37. Jadi, Kaesangga ...

3.8K 283 19
                                    

Kesayangan Papa Janu dan Mama Nada

Kesayangan Papa Janu dan Mama Nada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Aku mau kita tinggal bertiga."

Mata Nada sontak membulat. "Maksud, Mas?"

Menghela napas dalam-dalam seolah mengumpulkan keberanian, sudut mata Janu melirik Eila yang menatapnya serius sebelum ia hunuskan lagi fokusnya ke Nada. "Kamu dan Eila tinggal di apartemenku. Maksudnya ... di kamar yang berbeda. Biar aku bisa siaga jagain Eila."

"Nggak harus dengan cara seperti itu, Mas," tolak Nada, halus. "Mungkin buat Mas tinggal seatap tanpa ikatan adalah hal yang wajar, tapi maaf, enggak buatku, Mas."

"Aku ngerti maksudmu," balas Janu.

"Udah ya, stop bahas ini," tukas Nada, membuat Janu bungkam seketika. Ia sendiri pun bingung, kenapa tiba-tiba ia tidak ingin jauh dari Nada. Well, jika sebelum bertemu lagi dengan mantan istrinya, Janu pernah bilang "Inez lah alasan Janu bahagia" maka sekarang ia ubah narasi tersebut. Sebab makna yang dimaksud pun berbeda konteks.

Pasca mendapat informasi mengenai kematian kakeknya, Janu mengincar Inez sebagai jembatan untuk membalaskan dendam keluarganya pada Indra Atmaja. Dan membuat Inez bertekuk lutut padanya adalah kebahagiaan, karena dengan begitu akan lebih mudah untuk ia menghancurkan gadis itu. Tapi ... kadang ada masa dimana ia berpikir ulang.

Inez memang bagian dari keluarga Atmaja.

Tapi Inez bukan pelaku pembunuhan kakeknya.

"Bociiiil!" sambut Nara yang duduk di kursi teras bersama Yogas.

"Yoyoooo!" Eila berangsur turun, berlari menghampiri calon pamannya. Gadis kecil itu menghambur ke pelukan Yogas yang dengan senang hati menangkap tubuh mungilnya. Eila berdiri diantara kedua paha Yogas. "Yoyo, Eya sudah sembuh. Eya ... nghh ... nghhh ... disuntik sama Bu Doktel, tapi Eya tidak menangis. Kata Papa, sudah besal, tidak boleh cengeng."

"Wih, hebat!" puji Yogas, tulus.

"Heh, bocil!" seru Nara, sewot. "Kan tadi yang manggil gue, kenapa larinya ke pacar gue?"

"Titi," panggil Eila, tak menghiraukan gerutuan Nara. "Tadi mamanya Jimin ke lumah sakit, nengok Eya."

"Ha?" Nara melongo. "Maksud you?"

"Titi pacalnya Jimin apa Jungkook?" Eila membelokkan topik, mulai random.

"Mulai!" Nara menepuk jidat.

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang