7

5 2 0
                                    

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca. Tinggal pijit bintang kok gak susah. Biar authornya semangat ya.. makasih 😊


































Untungnya dalam waktu semalam tubuh kami sudah membaik walaupun masih ada banyak lebam karena kecelakaan bodoh itu. Juna juga memberiku pesan sebelum tidur. Katanya ada yang mau dibicarakan denganku besok pagi di sekolah.

Esok paginya di sekolah, aku dan Juna yang sedang ada ditubuh yang tertukar ini kembali bertemu. Hari ini kami juga bertemu kembali di taman belakang sekolah disaat orang lain belum datang sepagi ini.

"Hei, tadi malam kau menghubungiku ada apa?" Tanyaku.

"Untuk sementara kita harus tenang di tubuh kita yang sedang tertukar ini. Hanya saja..." Juna langsung terdiam setelah mengeluarkan beberapa kata.

"Hanya saja?"

"Tolong putus dari Aruna. Hanya itu saja. Selebihnya kita harus menyimpan kenyataan kalau tubuh kita tertukar." Lanjut Juna.

"Hei, kau gila ya? Aru itu, dia sangat mencintaimu tahu!" Aku sedikit berteriak.

"Aku tahu kalau sudah bertingkah egois. Tapi aku juga tidak bisa melihatnya di sampingmu. Sama sekali tidak bisa!" Juna juga meninggikan suaranya.

"Tapi.. dia pasti akan terluka kalau diputuskan olehmu. Kalau misalkan tubuh kita kembali apa yang akan kau lakukan? Aru bukan tipe orang yang akan dengan mudah memaafkan seseorang. Apalagi kau memutuskannya untuk alasan yang tidak jelas. Bisa-bisa dia membencimu, bahkan tidak mau bertemu lagi." Jelasku.

"Tak masalah. Sungguh. Itu lebih baik daripada melihatnya denganmu ataupun kau yang menghindarinya karena menjaga perasaanku." Katanya.

"Itu.." Aku jadi ikut bingung karena yang dia katakan benar. Aku akan menghindari Aru dan tak mau memanfaatkan situasi ini.

"Aku tahu kau ini orang seperti apa. Walaupun kau sangat mencintai Aru juga, tapi kau bukanlah orang yang picik Aji. Lagipula kau juga sudah tahu bukan?"

"Tahu apa? Maksudmu apa?" Tanyaku kesal.

"Bukalah laci kedua di sebelah kamar tidurku. Kau akan mengetahuinya, kalau hal yang akan terjadi dimasa depan akan lebih baik untuk Aru kalau aku memutuskannya sekarang." Juna menyuruhku.

"Baiklah. Akan kuputuskan setelah melihatnya." Kataku.

"Terima kasih." Jawabnya sambil pergi ke kelas.

Akupun mengikutinya dari belakang sambil tertatih-tatih karena kalau banyak bergerak tubuhku akan sakit kembali.

"Hoo.. menarik sekali." Terdengar suara seseorang terdengar kecil seperti terbawa angin.

Saat aku menoleh ternyata tidak ada siapapun disana. Aku kemudian kembali dan memutari taman belakang untuk mencari seseorang kalau-kalau dia menguping pembicaraan kami.

'Tidak ada seseorang. Lalu tadi apa?' Pikirku.

"Oyyy.. ayo segera kembali ke kelas sebelum yang lain datang." Panggil Juna.

"Oh..tunggu." Kataku

'Mungkin itu salah dengar.'




.......





"Junaaa... kita ke kantin bareng yuk. Aku hari ini gak bawa bekel loh." Ajak Aru padaku yang menyimpan buku ke tas.

"Oh.. maaf Aru aku gak bisa. Udah dikasih bekel sama mama soalnya." Aku beralasan sambil menunjukkan kotal bekalku.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang