6

6 2 2
                                    

Alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca. Tinggal pijit bintang kok gak susah. Biar authornya semangat ya.. makasih 😊

























3rd PoV


Di kelas XII-IPA2 yang kebetulan sedang tenang, diributkan dengan kedatangan Yudhis yang lari pontang-panting ke kelas.

“Gaiss… Si Aji ama Si Juna kecelakaan. Dia di UKS sekarang!”

“APAA?!!” Seluruh siswa kelas berteriak.

“Tahu darimana?” Tanya Bima.

“Tadi pas lagi ke UKS mau minta teh manis, eh malah rame banget guru-guru sama anak-anak kelas sebelas rebut gotong Si Aji sama Juna. Sumpah demi tiang listrik disambelin, mana mereka berdua ampe bonyok sebadan-badan.”

“Eh sumpah tah?” Tanya Aruna.

“Sumpah demi apapun, kalau gak percaya pergi gih ke UKS.” Suruh Yudhis.

"Lil, temenin ke UKS yuk, aku pengen liat Juna sama Aji." Ajak Aruna pada Lila.

"Oke, ayo." Lila setuju untuk ikut Aruna ke UKS.

"Eh, Lila juga ikut pergi tah. Yudhis juga pengen ikut dong." Yudhis ingin ikut walaupun tidak dihiraukan Lila. Yudhis pun berlari mengekor dibelakang mereka.

"Ih Si Yudhis dasar, Bima ayo ikut ke UKS!" Ajak Yoshi pada Bima.

"Woke."

Mereka pun ikut pergi ke UKS. Sesampainya disana ternyata kondisi UKS sangat ramai. Murid-murid kelas sebelas dibubarkan. Yang tersisa hanya beberapa guru yang tadi menggotong Juna dan Aji dan guru bagian piket hari ini.

"Eh..eh..eh.. bentar kalian kenapa gak masuk kelas?" Tanya Bu Dara yang kebetulan guru piket hari ini.

"Pengen liat Aji sama Juna bu, kita kan temen sekelas mereka terus ya ini Aru pacarnya Juna." Dengan polosnya Bima menjawab seadanya saja.

"Idih... bubar kalian semua. Balik lagi ke kelas sana. Jam pelajaran pertama mau mulai. Mereka lagi dapat penanganan dulu sama dokter UKS. Nanti istirahat kalau mereka belum pulang, kalian jenguk aja oke. Nah sekarang balik dulu." Jelas Bu Dara yang tidak bisa dibantah semuanya.

Aru, Lila, Bima, Yudhis, dan Yoshi pun bubar. Tapi sebelum pergi, Aru melihat kondisi tubuh Juna dan Aji yang sedang tidak sadarkan diri.

'Juna..Aji.. harusnya aku ikut kalian hiks.. kalian pasti ngelakuin hal-hal yang bodoh kan.' Batin Aruna.


........



Pada saat jam pelajaran ketiga dimulai, Juna dan Aji sudah siuman. Saat ini hanya ada mereka saja di UKS. Mereka merasakan nyeri yang lumayan di tubuhnya.

"Aji goblok gaada cara lain apa?" Protes Juna yang ada di tubuh Aji.

"Iya tahu salah, emang situ punya cara lebih pinter?" Balas Aji yang ada dalam tubuh Juna.

"Gak ada."

"Yaudah diem. Gak usah protes."

Pintu UKS terbuka memperlihatkan Bu Dara yang masuk bersama Bundanya Aji dan Mamanya Juna.

"Ya ampun, kalian ini kenapa sih. Haduhh.. sakit gak Ji?" Tanya Bunda.

"Nggak mah." Jawabnya.

"Loh kok mah? Tuhkan biasanya kamu manggil Bunda. Ini sih ada apa-apa sama kepala kamu." Bunda makin khawatir.

"Eh..emm..iya bunda. Maksudku bunda." Juna kemudian melirik Aji di tubuh mereka.yang tertukar.

"Nggak gimana, ini mukamu sampai badanmu lebam-lebam Ji. Lihat Juna juga."

Mamanya Juna hanya diam dan tidak bereaksi apa-apa. Daritadi yang ribut hanya bundanya Juna saja.

"Maaf ibu-ibu sekalian, saya harus memotong pembicaraan kalian. Nah Arjuna, Ajisaka, kalian ceritakan kenapa hal ini terjadi." Tanya Bu Dara.

Aji dan Juna pun saling lirik. Aji yang di tubuh Juna mengkode untuk mengarang cerita sesuai dengan apa yang sudah dibicarakan tadi pagi.

