Chapter 9

258 21 1
                                    


Sesampai di kamar New, Zee membaringkan New di ranjangnya.

" New apa aku panggilkan dokter saja kau terlihat tambah pucat, ucap Zee khawatir.

" Tidak usah Zee aku akan minum obat dan istirahat saja, jawab New tersenyum.

" Kau yakin, ucap Zee.

" Ya Zee, boleh aku minta tolong Zee, ucap new.

" Apa New, jawab Zee.

" Tolong ambilkan obat di lemari itu, ucap New sambil menujuk lemari pojok yang terlihat ada ada kotak obat.

Zee pun mengambil obat itu dan memberikannya pada New.

" Khop phun na Zee, ucap New.

" Sama2 New ya sudah kau istirahat aku akan pulang, ucap Zee.

" Zee bisa kau temani aku sebentar sampai aku tidur, ucap New menatap Zee.

" Ya sudah aku temani dan kau harus tidur sekarang, ucap Zee sambil menarik selimut lebih tinggi hingga ke dada New.

New pun memejamkan matanya Zee duduk di tepi ranjang New menatapnya dengan penuh sayang.

Zee ingin sekali mengatakan perasaannya tadi tapi entah mengapa itu sulit dan masih terganjal akan New yang baru saja di tinggalkan oleh Love tunangannya.

Tak lama New akhirnya tertidur lelap Zee memegang dahi New yang mengeluarkan keringat dinginnya hingga tadinya Zee berniat pulang menjadi mengurungkan niatnya itu.

Zee menyuruh maid mengambil kompresan untuk New, Zee pun mengurus New yang sakit, New terlihat menggigil dan mengigau.

" Jangan, tolong, jangan, hiks hiks hiks, racau New menangis.

" Ssttt, tenang New, ucap Zee sambil memeluk New.

Zee merasa sedih melihat New seperti ini, dirinya tahu New memang terlihat kuat tapi didalamnya dia begitu lemah dan takut, Zee semakin merasa ingin menjaga New.

" New aku berjanji akan menjagamu mulai sekarang dan aku berjanji akan ikut membalaskan dendammu pada semuanya yang telah menyakitimu, gumam Zee.

New semakin mengeratkan tubuhnya di dalam pelukan Zee. Zee mengelus lembut punggung itu hingga New tertidur pulas lagi.

Setelah New sudah pulas kembali Zee mendudukkan dirinya di sofa yang berada tak jauh di samping ranjang New. zee menyandar dirinya di sofa dan tak lama dirinya tertidur disofa itu.

Hari sudah pagi Zee sudah bangun terlebih dulu dan meminta maid membuat bubur untuk New, setelah itu dirinya memeriksa New dengan menyentuh tangannya di dahi New untuk merasakan suhu tubuhnya.

" Syukurlah demamnya sudah turun, ucap Zee sambil mengelus surai New kesamping.

Tak lama bi ja datang dengan membawa nampan di tangannya.

" Khun ini buburnya, apa Tuan muda masih demam, tanya Bi ja.

" Sudah turun bi, jawab Zee.

Bi ja pun mengangguk dan pamit keluar untuk mengerjakan tugasnya.

Zee membangunkan New lembut.

" New, ucap Zee lembut.

" New bangun dulu kau harus makan dan minum obat lagi, ucap Zee membangunkan New.

Tak lama pun New membuka matanya pelan, sedikit pening di kepala New.

New memegang kepalanya ketika mencoba bangkit.

" Kenapa New apa kepalamu pusing, tanya zee.

New tak menjawab hanya menganggukan kepalanya. Zee membantu New untuk duduk dan menyandarkan agar nyaman, New menatap Zee dengan dalam.

PENGACARA ZEE PRUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang