5

9 3 4
                                    

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca. Tinggal pijit bintang kok gak susah. Biar authornya semangat ya.. makasih 😊
































"Kok aku bisa berada di tubuh Arjunaaa?!!" Teriak Aji yang jiwanya berpindah di tubuh Juna.

"Tidak. Tidak. Tidak. Mungkin ini hanya mimpi. Mungkin yang perlu kulakukan hanya tidur lagi." Aji lagi-lagi berbicara sendiri.

Aku kemudian kembali merebahkan diriku di kasur dan menarik selimut lagi untuk tidur. Setelah menutup mata, terdengar langkah kaki dari tangga. Lalu seseorang memaksa masuk ke kamar .

"Junaaa bangun, nanti kamu kesiangan!! Jangan malah teriak-teriak pagi begini." Panggil suara seseorang yang kupikir itu Tante Lula, ibunya Arjuna.

"A..a..ku..sedang tidak enak badan, bu." Jawabku.

"Kamu sakit lagi? Apa yang kerasa sekarang? Perlu ke rumah sakit untuk konsul sama dokter?" Tanyanya bertubi-tubu.

"Tidak perlu bu, hanya aku merasa seperti. masuk angin saja."

"Tunggu, kau memanggilku 'ibu'? Tidak memanggilku mama. Itu aneh sekali."

"Ah begitu mama, aku hanya keceplosan karena lagi gak enak badan."

"Benarkah? Sini biar mama masuk dulu."

Akhirnya mamanya Juna masuk ke kamar dan memeriksa keadaan 'Tubuh Juna' bukan aku.

"Sepertinya kamu baik-baik saja. Kamu kan baru saja transfusi darah minggu lalu. Kalau kamu absen lagi kamu tidak akan lulus. Jadi tolong masuk ya untuk hari ini." Pintanya.

"Eumm..baiklah." Aku mengiyakan walaupun hatiku masih bimbang.

"Nah, mama akan membuatkan sandwich dan susu coklat untuk sarapanmu. Kami segeralah mandi dan menggunakan seragam."

"Baik, ma." Jawabku.

"Oke, mama kebawah dulu ya."

Beliau pun pergi keluar kamar. Aku segera menyambar handuk milik Juna dan segera mandi. Perasaanku tidak enak karena mandi ditubuh orang lain. Oleh karena itu selama mandi aku hanya menutup mata. Begitu pula saat menggunakan baju seragam.

Saat aku sudah selesai bersiap aku duduk di kursi meja belajar milik Juna. Aku belum siap pergi keluar. Ini sungguh sangat.. aneh. Jujur aku masih berpikir kenapa aku berada ditubuh Juna.

"Tunggu, tadi mamanya Juna bilang apa? Transfusi darah? Memangnya Juna sakit apa? Minggu lalu juga dia pergi ke acara keluarga katanya, tapi setiap bulannya dia selalu izin sih. Ini aneh. Kenapa Juna kalau sakit menyembunyikannya dari kami ya? Apa Aru tahu? Tapi waktu senin Aru juga tahunya dia pergi ke acara keluarga. Hah.. benar-benar merepotkan." Keluhku setelah lama bergumam sendiri.


........



Setelah sarapan, aku berangkat ke sekolah. Diparkiran ternyata aku bertemu dengan Aru yang sudah menunggu Juna seperti biasa. Sebenarnya bisa saja Juna menjemput Aru ke rumah neneknya, tapi Aru tetap diantar oleh tantenya.

"Junaaa.. ayo masuk kelas bareng!" Aru langsung memelukku. Tentu saja hal itu membuatku sangat terkejut.

"O..oh..oh ayo, ayo kita ke kelas." Kataku.

"Juna kamu gak lagi sakit kah, kok ngomongnya terbata-bata begitu?" Tanya Aru.

"Ah..ngga kok, aku cuma kaget karena kamu peluk aja." Jawabku jujur.

"Aneh banget, perasaan aku udah meluk kamu hampir tiap hari. Apa belum cukup ya buat persiapan nanti?"

"Persiapan?"

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang