CHAPTER 2

51 0 0
                                    

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR AGAR KALIAN MENDAPATKAN NOTIFIKASI DARI AKU

Happy Reading All ❤️

****

Terlahir menjadi anak tunggal membuat aruna selalu merasa kesepian apalagi akhir-akhir ini papanya sering bolak balik ke luar kota untuk menyelesaikan proyek pembangunan hotel miliknya. Papa aruna adalah seorang arsitek dan pengusaha sukses di bidang properti.

Selesai belajar aruna berniat pergi ke minimarket untuk membeli stok cemilan namun saat melihat ke arah jendela sepertinya sebentar lagi akan turun hujan, langit malam ini gelap tidak ada satupun bintang yang bersinar. Setelah mengamati langit malam ini aruna buru-buru mengambil sweater dan kunci mobil ia akan tetap pergi ke minimarket.

" non aruna malam-malam mau pergi ke mana " tanya art-nya

" aruna mau pergi ke minimarket bi " jawabnya

" kayaknya bentar lagi mau turun hujan non " tanya art-nya lagi khawatir jika nanti aruna kenapa-napa

" tadi hujannya udah aruna telfon katanya ngga bakal turun hujannya "

" bisa aja non aruna "

Sambil menyalami tangan bi ira aruna tidak lupa menawarkan sesuatu " bibi mau nitip ngga biar aruna beliin sekalian "

" bibi nitip satu "

" apa bi "

" jangan lupa hati-hati " pinta bi ira kepada aruna

" siap laksanakan "

Bi ira sangat menyayangi aruna seperti anaknya sendiri karena dari kecil dirinya lah yang merawat saat papanya bekerja, walaupun aruna anak dari majikannya namun aruna selalu bersikap sopan pada orang yang lebih tua dan tidak pernah memandang sesorang dari status sosialnya. Maka jika terjadi sesuatu pada aruna ia akan merasa khawaitir, bagi aruna dan papanya bi ira bukan hanya sekedar art di rumahnya namun sudah mereka anggap seperti saudara sendiri. Lama bekerja di rumah aruna membuat bi ira tahu kehidupan keluarga aruna.

****

Hujan salah satu rahmat tuhan yang harus kita syukuri. Bagi beberapa manusia saat hujan turun adalah waktu yang paling tepat untuk mengingat momen-momen yang sudah pernah ia lewatkan dengan orang tersayang, kenangan yang mungkin tidak akan pernah bisa ia ulang kembali.

Aruna merutuki dirinya yang pergi saat langit sudah memberikan tanda-tanda akan turun hujan namun dirinya tetap memilih keluar rumah, langit yang hitam belum tentu akan hujan pikirnya. Kali ini tebakannya salah justru dirinya terjebak hujan, berdiri bersama dengan orang-orang yang sedang meneduh di depan minimarket. Memandang hujan yang turun cukup deras untung saja dirinya memakai sweater, aruna bisa saja menerobos hujan tapi ia selalu ingat pesan papanya jangan mengendarai kendaraan saat hujan lebat karena bisa mengakibatkan kecelakaan lebih baik menunggu sampai hujannya mereda.

Ia jadi rindu papa bear ( sebutan sayang aruna pada papanya ) sedang apa sekarang beliau apakah sudah makan atau masih bekerja, papanya sangat gila kerja tapi yang aruna salut dari papanya adalah sesibuk apapun ketika aruna membutuhkan dirinya ia akan selalu ada untuk aruna. Aruna masih ingat dulu ketika papa bear berada di luar kota dan mendapat kabar jika dirinya masuk rumah sakit hari itu juga beliau pulang dan membatalkan meetingnya. Dalam keadaan apapun papanya tidak akan pernah meninggalkannya. Bagi aruna papa bear adalah malaikat di hidupnya, aruna berharap papa bear tetap sehat agar bisa selalu berada disisinya sampai ia menemukan sosok laki-laki yang sama seperti papanya.

Aruna tersadar dari lamunan saat orang yang berada di sebelah mengajak dirinya mengobrol

" konon katanya kalau hujan terus ada orang yang melamun bakal kesambet setan " ujarnya

DallianceWhere stories live. Discover now