"Emm.. jadi gini bunda, mamanya Juna, Bu Dara, Aji kan ada soal fisika yang mau dibahas sama Juna. Eh pas lagi mau dikerjain ternyata buku materi fisikanya ditaruh di rak yang paling atas. Terus gak ada kursi juga atau tangga jadi kita naik satu sama lain buat bawa bukunya." Jawab Aji yang didalamnya adalah Juna.

"Iya lalu karena pas berdiri kurang seimbang akhirnua kita jatuh dan sebelum jatuh kita pegangan ke rak buku. Alhasil rak buku tersebut malah menimpa kita berdua. Gitu ceritanya." Tambah Juna yang didalamnya adalah Aji.

"Haduh..kalian ini kayak bukan anak kelas dua belas SMA aja yang mau kukiah tahun depan." Bu Dara memijat pelipisnya karena pusing mendengar kronologi kejadian itu.

"Baiklah melihat keadaan kalian yang mustahil kalau dipaksakan belajar, kalau boleh absen dulu sampai kondisi kalian baik besok. Kalau misalnya tambah mungkin ibu-ibu sekalian bisa memberikan surat izin dengan tandatangan dan juga surat rujukan dari dokter." Bu Dara menyuruh mereka pulang.

"Baik ibu terima kasih atas keringanannya." Mamanya Juna kemudian membantu anaknya berdiri dan memapahnya menaiki taksi untuk pulang. Begitu pula dengan bundanya Aji.


......



PoV Arjuna


Taksi yang kami tumpangi akhirnya sampai di rumah. Saat kami turun, supir taksi menawari untuk membantu memapahku ke rumah. Tapi Bundanya Aji menolaknya dan bersikukuh untuk melakukannya sendiri. Aku sedikit tersenyum karena menurutku Bundanya Aji itu orang yang lucu.

"Udah nyampe deh di rumah. Aduh anak bunda kasian banget. Sini bunda obatin lagi lukanya biar cepet sembuh besok." Kata Bunda.

"Gak apa-apa mah..eh bunda.. Aji bisa sendiri kok."

"Ih udah sini jangan malu-malu biasanya juga bandel sampai luka. Biasanya ngomel-ngomel kalau diobatin." Dengan hati-hati Bunda yang sudah membuka kota P3K dan mengoleskan obat merah khusus pada beberapa luka di tubuhku.

"Emmm...makasih banyak Bunda." Kataku

"Aih tumben anak bunda bilang makasih. Biasanya juga cemberut aja kalau begini tuh. Udah dewasa ya anak bunda."

"Iya mungkin bunda." Jawabku yang menatap lekat wanita pertengahan usia empat puluhan itu.

Aku lalu menutup mata menikmati sensasi pedih tapi lembut dari kapas yang dioleskan di beberapa bagian tubuhku yang terluka. Sudah lama sekali aku tidak merasakan ini.


.......



Pov Ajisaka



Setelah hampir lebih dari tiga puluh menit perjalanan akhirnya kami sampai di rumah Juna. Ah tidak rumahku sekarang sampai waktu yang tak ditentukan. Lalu selama diperjalanan kami semua sangat canggung. Mamanya Juna sama sekali tidak berbicara dan hanya menanggapi seperlunya saat ditanya oleh supir taksi.

Kemudian saat turun, beliau meminta bantuan dari bapak supir taksi untuk membantu memapahku ke dalam rumah.

"Pak, tolong bantu anak saya jalan ya ke rumah. Badannya lagi luka-luka." Suruh mamanya Juna.

"Oh, iya baik bu." Jawab supir itu menurutu permintaan mamanya Juna, lalu membantuku berjalan sampai ke dapur rumah.

Setelah membantuku duduk di kursi supir itu pamit pergi. Mamanya Juna terlihat jengkel dan lelah bahkan saat daritadi berada di sekolah. Aku yang merasa tidak enak mencoba untuk meminta maaf.

"Emm..ma, aku minta maaf karena udah bikin keributan." Kataku.

"Juna. Mama lelah. Mama sampai bawa semua kerjaan mama ke rumah. Obati dirimu sendiri, makan siang yang sudab mama sediakan tadi pagi, lalu istirahatlah di kamar. Mama mau mengerjakan kerjaan mama dulu di kamar. Jangan ganggu mama sampai waktu makan malam. Nanti kita delivery saja." Mamanya Juna pergi meninggalkanku sendirian di ruang makan.

Aku menuruti apa yang disuruh mamanya Juna. Aku membuka kotak P3K dan mulai mengobati lukaku sendiri. Sangat terasa perih saat aku mengoleskan obat ke tubuhku yang luka.

'Jadi kangen bunda...' Teriak batinku.










TBC...

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang