lalu aku mengeluarkan buku soal latihan SBM juga, jadi sambil latihan aku juga mencari materinya biar langsung mengerti. Lalu aku asik mengerjakan soal-soal tersebut sampai sore.









TBC....

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang