“Aku pulang!” seru Mina saat memasuki rumahnya.
“Bagaimana harimu di sekolah, sayang?” tanya Nyonya Myoui.
“Tidak ada yang spesial, Bu.” ucap Mina mengangkat kedua bahunya dengan cuek.
“Seperti biasanya, ya.” Ibunya terkekeh melihat ekspresi putrinya.
“Oya, Bu. Aku melihat sepatu Jeongyeon di pintu, apa dia ada disini?” ucap Mina dengan wajah bersemangat.
“Ya, dia ada di kamarmu. Sedang memperbaiki PC-mu.”
“Ah, benarkah?” ucap Mina senang sambil berjalan terburu-buru menuju lantai atas kamarnya.
Jeongyeon adalah tetangga Mina, yang tinggal hanya bersama ayahnya. Semalam, Mina memberitahu Jeongyeon lewat chat bahwa PC milik Mina tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik. Dan sekarang, Jeongyeon sudah berada di kamar Mina dan duduk di meja belajarnya menatap LCD monitor tanpa berkedip.
Jeongyeon bisa memperbaiki hampir semua elektronik, kendaraan, bahkan hati Mina. Ia selalu ada untuk Mina semenjak Mina berumur lima tahun. Bahkan Jeongyeon selalu berada didekat Mina pada saat kejadian buruk sekalipun, seperti saat pertama kali mereka bertemu.
“Kau memiliki gejala psikosis, delusi, dan halusinasi. Kau tertawa sendiri saat tidak ada seseorang yang membuat lelucon ataupun tertawa bersamamu.” ucap Jeongyeon dengan wajahnya tanpa ekspresi.
“Dasar robot bodoh.” gumam Mina memberikan tatapan mautnya pada Jeongyeon.
Jeongyeon menatap Mina yang berdiri di dekat pintu. Setiap kali Mina mengatakan bahwa Jeongyeon adalah robot, Jeongyeon selalu memberikan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan.
“Apa kau sudah memperbaiki PC-ku?” ucap Mina mengalihkan topik.
“Sistemnya macet dan adanya layar biru karena kau menginstal game yang tidak cocok untuk PC-mu.”
“Dan proccesor nya menjadi terlalu panas karena penggunaan CPU yang berlebihan. CPU nya kurang bertenaga dengan jumlah intruksi yang didorong game, sehingga berjalan pada 95% terlalu lama.” ucap Jeongyeon menjelaskan tanpa henti.
Mina menepuk keningnya,
“Hah, seharusnya aku tidak bertanya padanya.”
“Oke-oke, aku cukup mengerti.”
“Saya sudah menemukan solusinya. Jadi sekarang kau masih bisa bermain game tanpa kepanasan.” ucap Jeongyeon menoleh ke layar monitor.
“Ya, terima kasih.” ucap Mina tersenyum lebar.
Jeongyeon bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Mina,
“Eh?” kaget Mina saat Jeongyeon memegang tangan kanan Mina.
“Kau baru pulang sekolah, saya tahu kau pasti lelah. Berbaringlah.” Jeongyeon membimbing Mina berbaring di tempat tidurnya.
“Apa kau mau jus stroberi atau apa? Saya bisa mengambilkannya untukmu.” ucap Jeongyeon yang hendak bangkit, namun Mina menahan tangannya membuat Jeongyeon duduk kembali.
“Jangan pergi. Aku hanya membutuhkanmu disini di sampingku.” ucap Mina menyandarkan kepalanya di bahu Jeongyeon.
Mina selalu ingin bersama Jeongyeon. Ia begitu lembut dan hangat. Saat Mina tersenyum, Jeongyeon membalas tersenyum. Saat Mina berbicara, Jeongyeon selalu mendengarkannya dengan seksama. Ia memberikan Mina kenyamanan yang tidak bisa Mina dapatkan dari siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVOT [END]
Romance~JeongMi Story~ "Saya bukan manusia. Tetapi jika selalu bersamanya, apakah saya akan perlahan menjadi manusia seutuhnya?" Tag : 240723 # 1 - jeong # 1 - minari 010832 # 1 - myoui 030823 # 1 - jeongyeon ~MR