CHAPTER 4

25 0 0
                                    

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR AGAR KALIAN MENDAPATKAN NOTIFIKASI DARI AKU

Happy Reading All ❤️

****

Sesuai dengan alamat yang Issac kirim mereka sampai didepan bengkel, Issac yang melihat Aruna melambaikan tangan memberi tahu untuk langsung masuk

" gue kira lo bakal nyasar run " kata Issac

" ngga dong oh ya kenalin temen gue " Aruna menyikut Aretha untuk memperkenalkan diri

Aretha yang sejak tadi diam menatap cowok di depannya tidak menyadari kalau Aruna menyikutnya " eh kenapa run "

Aruna sepertinya harus bersabar jika berada di dekat Aretha apalagi sekarang didepan sahabatnya berdiri seorang laki-laki yang selama ini hanya ia pantau lewat sosial media jangan tanya jika Aretha tahu semua sosial media Issac itulah salah satu kelebihan perempuan jika sudah mengetahui nama orang yang kita suka akan berubah menjadi detektif dadakan melebihi FBI jangankan sosial media alamat rumah, nama orang tua akan ia cari sampai dapat

Issac tersenyum ramah kepada Aretha mengulurkan tangannya memperkenalkan diri " gue Issac temennya Aruna "

Jantung Aretha sepertinya akan copot tolong siapaun panggilkan ambulance sebelum dirinya pingsan senyum Issac begitu indah di matanya dan akan menjadi favorit setiap kali melihatnya

Aretha membalas uluran tangan Issac " Aretha " saat tangan keduanya bersentuhan ada perasaan senang yang menjalar kehatinya sepertinya dirinya tidak ingin melepaskan genggaman itu mau di genggam setiap hari batin Aretha

Pekerja bengkel menghampiri mereka memberitahui jika mobilnya sudah selesai diperbaiki

" Makasih "

" mau langsung balik run " tanya Issac

" iya udah sore "

" mampir ke café depan dulu gimana ngobrol-ngobrol udah lama kita ngga ketemu " ajak Issac

" iya run ngga papa belum malam kan masih sore " bujuk Aretha ini adalah salah satu cara agar bisa dekat dengan Issac walaupun mengorbankan Aruna

" bener kata Aretha bentar doang kok "

" ya udah ayo " akhirnya Aruna menerima ajakan Issac walaupun ada sedikit paksaan dari sahabtnya

Aruna mengendari mobil sendiri mengikuti Issac di belakang mobilnya ada Aretha yang juga mengendarai mobil. Sampai di depan pintu café terlihat banyak pengunjung yang datang dan juga tidak ada kursi yang kosong semua sudah terisi hanya sisa tiga kursi kosong tapi sudah ada orang yang mendudukinya

" balik aja gimana udah penuh " usul Aruna

Aretha tidak ingin melewati kesempatan langka ini untuk bisa dekat dengan Issac dengan rasa keberanian yang ada dalam dirinya ia berjalan ke arah meja kosong yang hanya di tempai satu orang untuk ikut bergabung bodoamat walaupun mereka tidak saling kenal yang paling penting dirinya bisa berlama-lama dengan Issac

" permisi boleh ngga gue sama temen-temen ikut gabung disini " ucap Aretha sopan

Belum mendapatkan izin dari pemilik meja Aretha sudah duduk terlebih dahulu dan memangggil dua orang yang datang bersamanya

" Aruna Issac sini lo berdua ngga pegel apa berdiri terus "

Aretha seperti mengenal laki-laki yang duduk satu meja dengannya tapi ia lupa dimana saat Aruna dan Issac duduk cowok pemilik meja melepas masker " loh Riguel wah kebetulan yang tidak pernah kita duga " kata Aretha

" siapa yang ngizinin lo semua duduk disini " ketus Riguel

Aretha meringis mendengar kalimat yang baru saja dikatakan Riguel tapikan dari pada dia sendiri lebih baik ramai-ramai apalagi mereka satu sekolah kan jadi saling mengenal, Aruna berdiri berniat ingin meninggalkan meja namun belum berjalan suara Aretha sudah mengintrupsinya untuk duduk kembali

DallianceWhere stories live. Discover now